Alt Title

Maraknya Joki Tugas, Potret Rusaknya Sistem Pendidikan Demokrasi

Maraknya Joki Tugas, Potret Rusaknya Sistem Pendidikan Demokrasi

 


Era teknologi tentu juga memberikan ruang bagi perkembangan zaman dalam mengasah keragamannya

Mulai dari mudahnya akses belajar, sampai pada munculnya berbagai pekerjaan sebagai tujuan manusia, setelah berpendidikan dalam sistem kapitalisme

______________________________


Penulis Daun Sore

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Perkembangan zaman dan banyaknya informasi yang tertuang dalam pemikiran manusia, tentunya memberikan berbagai dampak positif maupun negatif. 


Dampak tersebut dapat terlihat dari bagaimana manusia memilah informasi dan hal-hal baru sebelum dinikmati menjadi sebuah tontonan. Akhirnya memunculkan dampak dari hasil yang  ditonton atau diikuti.


Era teknologi tentu juga memberikan ruang bagi perkembangan zaman dalam mengasah keragamannya. Mulai dari mudahnya akses belajar, sampai pada munculnya berbagai pekerjaan sebagai tujuan manusia, setelah berpendidikan dalam sistem kapitalisme.


Tak dimungkiri, tentu akan banyak muncul pekerjaan inovasi yang dikembangkan oleh Gen Z sebagai generasi yang memiliki kemampuan apik dalam hal kreativitas. Sayangnya, karakter Gen Z yang juga disebut sebagai strawberry generation serta kaum serba instan, menjadikan inovasi mereka berkembang pada sesuatu yang mudah, tetapi menghasilkan banyak materi.


Berbagai pekerjaan yang mudah dengan gaji lumayan membuat mereka menjadi generasi yang makin malas dan sulit mengembangkan potensinya, terlebih lagi jika usaha itu gagal.


Contoh umumnya adalah, terbukanya pekerjaan joki yang biasanya muncul di kalangan perguruan tinggi sebagai jasa mengerjakan tugas dan skripsi konsumen.


Walaupun sebagian sudah banyak terdapat di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Mahasiswa yang merasa sulit dan bisa jadi malas dalam mengerjakan tugasnya akan dengan mudah membayar orang untuk joki tugas. Penyedia jasa tersebut bisa temannya, bahkan sampai pada dosen yang menyebabkan banyak mahasiswa mengikuti hal itu. Ini membuat jasa perjokian menjadi banyak peminatnya.


Dulu, jasa joki ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tertutup agar tidak terlihat, meskipun hal ini sudah lama dilakukan. Sekarang joki sudah banyak dilakukan secara terang-terangan. Bahkan ada yang merangkak menjadi perusahaan yang sudah tersebar luas di berbagai daerah.

 

Dilansir dari kompas.com (25/7/2024), besarnya pasar joki tugas ini dibuktikan dengan adanya beberapa perusahaan berbadan hukum yang disinyalir bergerak di bidang perjokian. Salah satunya adalah 'Kerjainplis'.


Berdasarkan pantauan dari sumber yang sama, akun media sosial instagram Kerjainplis telah diikuti oleh lebih dari 300.000 orang dan tercatat pernah menggunakan jasa influencer terkenal untuk mempromosikan jasa mereka. 


Meskipun seluruh akun media sosial penyedia jasa joki tersebut sudah dihapus, tetapi hal itu dapat menjadi salah satu bukti dari ribuan potret buruknya sistem pendidikan Indonesia. Mengarahkan para pelajar agar berhasil meraih materi dunia.


Kurikulum yang terus berganti menyebabkan pelajar sulit mengikuti konsepnya. Belum paham dengan kurikulum satu, sudah berganti dengan kurikulum baru.


Terlebih, generasi Z yang hampir setiap harinya disuguhi tontonan yang membuat mereka nyaman dalam dunia rebahannya. Menjadikan karakter pemalas dan ingin serba instan muncul karena itu.


Gen Z yang tidak paham, akan makin malas. Pemahaman yang dihasilkan dari sistem pendidikan yang materialisme bahwa tujuan akhir proses pendidikan hanya agar mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar.


Terlebih dengan kurikulum baru yang lebih mengaktifkan murid daripada gurunya. Padahal memahami materi satu saja belum tentu bisa, apalagi jika tidak dijelaskan.


Siswa dan mahasiswa yang sudah terlanjur ingin instan akan sulit berhadapan dengan tugas dan proses yang panjang. Faktanya, malah akan membuat mereka stres seolah beban yang dipikul amat berat. Alhasil, mereka memilih membayar orang atau layanan joki untuk mengerjakan tugas mereka, bahkan mulai dari skripsi, tesis, sampai disertasi.


Belum lagi, biaya pendidikan yang makin hari makin naik menyebabkan para pelajar sulit fokus pada tujuan pendidikan sebagai lulusan berilmu. Fokus mereka terbagi antara belajar dengan biaya. Akhirnya menimbulkan kasus baru. 


Mahasiswa yang stres akibat biaya, tugas, dan sistem pembelajaran yang dinamis menjadikan nyawa sebagai taruhannya, rela melakukan pinjaman online sampai ke judi online. Bahkan ada yang rela menjual harga dirinya demi mendapatkan uang.


Bejatnya, bukannya melarang, para pejabat rakus justru menjadikan uang mereka untuk mendukung hal itu. Semisal mengajak mahasiswa melakukan pinjaman online dan yang semacamnya. Astaghfirullah.


Melihat keterpurukan dan kompleksnya masalah di negeri Konoha ini, menyebabkan masyarakat sampai sulit menentukan pemimpin. Karena nyatanya, seluruh calon pemimpin memiliki misi yang jauh dari tuntutan rakyat serta memiliki cacat bawaan masing-masing. Lantas bagaimana kerusakan yang beruntun setiap hari ini akan berhenti?


Tentu, dengan menjadikan Islam sebagai kunci dan solusi masalah di berbagai aspek mana pun. Baik sandang, pangan, papan, kesehatan, sampai pendidikan. Islam telah menyediakan jawaban akurat yang sesuai dengan problematika yang terjadi. Memfokuskan pada penyelesaian masalah sekecil apa pun tanpa iming-iming "janji". Islam bukan hanya sebuah agama yang berdiri untuk menentukan mana muslim mana bukan. Islam lebih dari itu.


Islam adalah sebuah sistem negara yang mampu mengubah seluruh kerusakan ke arah perbaikan dengan mengganti ulang, bukan dengan penambalan yang nantinya memunculkan masalah baru. Islam memberikan solusi tidak hanya lewat ucapan, namun dengan tindakan yang menyeluruh.


Islam memiliki aturan bernegara yang disebut Daulah Islamiyyah, yang di dalamnya memberikan wadah bagi seluruh masyarakat untuk meletakkan masalahnya agar tidak lagi menjadi beban hidup.


Islam tentu akan sangat menyejahterakan rakyat dengan sistemnya tanpa imbalan mempertimbangkan untung rugi. Negara Islam benar-benar menjadi wakil rakyat yang akan menyediakan seluruh kebutuhan masyarakatnya tanpa timbal balik. Menggratiskan segala kebutuhan umatnya dengan keadilan secara penuh karena kedaulatan bukan pada rakyatnya, melainkan penuh milik Allah Swt..


Islam akan memberikan arti solusi lebih daripada definisinya. Menyadarkan masyarakat sistem yang sudah ada tanpa membuat sistem baru dari manusia yang haus akan dunia. Namun, negara bersistem Islam tidak akan bisa didapati jika sampai sekarang pun kaum muslim terus berseteru satu dengan yang lain. Mempertahankan ego dan opini dengan tujuan memenangkan materi. 


Maka perlu kesadaran kolektif bagi seluruh kaum muslim untuk kembali kepada syariat Islam. Bagaimana sempurnanya Islam dalam memberikan jalan keluar tanpa masalah baru. Sudah menjadi tugas kita untuk terus bersama-sama menuntut ilmu, mengamalkan, dan mendakwahkan agar Islam dapat kembali didengar sebagai solusi ampuh segala permasalahan.


Mungkin sekarang solusi Daulah Islam sulit didengar dari mulut masyarakat. Namun jika kita bersatu dengan berikhtiar penuh tiada henti, maka yakinlah Daulah Islam akan muncul sebentar lagi. Wallahualam bissawab. [SM-SJ/MKC]