Alt Title

Muharram, Momentum Hijrah Menuju Islam Kafah

Muharram, Momentum Hijrah Menuju Islam Kafah

 

Sehingga di bulan Muharram yang mulia ini, tidak cukup dengan perayaan semu semata

Diperlukan hijrah secara menyeluruh dari sistem rusak saat ini

______________________________


Penulis Ummu Aidzul

Tim Media Kuntum Cahaya dan Tenaga Pendidik 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Tahun baru Islam telah tiba, seluruh umat muslim menyambut dengan sukacita.


Tidak terkecuali dengan masyarakat Kabupaten Bandung, Kecamatan Cileunyi, Desa Cileunyi Wetan yang melakukan berbagai perlombaan seperti lomba tahfiz, kaligrafi, pildacil, dsb. 


Termasuk juga santunan untuk anak yatim diadakan oleh Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda (GP) Ansor bersama pemerintahan Desa Cileunyi Wetan. Kegiatan berlangsung pada hari Ahad, 21 Juli 2024 lalu. (Jabar.nu, 24 Juli 2024)


Bulan Muharram yang merupakan bulan pertama dalam penanggalan hijriah merupakan bulan yang identik dengan kebangkitan Islam. Momen di saat Rasulullah saw. hijrah dari Mekah menuju Madinah setelah peristiwa Baiat Aqabah 1 dan 2.


Setelah baiat ke-2, persetujuan masyarakat Madinah mengangkat Rasul sebagai pemimpin dan menerapkan seluruh aturan Islam. Maka negara Islam tegak di kota Madinah.


Bulan Muharram juga termasuk ke dalam salah satu bulan haram selain Dzulkaidah, Dzulhijjah, dan Rajab. Di bulan ini dianjurkan untuk meningkatkan ibadah karena besarnya pahala yang akan diperoleh. Maka wajar masyarakat menyambut dengan penuh sukacita melalui berbagai perayaan.


Namun perayaan akbar ini hanya bersifat seremonial semata tanpa adanya perubahan kondisi masyarakat ke dalam kondisi yang lebih baik. Jika kita lihat kondisi umat Islam, makin lama kian terpuruk.


Kondisi saudara kita muslim Palestina yang sedang dalam genosida zionis, belum lagi di belahan bumi lain seperti India, Uighur, Rohingya, dan lainnya. Mereka berjuang untuk mempertahankan akidahnya.


Kondisi di dalam negeri sendiri, meskipun masih bisa beribadah dengan tenang, pun menutup aurat, dan menunjukkan identitas kemuslimannya, tetapi mayoritas masyarakat muslim Indonesia sedang dilanda kesulitan ekonomi yang teramat sangat.


Sulitnya memperoleh pekerjaan, harga pokok, dan kebutuhan hidup yang kian melambung tinggi. Sementara kekayaan alam negeri ini yang melimpah ruah justru dikeruk oleh korporat dan asing. Rakyat justru hidup sengsara, padahal negeri ini "gemah ripah loh jinawi".


Semua kesulitan hidup yang dialami umat Islam di seluruh belahan dunia ini diakibatkan oleh penerapan sistem sekuler kapitalis yang memisahkan agama dari aturan kehidupan. Sistem ekonomi kapitalisme mengizinkan sekelompok orang atau korporat, bahkan negara asing untuk menguasai sumber daya alam yang sepatutnya dinikmati rakyat.


Karena Indonesia merupakan negara pengekor Amerika, maka tidak mampu menolak penjajahan ekonomi yang dilakukan melalui jebakan utang yang makin menumpuk. Ditambah beban bunga yang membuat jumlah utang bertambah besar. 


Penderitaan muslim Palestina juga tidak kunjung berhenti akibat dukungan Amerika terhadap Israel. Akibatnya, kejahatan internasional itu terus dibiarkan. Para pemimpin negara muslim pun tidak mampu berbuat apa pun. Justru bergandengan tangan dengan negara penjajah tersebut.


Umat saat ini tidak memiliki junnah atau perisai yang melindunginya. Umat Islam harus bersatu di bawah satu kepemimpinan untuk menerapkan syariat dalam kehidupan. Inilah yang menjadikan umat terpuruk dalam segala aspek.


Kondisi ini sama seperti di masa jahiliyah dulu, tidak diterapkannya Islam dikarenakan tidak adanya kekuasaan yang mampu menerapkannya.


Agama dan kekuasaan adalah saudara kembar. Agama sebagai fondasi dan kekuasaan sebagai penjaganya. Sesuatu yang tidak memiliki fondasi akan roboh. Sesuatu yang tidak memiliki penjaga akan musnah. (Imam Al-Ghazali dalam kitab Al Iqtishad Fi Al I'tiqad)


Sehingga di bulan Muharram yang mulia ini, tidak cukup dengan perayaan semu semata. Diperlukan hijrah secara menyeluruh dari sistem rusak saat ini. Umat Islam harus bersatu menjadi one ummah kemudian berupaya menegakkan kembali negara Islam yang akan menerapkan seluruh aturan syariat, sebagaimana Rasulullah saw. dulu di Madinah.


Ketika umat telah bersatu dan terwujud negara Islam, kelak akan mampu mengusir Israel dari bumi Palestina. Selain itu juga akan menghapuskan penjajahan negara asing di bumi umat muslim.


Allah Swt. berfirman.,

"Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin." (QS Al-Maidah ayat 50)

Wallahualam bissawab. [SJ]