Sosok Bocah SD yang Surati Polisi
Opini
Generasi muda yang akan menentukan kehidupan bangsa ini 10-20 tahun ke depan
Generasi yang akan memegang tongkat estafet pembangunan, mereka yang akan mewujudkan wajah negeri ini menjadi baik atau buruk
____________________________________
Penulis Rukmini
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Seorang bocah SD bernama Ilham Ramadhan (8) menulis surat yang menyentuh hati jelang pembagian raport di SDN Cikuya 1 Desa Bandasari, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pasalnya surat tersebut ditunjukkan untuk polisi yang berisi permintaan ingin ditemani ambil raport.
Ternyata ada kisah pilu di balik surat itu, terungkap bahwa Ilham rupanya telah ditinggalkan sang ayah sejak ia berusia empat bulan. Awal mula surat itu sampai ke kepolisian adalah saat Kompol Galih Apria Polresta Bandung menjalankan program Goes to School dan bertemu wali kelas Ilham.
Sang wali kelas menyebut bahwa ada salah satu muridnya membuat surat untuk polisi. Diketahui, Ilham menulis surat saat wali kelasnya meminta seluruh murid menuliskan keinginan, harapan atau cita-cita. Mimpi Ilham agar rapornya diambilkan polisi akhirnya terwujud. Yang lebih menghangatkan hati kini Ilham disebut akan diangkat menjadi anak asuh sang polisi. (Tribun.jabar.id)
Berbicara mengenai generasi adalah berbicara mengenai wajah bangsa, mengapa demikian? Karena, generasi muda yang akan menentukan kehidupan bangsa ini 10-20 tahun ke depan. Generasi yang akan memegang tongkat estafet pembangunan, mereka yang akan mewujudkan wajah negeri ini menjadi baik atau buruk.
Kualitas generasi tidak hanya ditentukan oleh keluarga saja, tetapi mereka yang hidup di dalam sebuah masyarakat, berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Namun, kondisi generasi saat ini sangat memprihatinkan. Penyebabnya ada gempuran media yang merusak, membuat mereka bukan menjadi pribadi-pribadi kuat dan tangguh yang mampu menerima estafet kepemimpinan di masa depan.
Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan kemajuan bangsa. Melalui pendidikan masyarakat akan berpikir lebih maju, bermoral, melahirkan sumber daya manusia yang unggul dan peradaban gemilang.
Sayangnya, saat ini dunia sedang menerapkan sistem kapitalisme yang menjadikan pendidikan sebagai salah satu barang komoditas. Pendidikan tidak di posisikan sebagai layanan yang wajib disediakan negara bagi seluruh rakyatnya. Negara menyerahkan penyedia fasilitas pendidikan kepada pihak swasta yang tentu saja berorientasi untung. Negara berlepas tangan dalam tanggung jawab mengatur urusan rakyatnya. Pemerintah mengalihkan tanggung jawab ini kepada pihak swasta. Pada akhirnya makin mengokohkan berjalannya politik oligarki di negeri ini.
Jika ingin mengembalikan generasi ini menjadi generasi yang mulia dibutuhkan keluarga yang kuat dan bertakwa, orang tua yang matang siap mendidik buah hatinya.
Dalam pandangan Islam, pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting dan mendapat perhatian yang serius. Islam memuliakan orang-orang yang berilmu dan ditinggikannya derajatnya.
Dalam pandangan Islam pendidikan merupakan hajah asasiyyah (kebutuhan dasar) yang harus dijamin ketersediaannya di tengah-tengah masyarakat oleh negara. Negara wajib menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas tinggi bagi seluruh rakyat hingga pendidikan tinggi.
Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk kepribadian Islam dan membekali anak didik dengan sejumlah ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan urusan hidupnya. Selain itu, pendidikan bertujuan melahirkan para ahli dan spesialis di semua bidang kehidupan untuk mewujudkan kemaslahatan masyarakat. Mempersiapkan tenaga ahli yang diperlukan untuk mengatur urusan masyarakat seperti qadhi, ahli fikih, scientist, insinyur dan lain sebagainya.
Keberhasilan sistem Islam dalam membangun sains dan teknologi telah terbukti selama hampir 13 abad. Keberhasilan yang spektakuler ini tidak lepas dari visi misi pemerintah yang kuat, ialah negara yang menerapkan Islam secara menyeluruh. Wallahualam bissawab. [EA-Dara/MKC]