Alt Title

Kejutan Berujung Maut

Kejutan Berujung Maut

 

Kaum muslimin dilarang oleh Allah Swt., mengambil dan menerapkan tradisi atau budaya yang bertentangan dengan akidah dan aturan Islam

Dalam Islam tidak ada perayaan ulang tahun

______________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Baru-baru ini, Ketua OSIS berinisial FN (18 tahun) dikabarkan meninggal dunia secara tragis, akibat tersengat listrik setelah diceburkan oleh teman-temannya ke kolam. Tepatnya saat perayaan ulang tahunnya pada Senin, 8 Juli 2024, di SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. (tempo.co, 10/07/2024)


Budaya perayaan ulang tahun masih menjadi tren di berbagai kalangan usia. Dengan adanya kejutan-kejutan dari saudara, sahabat, orang tua, atau orang yang dikasihi menjadi hal yang sangat lumrah.


Akan tetapi, sebagai orang muslim seharusnya mengetahui bahwa Islam tidak pernah memberi contoh perayaan ulang tahun. Apalagi kejutan yang membahayakan, bahkan sampai menghilangkan nyawa.


Hal ini menggambarkan bahwa buah pendidikan kapitalisme sekuler telah gagal dalam menciptakan generasi unggul dan berilmu. Keberadaan akhlak, moral, dan tingkah laku generasi telah lepas kontrol. Sehingga banyak terjadi, orang yang pintar, sukses secara materi, tetapi lemah moral dan akhlaknya.


Kemajuan teknologi berperan banyak terhadap tingkah laku generasi. Alih-alih generasi menjadi cerdas karena teknologi, justru akibat buruknya makin jelas di depan mata. Berbagai tindak kejahatan yang ada di lingkungan sekitar, bahkan pemberitaan yang ada di berbagai media sosial sebagai sinyal bahwa pesatnya perkembangan teknologi berbarengan pula dengan rusaknya generasi.


Berbeda dengan Islam, dalam Islam tidak ada perayaan ulang tahun. Tidak ada dalil yang tercantum dalam Al-Qur’an ataupun hadis. Karena perayaan ulang tahun merupakan budaya dan tradisi kaum kafir. 


Kaum muslimin dilarang oleh Allah Swt., mengambil dan menerapkan tradisi atau budaya yang bertentangan dengan akidah dan aturan Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.,

Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)


Dalam Islam, sistem pendidikan sangat memengaruhi pola pikir generasi. Pendidikan Islam mengajarkan kaidah berpikir yang benar. Sehingga menghasilkan amal produktif, sebagai hasil pemikiran yang mendalam.


Negara memberikan pelayanan pendidikan yang berlandaskan akidah Islam. Sehingga mereka akan memahami tujuan amal perbuatan. Melalui aturan Islam, pola pikir generasi akan sesuai tuntunan syariat. Alhasil, generasi menjadi terarah dalam melakukan aktivitasnya, serta memikirkan konsekuensi dari perbuatannya.


Oleh karena itu, Islam sudah sangat terperinci dengan segala aturan yang bisa menjadi solusi terhadap problematika kehidupan di dunia. Aturan yang bersumber dari Al-Qur’an bukan buatan manusia.


Hanya dengan belajar dan mengkaji Islam secara kafah, serta menerapkannya dalam kehidupan adalah solusi hakiki. Wallahualam bissawab. [SH-SJ/MKC


Nining Andri Jayanti