Alt Title

Gen Z Menganggur, Islam Solusinya

Gen Z Menganggur, Islam Solusinya

 


Di dalam pemerintahan Islam, sumber daya alam (SDA) akan dikelola oleh negara secara mandiri

Dalam proses produksinya, akan banyak menyerap tenaga kerja sehingga masalah pengangguran pun akan terselesaikan

______________________


Penulis Umi Lia

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Member Akademi Menulis Kreatif


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Saat ini, ada sekitar 10 juta Gen Z yang menganggur di Indonesia. Mereka tidak bekerja, tidak sedang menempuh pendidikan formal, dan pelatihan persiapan kerja, atau not in education, employment, and training (NEET). Jadi bonus demografi yang dikampanyekan akan menjadi keuntungan pada tahun 2045, bisa berubah menjadi ancaman serius yang berdampak luas, jika masalah ini dibiarkan. (pikiranrakyat.com, 11/8/2024)


Sebelumnya, International Monetary Fund (IMF) mengemukakan, bahwa Indonesia adalah negara dengan pengangguran tertinggi se ASEAN. Sementara itu menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, bahwa ada sekitar 9,9 juta Gen Z yang masih menganggur. Mereka adalah anak-anak muda yang lahir antara tahun 1997-2012, yang berada pada usia produktif. 


Pengangguran Gen Z sebanyak 9,9 juta yang tidak terserap sektor ekonomi, jika  dipilah menurut gendernya, terdiri dari 5,73 juta perempuan, dan 4,17 juta laki-laki. Data ini ramai diperbincangkan, tetapi Menteri Ketenagakerjaan menganggap, bahwa problem tersebut muncul karena tidak sinkronnya antara kurikulum yang berjalan di dunia pendidikan dengan kebutuhan pasar. Sehingga pemerintah menyatakan akan memastikan membangun pelatihan vokasi yang link and match dengan pasar tenaga kerja.


Kaum Gen Z juga diminta agar bisa mengambil langkah-langkah proaktif untuk menyiasati sulitnya mencari kerja. Di antaranya dengan mengikuti kursus online, pelatihan, dan sertifikasi agar bisa memiliki keterampilan yang relevan dengan dunia kerja. Selain itu, untuk menambah wawasan, mereka bisa bergabung dengan komunitas profesional, menghadiri acara networking, dan aktif di platform jejaring sosial hingga bisa membangun koneksi.


Jika mereka punya modal, bisa juga mencari mentor yang dapat memberikan bimbingan, dan saran untuk ikut program magang kerja. Intinya Gen Z harus siap belajar dalam berbagai bentuk pekerjaan, dan bersikap terbuka terhadap setiap perubahan di dunia kerja.


Pendapat bahwa Gen Z menganggur karena tidak cocok antara pendidikan dengan lapangan kerja yang tersedia, ini terbantahkan. Ada yang luput dari perhatian pemerintah tentang problem dunia kerja saat ini. Misalnya, terjadi PHK secara massal di sektor industri yang menjadi basis pengembangan teknologi. 


Ditambah kondisi ekonomi yang lesu, berpengaruh pada menurunnya permintaan (demand) konsumen pada barang, dan jasa berimbas pada pengurangan jumlah tenaga kerja sebagai solusi. Artinya, adanya link and match dalam pendidikan tetapi tidak dibarengi dari aspek ekonomi, maka tidak akan ada perubahan. Pengangguran, dan PHK akan tetap menjadi problematika dunia bukan hanya Indonesia. 


Oleh karena itu, harus dibedakan antara persoalan utama yaitu konsep politik bernegara termasuk di dalamnya aspek pendidikan dengan masalah turunan lainnya yang timbul, seperti halnya dengan link and match pendidikan. Karena tujuan pendidikan bukan untuk bekerja, tapi memiliki visi untuk mewujudkan Indonesia Emas. 


Namun, sayangnya saat ini Indonesia menerapkan sistem kapitalisme-sekuler sehingga masih didikte oleh asing. Hal ini terlihat jelas dari keikutsertaan pemerintah dalam program ratifikasi SDGs bersama 193 negara lainnya. Sehingga politik yang dijalankan tidak mandiri, hanya mengikuti regulasi yang ada, mengikuti program ratifikasi. Salah satunya dalam bidang pendidikan tinggi, yang berakibat pada jutaan lulusan pendidikan tinggi tidak terserap ke dalam dunia kerja. Maka pertanyaan besarnya, ada apa dengan negara ini?

 

Di dalam sistem Islam, semua aspek didesain oleh negara untuk menunjang, dan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan untuk membangun peradaban. Dalam sistem Islam mustahil para pemuda tidak terserap dalam pasar tenaga kerja. Karena sistem ini merujuk pada metode untuk menyebarkan risalah Islam yang sesuai dengan perintah, dan larangan Allah Swt..


Metode penyebaran risalah Islam adalah dengan dakwah, dan jihadnya. Metode ini akan membutuhkan banyak SDM yang muda, dan produktif. Sehingga Gen Z yang melimpah pasti akan terserap ke dalam desain pembangunan negara yang menerapkan syariat Allah. 


Bidang pendidikan dalam Islam tidak didesain untuk menyiapkan pemuda masuk ke dalam dunia industri. Kalaupun ada, itu hanya salah satu pilihan saja. Itu pun jika mereka punya keinginan untuk turut andil di dalamnya. Sebenarnya, visi utama pendidikan dalam sistem Islam adalah menyiapkan manusia yang mempunyai kepribadian Islam yang kokoh. Ketika sudah masuk usia balig, dan mukalaf (orang yang sudah terbebani hukum syarak), mereka siap mengarungi kehidupan dengan struggle, kuat hati, dan mentalnya, serta serius dalam menjalani kehidupan.


Syariat Islam memiliki aturan yang sempurna untuk membentuk generasi yang diharapkan. Kaum perempuan akan dipersiapkan untuk menjadi ibu terbaik, sebab dari merekalah kelak akan lahir bibit-bibit  yang unggul, dan berkualitas yang bisa membawa pada perubahan. Sementara kaum laki-laki, juga dididik dengan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga yang kelak akan menafkahi diri, serta keluarganya.


Sistem Islam memiliki cara dalam menyelesaikan masalah pengangguran. Negara akan menyediakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya untuk rakyat. Karena ini tugas, dan tanggung jawab para penguasa. 


Ini didasarkan pada hadis Rasulullah saw.: "Seorang imam (kepala negara) adalah pemelihara, dan pengatur urusan rakyatnya." (HR Bukhari, 844)


Kemudian, dicontohkan pula oleh Rasulullah saw., beliau pernah memberi modal pada salah seorang kaum Ansor agar membeli kapak untuk mencari kayu bakar, sabda beliau saw.;

"Pergilah, dan carilah kayu bakar lalu juallah. Jangan kembali ke hadapanku kecuali setelah 15 hari. Setelah itu ia datang dengan membawa 10 dirham. Sebagian ia belikan baju, dan sebagian lagi makanan." (HR Ibu Majah, 2189)


Di dalam pemerintahan Islam, sumber daya alam (SDA) akan dikelola oleh negara secara mandiri. Dalam proses produksinya, akan banyak menyerap tenaga kerja sehingga masalah pengangguran pun akan terselesaikan. Di sisi lain, pendapatan negara juga akan melimpah sehingga tidak akan ada celah untuk berutang maupun keran investasi asing. 


Jika faktor ekonomi ini sudah mampu ditangani, maka sektor lain seperti  pendidikan yang berkualitas bagi rakyat pun bisa terlaksana secara merata, murah bahkan bisa gratis. Jadi persoalan pendidikan dengan problem "tidak link and match" antara pekerjaan, dan pendidikan solusinya bisa dengan mendirikan balai-balai latihan tenaga kerja. Dengan begitu tidak akan ada Gen Z yang putus asa dalam mencari kerja.


Alhasil, sebenarnya akar persoalan pengangguran pada Gen Z adalah akibat penerapan sistem kapitalisme, negara telah abai terhadap kewajibannya dalam menyediakan lapangan kerja. Maka satu-satunya solusi untuk hal ini adalah kembali kepada sistem Islam kafah yang akan diterapkan oleh sebuah institusi Khilafah. Khilafah akan menyolusi seluruh persoalan umat, termasuk pengangguran, dan kesejahteraan seluruh manusia di dunia ini. Wallahualam bissawab. [MGN-SH/MKC]