Alt Title

Dampak Banjirnya Industri Murah Cina, Ancaman Dalam Negeri

Dampak Banjirnya Industri Murah Cina, Ancaman Dalam Negeri

 


Negara menjamin iklim usaha yang kondusif dan aman untuk rakyat

Negara juga akan membuat kebijakan yang menjamin kesejahteraan rakyat sehingga memiliki daya beli tinggi dan edukasi sehingga rakyat bijak dalam konsumsi

_________________________


Penulis Melta Vatmala Sari

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Akhir-akhir ini Indonesia dan negara berkembang lainnya dibuat terlena juga terhanyut dalam buaian negara Cina dengan cara berinvestasi industri murah.


Hal ini membuat rakyat Indonesia tergoda dengan barang yang murah dan aman kantong. Meski barang yang diekspor oleh Cina ke Indonesia kualitas barang industrinya tidak bagus tetapi mereka pandai dalam membuat menarik barang tersebut hingga membuat masyarakat tergoda untuk membelinya melalui aplikasi seperti tiktok shop, shopee, tokopedia dll.


Berdasarkan fakta dalam berita sindonews.com. Janet Yellen, menteri keuangan AS dan Menkeu, menyatakan bahwa pasar negara berkembang, termasuk beberapa negara anggota G20, berbagi keprihatinan tentang over capacity industri Cina. Yellen juga mendorong agar Beijing mengubah model ekonominya.


Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Yellen menyatakan bahwa ada kekhawatiran tentang Cina yang berinvestasi terlalu banyak di pabrik dan membanjiri dunia dengan barang murah. Dia bahkan berpendapat bahwa tindakan Cina telah melampaui batas, dan G7 telah menaikkan tarif pada baja dan kendaraan listrik Cina.


Dampak bagi Indonesia

Ekonom senior BCA Barra Kukuh Mamia menjelaskan bahwa karena stok yang besar, perusahaan Cina mungkin melakukan "clearance sale" untuk mengurangi stok mereka. Mereka akan mengekspor barang mereka dengan harga diskon untuk mengurangi tumpukan stok mereka, yang pada gilirannya dapat menyebabkan inflasi pada barang impor Tiongkok. Menurut Barra, gudang Cina penuh, dan itu menyebar ke ekonomi global. 


Dia menjelaskan bahwa dis inflation memiliki dampak yang signifikan terhadap Indonesia, yang mengimpor produk Cina dalam jumlah besar. Dia mengatakan bahwa banjir produk murah Cina memang bagus untuk konsumsi negara importir tetapi bisa merugikan industri lokal dalam jangka panjang.


Negara Cina memanfaatkan aplikasi untuk menjual industrinya melalui e-commerce dan sejenisnya, ini berdampak pada produk UMKM. Banjirnya industri Cina dengan harga yang sangat murah melalui investasi menyebabkan banyak industri tekstil dan produk tekstil (TPT) telah gulung tikar sejak 2019 dan menyebabkan banyak PHK. Menurut Ristadi, presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), PHK dilakukan pada awalnya di pabrik TPT ini untuk meningkatkan efisiensi perusahaan.


Teori investasi sebagai solusi pengangguran terus-menerus diperdebatkan dalam ekonomi kapitalisme. Akibatnya, pemerintah mengundang investor asing saat terjadi PHK besar-besaran. Namun, bagaimana ini bisa menjadi solusi karena fakta bahwa industri tekstil selama ini bangkrut karena rendahnya daya beli masyarakat? Selain itu, investasi berkontribusi pada filosofi perusahaan. 


Situasi hari ini adalah buah dari Cina ASEAN Free Trade Area (CAFTA) yang berdampak buruk pada produk dalam negeri karena barang Cina lebih murah. Dengan tingkat kemiskinan yang tinggi dan literasi 'finansial yang rendah' kondisi ini juga memberikan dampak buruk pada individu .


Sistem Ekonomi dalam Negara Islam

Negara Islam menjalin hubungan luar negeri dengan cermat dan mengutamakan kepentingan rakyat dan negara. Kalaulah ada hubungan perdagangan luar negeri, negara tetap akan mengutamakan perlindungan industri atau dunia usaha rakyat. Negara menjamin iklim usaha yang kondusif dan aman untuk rakyat, negara juga akan membuat kebijakan yang menjamin kesejahteraan rakyat sehingga memiliki daya beli tinggi dan edukasi sehingga rakyat bijak dalam konsumsi.


Sayangnya, ketika negara menerapkan sistem ekonomi kapitalisme liberal, mereka justru membantu kepentingan korporasi. Pada akhirnya, peran negara sebatas mendukung kepentingan dan kesejahteraan negara kapitalis global. Padahal fungsinya adalah melayani kepentingan rakyat. Jika dalam sistem Islam fungsi pemimpin sebagai raa'iin (pengurus urusan rakyat) akan berjalan secara optimal. Jika negara menerapkan Islam secara kafah, termasuk mengatur industri perdagangan.


Mekanisme Islam mengatur perdagangan domestik dan internasional seperti ini:

Pertama, negara tidak akan menjadikan UMKM sebagai sumber perekonomian atau melarang secara mutlak bisnis mereka. Sebaliknya, negara akan membuat industri strategis berfungsi sebagai dasar kebijakan negara di bidang industri seperti alat berat, bahan baku, dan bahan bakar. Industri ini akan menyerap lebih banyak tenaga kerja daripada UMKM juga akan mengelola industri dalam negeri daulah sendiri tanpa campur tangan asing.


Selain itu, negara akan mengelola dan mengatur kekayaan alam milik umum, seperti tambang, minyak bumi, dan gas alam, dan mengembalikan hasilnya kepada rakyat. Dengan melakukan ini, negara akan memiliki sumber pemasukan yang signifikan.


Kedua, buku Politik Ekonomi Islam hasil karya Abdurrahman al-Maliki menjelaskan bahwa jual beli adalah bagian dari aktivitas perdagangan. Hukum terkait jual beli tidak berkaitan dengan harta, itu berkaitan dengan pemilik harta. Status hukum komoditas (perdagangan) bergantung pada pedagangnya. Apakah berasal dari dalam negeri atau negara kafir.


Ketiga, setiap pedagang warga negara berhak untuk berdagang di dalam negeri. Selama berdagang, mereka harus mematuhi syariat Islam. Termasuk mencegah penjualan barang haram, penimbunan, kecurangan dan pematokan harga.


Keempat, warga negara yang berdagang boleh mengekspor atau melakukan perdagangan internasional. Namun, jika ada barang ekspor-impor yang berdampak buruk atau membahayakan masyarakat, barang ini saja yang dilarang.


Kelima, negara akan mengenakan cukai pada negara kafir dan menarik cukai atas perdagangan mereka. Pedagang dari dalam negeri tidak akan dikenakan cukai atas barang yang mereka ekspor atau impor.

Wallahualam bissawab. [DW-GSM/MKC]