Keluarga Kacau balau Akibat Ekonomi Kapitalis
Opini
Fenomena di atas bisa terjadi karena abainya negara mewujudkan kesejahteraan dan hilangnya peran negara dalam penyediaan lapangan kerja bagi para suami
Sehingga berpengaruh pada mental atau psikis seorang ibu atau sang istri
__________________
Penulis Sasa Putri EL Hakim
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah Islam Kaffah
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Di lansir dari Metrotempo.co, Medan, Jumat, 16 Agustus 2024 Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Medan Ajun Komisaris Madya Yustadi mengatakan bahwa, terbongkar adanya rencana transaksi bayi yang baru dilahirkan di sebuah Rumah Sakit di Kecamatan Percutseituan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada 6 Agustus 2024.
Bayi ini anak kandung dari anak salah satu pelaku yang ditangkap, akan dijual seharga Rp20 juta. Sang ibu beralasan karena himpitan ekonomi, menyebabkan dia tega melakukannya.
Ngeri banget, ya, kalo lihat zaman sekarang ini nyawa manusia seperti tidak berharga. 20 juta itu sebenarnya sangat kurang jika dihitung dengan kompensasi seorang ibu, untuk mengganti berat dan capenya 9 bulan mengandung, lelah dan sakitnya melahirkan, tidak bisa dinilai dengan nominal materi sebanyak apapun.
Pada satu sisi, banyak di antara pasangan suami istri yang susah mendapatkan anak, tetapi di sisi yang lain ada seorang ibu yang tega menjual anaknya.
Saat ini profesi menjadi seorang ibu tidak lagi diminati oleh sebagian perempuan di negeri ini. Padahal jika kita telaah dari segi agama, pahalanya sebagai seorang ibu tidak main-main, loh. Setiap aktivitasnya selalu mendulang pahala. Namun banyak yang mengeluh bahwa jadi seorang ibu itu monoton, capek, membosankan dan alasan menyesatkan lainnya. Sedih, ya.. Naudzubillah
Sebenarnya akar dari permasalahan ini apa? Apakah impitan ekonomi berperan penting di dalamnya?
Fenomena di atas bisa terjadi karena abainya negara mewujudkan kesejahteraan dan hilangnya peran negara dalam penyediaan lapangan kerja bagi para suami. Sehingga berpengaruh pada mental atau psikis seorang ibu atau sang istri. Tidak sedikit para laki-laki dan para suami yang tidak bisa memberi nafkah kepada keluarganya.
Salah satunya kisah seorang bapak yang tidak bisa menafkahi keluarganya, bahkan tidak memiliki rumah tinggal. Mereka tinggal di kolong jembatan. Salah satu dari anaknya lumpuh dan istrinya buta. Sang suami hanya berprofesi sebagai penjual obat-obatan, seperti paramax dll. Apakah mungkin dari penghasilan tersebut akan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga? Jawabannya jelas, TIDAK!
Miris banget liat-nya, sedih banget jadinya. Dan pemandangan seperti ini sering kita jumpai di dalam sistem kapitalisme saat ini. Katanya Indonesia sudah merdeka dari tahun 1945. Namun jika lihat fakta ini apa bisa dibilang merdeka? Apa yang membuat rakyat tidak merdeka seperti ini?
Memang paling bener jika sistem yang di pakai saat ini adalah sistem Islam yaitu Daulah Khilafah Islamiyah. Negara yang sejahtera dan tidak akan membuat bingung umat. Tidak akan pernah gagal karena sistem Islam itu pedomannya hanya pada Al-Qur'an. Aturan dalam Al-Qur'an tidak akan berubah sampai kapanpun. Islam mengatur semuanya, termasuk urusan rumah tangga. Suami akan memenuhi kebutuhan nafkah keluarga karena negara tidak abai akan hal itu. Negara akan berupaya membuka lapangan pekerjaan bagi setiap warganya, sehingga para suami bisa memberikan nafkah kepada keluarganya.
Islam pun akan selalu melindungi mental setiap umat terutama seorang ibu, agar tetap pada kodratnya yaitu ummu warobatul bait.
So.. kita bisa ikhtiar dari sekarang agar sistem Daulah Islam bisa segera tegak. Dengan cara terus berpegang teguh pada tali agama Allah dan mengikuti kajian intensif. Dari yang muda sampai yang tua mengaplikasikan apapun yang Rasulullah saw. contohkan dan yang Allah Swt. turunkan yaitu Kitabullah. Wallahualam bissawab [EA/MKC]