Alt Title

Edukasi Bahaya Geng Motor, Solusikah?

Edukasi Bahaya Geng Motor, Solusikah?

 


Kasus kriminalitas makin meningkat kuantitas maupun kualitasnya

faktor penyebabnya mulai dari kurikulum pendidikan, pola asuh di keluarga, kebiasaan di masyarakat, hingga tontonan yang menjadi sumber inspirasi kekerasan mudah diakses dan beredar luas tanpa ada pengawasan dari negara

______________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Polresta Bandung menggelar nonton bareng yang berjudul "Edukasi Polresta Bandung Meniadakan Geng Motor" di SMA Al Amanah, Ciwidey, Kabupaten Bandung yang dipimpin oleh Kasat Binmas Polresta Bandung Hasbi Ask Sidqie. 


Selain menonton juga memberikan penyuluhan tentang bahaya geng motor, film ini bertujuan untuk mengedukasi tentang bahaya geng motor di Kabupaten Bandung dan diharapkan dapat menginspirasi serta membantu dalam menjaga keamanan.


Selain itu, Hasbi juga mengatakan tiga langkah Polresta Bandung dalam menjaga keamanan, yaitu preemtif, preventif, dan represif, termasuk penegakan hukum. (TribunJabar.id, 01/08/2024)


Kasus kriminalitas makin hari makin mengerikan, bahkan meningkat kuantitas maupun kualitasnya. Saat ini upaya parsial terus dilakukan karena belum lama pembunuhan bermotif cinta dilakukan oleh sesama geng motor. 


Sebenarnya ada banyak faktor penyebab terjadinya kriminalitas, mulai dari kurikulum pendidikan, pola asuh di keluarga, kebiasaan di masyarakat, hingga tontonan yang menjadi sumber inspirasi kekerasan mudah diakses dan beredar luas tanpa ada pengawasan dari negara.


Inilah gambaran nyata kehidupan yang diatur oleh sistem memisahkan agama dari kehidupan, yakni sekularisme. Sudah seharusnya umat mencari solusi alternatif yang terbukti mampu melahirkan generasi-generasi mulia yakni sistem Islam. 


Daulah Islam adalah negara yang berlandaskan syariat Islam kafah, landasan setiap perbuatan semua orang yang hidup di bawah naungan Daulah Islam adalah keimanan dan hukum syariat.


Banyak upaya yang dilakukan agar mafahim (pemahaman), maqayis (tolak ukur) dan qanaat (penerimaan) masyarakat terutama anak-anak sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Upaya ini pun tidak lantas dibebankan kepada individu atau keluarga saja, melainkan juga dibebankan kepada negara. Syariat Islam memerintahkan agar keluarga sebagai benteng pertama untuk mendidik anak-anak mereka dan membentuk karakternya sesuai dengan syariat Islam.


Sementara dalam kehidupan masyarakat, Islam memerintahkan agar mereka senantiasa melakukan amar makruf nahi mungkar. Dalam sistem Islam, masyarakat akan memiliki kepekaan sehingga tidak segan-segan untuk saling menasihati, mengajak pada kebaikan, dan mencegah tindakan yang tercela.


Masyarakat tidak boleh abai terhadap permasalahan di sekitarnya, karena itu dalam sistem Islam semua bibit pelanggaran syariat mudah dideteksi, sebab masyarakat akan bertindak cepat untuk melapor kepada pihak berwenang tanpa menunggu kasus itu menjadi viral terlebih dulu atau setelah terjadi keburukan yang besar. 


Daulah Islam akan menerapkan sistem pendidikan Islam yang berbasis akidah Islam, sehingga terbentuk generasi-generasi yang memiliki kepribadian Islam. Tidak hanya itu, Daulah Islam memberi batasan konten media yang ditayangkan, adegan kekerasan, pembunuhan tanpa hak dan sebagainya jelas akan dilarang.


Kebijakan ini menghilangkan sumber inspirasi tindak kekerasan, sehingga fenomena kekerasan tidak akan muncul. Wallahualam bissawab. [DW-SJ/MKC]


Rukmini