Alt Title

Kenakalan Remaja Tumbuh Subur dalam Sistem Sekuler

Kenakalan Remaja Tumbuh Subur dalam Sistem Sekuler

 


Ide kebebasan telah merasuk berbagai lapisan masyarakat termasuk kaum terpelajar

Hari ini orang bebas berbuat semaunya, tanpa memedulikan aturan agamanya

______________________________


Penulis Rosita

Tim Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kenakalan remaja kian hari makin mengkhawatirkan. Berawal dari candaan, coba-coba, berubah menjadi kebiasaan dan juga kriminal. Apalagi di era digital saat ini, di mana segala sesuatu dapat diakses dengan mudah. Maka tak heran, banyak instansi atau lembaga terjun ke lingkungan seperti sekolah untuk mengadakan penyuluhan-penyuluhan terkait kenakalan remaja ini.


Seperti yang dilakukan oleh Polresta Bandung Polda Jabar memberikan bimbingan dan penyuluhan (binluh) kamtibmas di lingkungan sekolah, dengan menemui pelajar di SMA Negeri 1 Cileunyi, Kabupaten Bandung.


Dalam giat kunjungan dialogis tersebut, Kapolsek Cileunyi Kompol Rizal Adam Al Hasan A.S., S.Pd., M.M. yang diwakili oleh Bhabinkamtibmas Desa Cibiru Wetan Aipda Ence Mulyana melaksanakan dialogis dengan siswa-siswi SMAN 1 Cileunyi, sekaligus memberikan bimbingan dan penyuluhan terkait kenakalan remaja.


Tujuan sosialisasi ini untuk memberikan pemahaman kepada pelajar tentang bahaya atau dampak dari kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba. Selain itu, mengimbau untuk saling kerja sama dalam menghindari perilaku menyimpang yang dapat merusak dan merugikan siswa/siswi, seperti bullying, tawuran atau tindakan yang menyalahi hukum. Polsek Cileunyi berharap kepada pihak sekolah dan siswa/siswi SMAN 1 Cileunyi bisa menjaga nama baik keluarga dan sekolah, serta dapat menjadi siswa/siswi berprestasi. (Jurnal polri, 16 Juli 2024)


Bimbingan dan penyuluhan sudah semestinya dilakukan oleh negara dalam rangka melindungi generasi. Namun sayang, tidak cukup hanya memberikan bimbingan dan penyuluhan (binluh) yang terbatas hanya di beberapa sekolah, tetapi negara seharusnya menelusuri akar penyebab masalah ini kenapa bisa terus terjadi, apa yang menjadi pemicunya.


Begitu pun dengan sanksi hukum, harus benar-benar diberlakukan dengan tegas sehingga membuat jera para pelaku dan tidak diikuti oleh generasi berikutnya. 


Maka bisa dipastikan penyelesaian yang tidak berawal dari akarnya, masalahnya akan muncul terus bahkan makin di luar nalar. Anak kelas satu SD bisa membunuh gurunya, anak baru sekolah SMP telah menjadi mucikari, perzinaan terus merebak di kalangan pelajar, dan seabrek permasalahan lainnya. 


Bila kita mendetili, maka penyebab utama kenakalan remaja adalah penerapan sistem kapitalis sekuler yang mengusung ide kebebasan (liberalisme). Kapitalisme yang mengedepankan kenikmatan jasadi, miskin visi akhirat telah membuat generasi hilang arah.


Sementara sekularisme yang menihilkan peran agama dalam kehidupan, menjadikan generasi tidak mampu membedakan salah benar, mana yang harus dilakukan, mana yang semestinya ditinggalkan. Ide kebebasan telah merasuk berbagai lapisan masyarakat termasuk kaum terpelajar. Hari ini orang bebas berbuat semaunya, tanpa memedulikan aturan agamanya.


Berbagai pemicu kenakalan remaja pun tidak dihilangkan. Pornografi-pornoaksi, tayangan kekerasan, mudah diakses siapa pun. Ternyata bukan hanya jadi tontonan, tapi sudah menjadi tuntunan. Narkoba, miras, tetap beredar. Itulah rusaknya sistem buatan manusia.


Walaupun telah nampak nyata menjadi pemicu kerusakan tidak akan diberhentikan. Sebab pijakan kapitalisme adalah keuntungan. Selama masih menguntungkan akan tetap ada. Solusi yang dijalankan hanyalah kulit luarnya saja agar dikatakan ada upaya. 


Negara bukan tidak menjalankan sanksi, tapi kasus bukannya berkurang malah terus bertambah dan kian mengkhawatirkan. Sanksi yang penentuannya berasal dari kecerdasan manusia, ternyata tak mampu walaupun hanya sekadar menghentikan kasus agar tidak bertambah. Tiap tahun kasus terus meningkat, tidak menimbulkan efek jera.


Diperparah lagi dengan kondisi saat ini, di mana kesenjangan sosial yang begitu kentara, yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap miskin. Menjadi salah satu pemicu perbuatan kriminal, seperti peredaran narkoba, prostitusi di bawah umur, mencuri, membunuh, semua tumbuh dengan subur bagaikan jamur pada musim hujan. 


Berbeda dengan sistem Islam. Dalam sistem ini semua sudah memiliki aturan yang tegas dan membuat efek jera bagi para pelaku dan masyarakat yang lain, termasuk kasus kenakalan remaja. Peluang untuk terjadinya kenakalan remaja ditutup rapat dalam sistem Islam.


Mulai dari memberlakukan kurikulum yang berlandaskan akidah Islam, mengawasi berbagai tayangan dengan ketat, tidak akan memberi izin terhadap produksi miras, mewajibkan menutup aurat bagi seluruh warga negara, mengarahkan pergaulan sesuai syariat, negara terus mengedukasi masyarakat untuk terikat syariat. Alhasil, generasi mendapatkan pendidikan dari rumah, masyarakat, dan negara secara sinergis saling mengokohkan. 


Selain itu lapangan pekerjaan dibuka seluas-luasnya, agar tidak ada yang mencari harta dengan jalan yang haram. Kalaupun ada yang melanggar, maka sanksi akan diberlakukan dengan tegas sesuai syariat. 


Yang tidak kalah penting diperhatikan adalah bagaimana negara menjamin agar ide-ide rusak tidak mudah masuk meracuni remaja. Begitu pun barang haramnya semacam narkoba. Hal ini ditunjang oleh para pemangku kebijakan yang kuat akidahnya, sehingga tidak mudah untuk disogok. 


Itulah kemampuan sistem Islam menghentikan kenakalan remaja. Ketangguhannya sudah teruji sepanjang sejarah peradabannya. Menghantarkan kemajuan ekonomi dan ketinggian akhlaknya. Maka tidak ada jalan lain kecuali kita kembali kepada solusi Islam bukan yang lain. Wallahualam bissawab. [SJ]