Alt Title

Bunuh Diri yang Bikin Ngeri

Bunuh Diri yang Bikin Ngeri


 

Sungguh jika pemuda dibentuk dalam suasana lingkungan Islam

maka pemuda tidak akan mudah mengambil solusi dengan cara yang salah

______________________________


Penulis Siti Rahmawati

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Tahun 2023, inisial EN Mahasiswa Udinus Semarang diduga bunuh diri. Di samping jenazahnya, ditemukan secarik surat berisi pesan kepada seseorang yang diduga pacarnya, karena masalah cinta.


Jumat 2 September 2022, seorang mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) Semarang bunuh diri dengan cara meloncat dari kamar 22 lantai 9 sebuah apartemen di Banyumanik. Korban berusia 19 tahun dan berstatus mahasiswi baru. Korban merupakan warga Taman Sari Persada Bogor, Jawa Barat.

Mahasiswa Fakultas Hukum Undip Semarang berinisial MFSP tewas bunuh diri dengan cara menggantung di pojok Lapangan Tembak 600 m, Kodam 1V Diponegoro, RT 001 RW 001 Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang, Semarang.

Lalu yang terbaru adalah peristiwa bunuh diri mahasiswi anestesi PPDS Undip. Bukan hanya terjadi satu kali di lingkungan kampus Kota Semarang. (Radar Semarang, 15/8/2024)

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah Swt.. Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Mereka seharusnya memiliki semangat untuk terus berkembang dan selalu mengupgrade dirinya menjadi lebih baik dan terutama bisa berguna bagi banyak orang.

Mahasiswa yang notabene sebagai orang terpelajar, harusnya bisa menyelesaikan permasalahannya dengan baik. Tetapi banyaknya kasus bunuh diri pada mahasiswa memperlihatkan bahwa mahasiswa sekarang tidak sedang baik-baik saja.

Semua menggambarkan kompleksnya permasalahan yang dihadapi. Semua erat kaitannya dengan sistem hidup yang dijalankan sekarang termasuk sistem liberal dan sistem pendidikan yang sekuler. Sistem ini gagal melahirkan generasi pemuda yang kuat. Mentalnya lemah, pikirannya tidak mendalam.

Menyoroti banyak kasus bunuh diri mahasiswa diduga dilatarbelakangi beragam faktor. Mulai dari persoalan asmara, depresi utang, pinjol, bullying, hingga tekanan dalam proses studi. Cara yang dilakukan untuk bunuh diri pun bermacam-macam, ada yang menyuntikkan obat bius, gantung diri hingga terjun dari gedung.

Memang kondisi generasi sekarang diserang terus-menerus dengan tontonan-tontonan bermuatan pesimisme, kedangkalan berpikir dan akidah, serta tayangan pornografi dan pornoaksi. Akhirnya tidak sedikit dari para pemuda mudah mengambil keputusan tanpa berpikir untuk masa depannya. Bergaul bebas dalam kesehariannya, dan instan menyelesaikan masalahnya dengan solusi bunuh diri.

Dalam Islam, pemuda menjadi panutan bangsa, pemuda harus ikut berperan dalam perubahan, dari kebatilan menuju kebenaran. Karena masa depan Islam ada di tangan pemuda. Oleh karena itu, tugas negara harus bisa membentuk para pemuda islam yang kuat dan berkepribadian Islam yang pola pikir dan pola sikapnya sesuai Islam.

Imam Syafi'i pernah berkata, "Hidupnya seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa."

Dengan ilmu dan takwa itulah Rasulullah berhasil mendidik dan membina para sahabat sebagai pejuang Islam yang tangguh. Pemuda menjadi peranan penting dalam fondasi peradaban Islam. Sungguh jika pemuda dibentuk dalam suasana lingkungan Islam, maka pemuda tidak akan mudah mengambil solusi dengan cara yang salah.

Pendidikan Islam yang berakidah Islam menjadi dasar dalam kurikulum sistem belajar mengajar. Negara akan menerapkan politik ekonomi Islam untuk mewujudkan pendidikan yang terbaik. Pembiayaan pendidikan dari pos Baitulmal, sehingga pemberian pendidikan bisa gratis secara merata ke seluruh rakyat.

Negara pun melakukan pembinaan Islam secara komunal, sehingga suasana keimanan lebih terasa dalam kehidupan masyarakat, karena negara menjaga pergaulan kehidupan rakyatnya. Pintu maksiat ditutup rapat dan memberikan sanksi yang jera bagi pelaku maksiat.

Dengan penerapan aturan Islam yang diterapkan secara sempurna, maka tidak ada kasus pemuda bunuh diri, karena negara menjamin nyawa setiap rakyatnya.

Berbeda dengan sistem sekuler, di mana kondisi nyawa umat Islam murah dan mudah melayang dengan banyaknya masalah yang mengimpit kehidupannya. Wallahualam bissawab. [SJ/MKC]