Alt Title

Pinjol untuk Pendidikan, Solusi atau Masalah?

Pinjol untuk Pendidikan, Solusi atau Masalah?

 


Kapitalisme adalah sistem yang abai terhadap penjaminan kesejahteraan pendidikan untuk masyarakatnya

Sehingga cara pemikiran masyarakat dengan mudahnya menjadi rusak

____________________________


Penulis Widdiya Permata Sari 

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Komunitas Muslimah Perindu Surga


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Muhadjir Effendy seorang Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), menilai bahwa adopsi sistem pinjaman online (pinjol) melalui perusahaan P2P lending di lingkungan akademik merupakan bentuk dari inovasi teknologi.


Menurutnya sebuah inovasi teknologi dalam pembiayaan kuliah yang melalui sebuah akun pinjol sebenarnya menjadi peluang bagus tetapi sering kali disalahgunakan. (Tirto.id, 3/7/2024) 


Sangat miris ketika mendengar pernyataan-pernyataan tersebut yang keluar langsung dari mulut seorang pejabat yang berhubungan dengan bidang pendidikan. Dari sana sudah jelas bahwa telah rusaknya mindset pejabat dalam menangani urusan rakyatnya. 


Adapun faktor rusaknya mindset pejabat akibat diterapkannya suatu sistem kepemimpinan yang batil. Ketika sistem sekularisme kapitalis diterapkan menyebabkan pejabat tidak amanah dalam mengurus rakyat yang kelak diminta pertanggungjawaban di akhirat. 


Dalam sistem sekularisme kapitalisme memandang jabatan sebagai jalan untuk meraup sebuah keuntungan melalui adanya kerjasama dengan para pengusaha. Dengan begitu keberadaan sebuah negara bukanlah sebagai pengurus rakyat melainkan pendukung para pengusaha pinjol, sebuah perusahaan yang merusak rakyatnya. 


Bahkan realita ini membuktikan bahwa negara yang menerapkan sekularisme kapitalisme lepas tanggungjawab dalam mencapai tujuan sebuah pendidikan, bahkan negara tidak mau masyarakatnya mempunyai taraf pemikiran yang tinggi. Sehingga masyarakat selalu dikondisikan untuk sibuk mencari uang dan uang, bahkan mereka bangga melihat masyarakatnya hanya menjadi buruh dari para korporat berdasi. 


Maka inilah gambaran sekularisme kapitalisme. Sistem yang abai terhadap penjaminan kesejahteraan pendidikan untuk masyarakatnya. Alhasil dari penerapan sistem tersebut menghasilkan kemiskinan di lingkungan masyarakat makin tinggi, sehingga cara pemikiran masyarakat dengan mudahnya menjadi rusak. 


Terbukti dengan fakta saat ini mereka dengan mudahnya tergiur oleh pinjol sebagai dampak kemiskinan dan gagalnya negara dalam menyejahterakan rakyatnya. 


Sangat berbeda sekali dengan negara yang menerapkan sistem Islam dalam kepemimpinannya, di mana rakyat akan benar-benar diurus dengan baik. Bahkan masyarakat tidak akan dijadikan sebagai mangsa pasar bagi kaum kapitalis. Dalam sistem Islam rakyat akan benar-benar diperhatikan serta dipenuhi setiap kebutuhannya sesuai dengan sistem Islam. Sesuai dengan tupoksinya yaitu negara akan bertanggungjawab terhadap rakyatnya dalam semua bidang kehidupannya, karena sejatinya negara itu berjiwa raa'in sesuai dengan perintah syariat Islam. 


Sejatinya dalam pandangan Islam menyatakan bahwa dengan adanya pendidikan merupakan sarana untuk menghapus kebodohan serta membangun sebuah masyarakat yang berkualitas untuk mendorong kemajuan umat manusia. Tidak hanya itu dalam negara Islam layanan pendidikan diberikan secara gratis untuk semua kalangan masyarakat tanpa terkecuali. Baik itu masyarakat miskin, kaya, muslim, maupun kafir dzimmi. Bahkan dalam sistem Islam bukan hanya gratis tetapi akan disediakannya fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang sangat cukup bahkan memadai tanpa adanya kekurangan. Seperti halnya gedung-gedung sekolah, buku-buku pelajaran, laboratorium dan lain-lain. 


Tidak hanya menyediakan itu saja, mereka akan menyediakan tenaga pengajar yang ahli dalam bidangnya, dan akan memberikan gaji yang cukup untuk para guru dan pegawainya. 


Ketika negara memberikan skema seperti ini kepada masyarakatnya maka mahasiswa tidak akan pernah menggunakan pinjol hanya untuk membayar biaya perkuliahannya. Dikarenakan semua layanan pendidikan akan diberikan secara gratis untuk rakyatnya. 


Bukan hanya fasilitas saja yang diberikan oleh sebuah negara, negara pun harus memberikan pendidikan untuk rakyatnya yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam.

Wallahualam bissawab. [DW-GSM/MKC]