Alt Title

BBM Naik Harga, Rakyat Hidup Sejahtera?

BBM Naik Harga, Rakyat Hidup Sejahtera?




Kenaikan harga BBM ini dipastikan akan berdampak

pada kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok dan barang lainnya

______________________________


Penulis Dewi Jafar Sidik

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com. OPINI - Sejatinya, dengan pengelolaan yang benar, Indonesia mampu menyediakan BBM dengan harga yang murah dan terjangkau, karena cadangan minyak di negeri ini begitu besar baik yang sudah tereksplorasi maupun yang belum. Namun, mengapa harga BBM mengalami kenaikan lagi?


Diberitakan Pertamina akhirnya menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax di seluruh SPBU Pertamina pada Sabtu, 10 Agustus 2024. Harga Pertamax naik mengikuti kenaikan Pertamax Turbo yang sudah naik di awal bulan. (Liputan6.com, 11/8/2024)

Dilansir dari Kompas.com, 11 Agustus 2024. Sejumlah warga mengeluhkan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi Pertamax yang mulanya Rp12.950 per liter menjadi Rp13.700 per liter.

Kenaikan harga BBM ini dipastikan akan berdampak pada kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok dan barang lainnya. Sementara rakyat hanya bisa mengeluh dan pasrah menghadapi kondisi ini. Rakyat yang ada pada posisi sebagai pembeli/konsumen, mau tidak mau harus membeli BBM demi transportasi sehari-hari dan kebutuhan lainnya. Tidak ada pilihan lain, BBM akan tetap dibeli walaupun rakyat harus membelinya dengan harga mahal.

Ironi, kenaikan harga BBM bertepatan dengan bulan kemerdekaan Indonesia, bulan Agustus. Betapa kita belum merdeka secara hakiki karena untuk urusan BBM yang merupakan kebutuhan pokok, Indonesia yang sumber daya minyak bumi melimpah ruah menjual BBM dengan harga mahal sama seperti SPBU milik swasta.

Hal ini menunjukkan SPBU milik pemerintah dan swasta keduanya sama berposisi sebagai pedagang yang menjual BBM sesuai dengan harga pasar. Artinya, keduanya sama-sama fokus mencari keuntungan dan menargetkan laba dari hasil penjualan BBM, bukan untuk memenuhi kebutuhan rakyat secara cuma-cuma.

Naiknya harga BBM nonsubsidi merupakan buah dari penerapan sistem kapitalis yang menjadikan negara sebagai regulator. Konsekuensinya terjadi liberalisasi dalam pengelolaan SDA yang membuka peluang pada investor untuk mengelolanya. Pengelolaan demikian hanya akan menguntungkan para pemilik modal dan merugikan rakyat yang sejatinya pemilik SDA tersebut.  


Sistem kapitalis menjadikan negara tidak berfungsi sebagai raa’in (pengurus) bagi rakyatnya, tetapi sebagai alat pengatur yang hanya sebagai pembuat aturan. Berhubung aturannya dibuat oleh manusia, maka akan di pola sedemikian rupa untuk menguntungkan para penguasa beserta kroninya, dan tidak didesain untuk tujuan mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Demikianlah buruknya pengelolaan migas ala kapitalisme sehingga hanya menguntungkan segelintir para pemilik modal dan penguasa, sedangkan rakyat hidup dalam kesusahan. Sudah tambang migasnya dikuasai, rakyat pun harus membayar mahal agar bisa memperoleh BBM. Sungguh sistem ini telah membuat rakyat makin sulit mendapatkan kesejahteraan.

Oleh karenanya, kita butuh pengelolaan minyak yang benar, yaitu yang berasal dari aturan Islam. Semestinya rakyat tidak boleh tinggal diam atas kezaliman ini. Kondisi ini merupakan gambaran tercerabutnya keberkahan dari bumi dan langit sebagaimana yang Allah Swt. firmankan dalam QS. Al-A’raf ayat 96,

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”

Selama ini kita mendustakan ayat-ayat Allah Swt. yang diturunkan kepada Rasulullah saw.. Kita justru menggunakan aturan kapitalisme sekularisme yang sudah jelas jauh dari syariat Allah Swt.. Yang terjadi adalah tercerabutnya berkah dari tambang minyak yang ada di bumi ini. Minyak kita melimpah ruah, tetapi tidak memberikan kebaikan pada rakyat.

Islam hadir untuk menawarkan solusi atas masalah ini dengan mewujudkan pengaturan terhadap minyak bumi dan mengembalikan peran negara dan pemimpin seutuhnya sebagai pengurus rakyat dan penjaganya.

"Penguasa yang memimpin rakyat banyak adalah raa’in (pengurus) dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari)

Bentuk dari konsep penguasa sebagai raa’in (pengurus) adalah negara akan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyatnya, termasuk BBM. Negara juga akan mewujudkan jaminan pemenuhan itu dengan penerapan politik ekonomi Islam.

Negara adalah satu-satunya pihak yang diberi amanat untuk mengelola SDA milik rakyat untuk kesejahteraan rakyat. Ketetapan apa pun terkait BBM haruslah untuk mewujudkan kemaslahatan rakyat, tidak boleh menguntungkan segelintir pihak, apalagi sampai rakyat terzalimi.

Demikianlah solusi Islam yang akan menjamin pemenuhan kebutuhan BBM bagi seluruh rakyat. Sungguh peraturan yang paling sempurna karena datang dari Yang Maha Sempurna yakni Allah Swt.. Wallahualam bissawab. [SJ/MKC]