Alt Title

Pinjol untuk Pendidikan, Negara Kok Tega?

Pinjol untuk Pendidikan, Negara Kok Tega?

 


Negara harus hadir untuk menyediakan pendidikan

Pendidikan adalah hak dasar setiap warga negara, bahkan dinilai sebagai investasi peradaban masa depan

______________________________


Penulis Hanny N

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Dikutip laman CNN Indonesia (03 Juli 2024) Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy mendukung wacana student loan atau pinjaman online (pinjol) kepada mahasiswa untuk membayar uang kuliah.


Hal itu diungkap merespons dorongan DPR RI kepada Kemendikbudristek RI menggaet BUMN terkait upaya pemberian bantuan dana biaya kuliah untuk membantu mahasiswa meringankan pembayaran.


Pinjol untuk Pendidikan 

Fenomena pinjaman online mulai marak tatkala pandemi melanda dunia pun Indonesia. Pandemi menjadi sebab banyak sektor mengalami perubahan signifikan termasuk pendidikan. Seiring dengan tuntutan untuk belajar dari rumah, tak ayal kebutuhan perangkat digital dan akses internet semakin meningkat. Sayangnya, tidak semua siswa dan mahasiswa memiliki kemampuan finansial untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tercetuslah tawaran pinjaman online.


Pinjol atau pinjaman online awalnya dikenal sebagai solusi cepat untuk kebutuhan finansial mendesak. Namun kini platform pinjol mulai menawarkan layanan khusus untuk pendidikan, seperti membiayai pembelian perangkat belajar atau membayar biaya kuliah. Di satu sisi, hal ini dianggap sebagai upaya membantu mereka yang kekurangan. Namun di sisi lain, ada yang memanfaatkan kondisi sulit untuk meraup keuntungan.


Sebagaimana pernyataan pak menteri yang mendukung pembayaran kuliah melalui pinjol sebagai bentuk inovasi teknologi. Hal ini menunjukkan rusaknya paradigma kepemimpinan dalam sistem sekuler kapitalisme. Padahal sudah terbukt pinjol ini mampu merusak tatanan masyarakat dan sebagai bukti lepasnya tanggung jawab negara dalam penyediaan pendidikan.


Jika kondisi ini terus dibiarkan maka patut kita khawatir, mengapa?

Pro kontra terjadi terhadap pernyataan Menteri PMK tersebut. Hal ini juga berdampak semakin  meningkatnya fenomena pilu akibat pinjol, mulai dari perceraian hingga pembunuhan. Memang diakui pinjol dijadikan solusi dana cepat oleh masyarakat. Namun hakikatnya ini bukan solusi hakiki, sebab menimbulkan permasalahan yang lain.


Pinjaman online sering kali datang dengan bunga dan denda keterlambatan yang tinggi. Ketika siswa atau orang tua terpaksa meminjam untuk kebutuhan pendidikan, sejatinya mereka telah terjebak dalam lingkaran utang yang sulit dilunasi.


Banyak orang yang menggunakan layanan pinjol tanpa pemahaman yang cukup tentang implikasi finansialnya. Mereka mungkin tidak menyadari berapa besar bunga yang harus dibayar atau apa konsekuensinya jika gagal bayar.


Penghasilan yang tidak pasti dan sulitnya mencari pekerjaan juga membayangi para siswa atau mahasiswa kesulitan untuk melunasi pinjaman. Psikologis mereka terancam pasca mereka lulus dengan beban utang. 


Inilah bukti kemiskinan akibat diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme. Negara telah gagal menyejahterakan rakyatnya, termasuk penyediaan pendidikan bagi rakyat. Dengan menyetujui pinjol, berarti negara telah mendorong rakyat terjebak dalam keharaman riba. 


Islam Menjamin Pendidikan 

Dalam pandangan Islam, negara adalah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas rakyat dalam semua bidang kehidupan. Termasuk mewujudkan kesejahteraan dan komitmen dalam mencapai tujuan pendidikan. 


Islam mendorong para pejabat mampu menjadi teladan bagi umat. Pemimpin adalah pelaksana syariat dan menjaga rakyat untuk senantiasa taat pada syariat. Membangun dan memanfaatkan teknologi untuk mendukung tegaknya syariat.


Di sinilah pentinya peran negara. Negara harus hadir untuk menyediakan pendidikan. Sebab pendidikan adalah hak dasar setiap warga negara, bahkan dinilai sebagai investasi peradaban masa depan. Pemerintah memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa setiap anak bangsa bisa mengakses pendidikan tanpa harus terjebak dalam jerat utang.


Pemerintah dalam Islam akan menyediakan pendidikan secara gratis bagi semua rakyat tanpa membedakan ras, agama dan suku dengan kualitas yang bagus. Islam menyadari pentingnya pendidikan sebagai investasi peradaban masa depan. Oleh karena itu, pembiayaan pendidikan pun dialokasikan oleh negara yang akan diambil dari baitulmal. Islam pun akan terus menjaga agar sumber pendanaan pendidikan atau yang lainnya tidak berasal dari sesuatu yang haram. 


Akhir kata, pendidikan seharusnya menjadi jalan untuk meraih masa depan yang lebih baik, bukan jebakan yang membawa generasi muda dalam lingkaran utang. Negara seharusnya hadir untuk memastikan hal ini terjadi, bukan malah membuka jalan bagi pinjol untuk mengambil keuntungan dari kesulitan rakyat. Wallahualam bissawab. [EA-SJ/MKC]