Naluri Ibu Hancur karena Sistem Kufur
Surat Pembaca
Hilangnya naluri seorang ibu yang tega menjual anaknya, disebabkan alasan ekonomi
Mencerminkan gagalnya sistem pendidikan yang tidak berhasil membentuk individu menjadi individu yang berkepribadian Islam
______________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Dikutip dari medan.kompas.com, (6/8/24), seorang ibu rumah tangga berinisial SS (27) ditangkap karena menjual bayinya Rp20 juta melalui perantara di Jalan Kuningan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan, Sumatera Utara. Awalnya petugas mendapatkan informasi dari warga bahwa, akan ada transaksi jual beli bayi di Rumah Sakit Daerah Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Mirisnya, transaksi jual beli ini dilakukan oleh ibu terhadap anak kandungnya. Kasus diatas, terjadi karena impitan ekonomi yang mengakibatkan akal sehat, dan naluri seorang ibu hilang. Naluri keibuan, yang seharusnya menjadikannya berjuang mati-matian untuk melindungi anak, tetapi ini malah sebaliknya. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya iman, dan tidak ada support yang kuat dari orang di sekitarnya.
Keimanan yang lemah, membuat seseorang akan berbuat sesuatu tanpa berpikir lebih dulu. Tidak memperhatikan standar halal, dan haram yang telah Allah tetapkan pada setiap perbuatan. Akhirnya, jalan apapun akan senantiasa ditempuh asalkan dapat mendatangkan manfaat. Selain itu, karena lemah iman telah menyebabkan beberapa ibu, tak mengerti kewajibannya sebagai seorang ibu, yakni sebagai ummu warabatul bait (ibu pengurus rumah tangga). Menjadikan seorang ibu, rela melakukan hal yang tidak patut dilakukan, terutama pada anaknya sendiri.
Kemudian, kurang support dari orang di sekitarnya, ini juga turut menjadi penyebab lain. Terutama impitan ekonomi yang menuntut ibu untuk berperan dalam mencari nafkah. Pada akhirnya seorang ibu yang seharusnya memiliki tugas menjadi pendidik anak, justru harus terjun mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya. Jika imannya lemah, seorang ibu dalam proses mencari nafkah akan menghalalkan segala cara.
Selain kedua faktor tersebut, ada faktor kuat lainnya yang menyebabkan hal ini terjadi, yakni abainya negara untuk memberikan kesejahteraan secara menyeluruh kepada rakyatnya. Contohnya, mahalnya harga semua kebutuhan pokok di pasaran, susahnya mencari pekerjaan bagi laki-laki. Yang mengakibatkan munculnya masalah ekonomi dalam rumah tangga yang tidak bisa dihindari. Seharusnya, negara berperan penuh dalam menyediakan lapangan kerja bagi laki-laki, sehingga mampu memberi nafkah untuk keluarganya.
Ditinjau dari beberapa kasus, hilangnya naluri seorang ibu yang tega menjual anaknya, disebabkan alasan ekonomi. Ini mencerminkan gagalnya sistem pendidikan yang tidak berhasil membentuk individu, menjadi individu yang berkepribadian Islam. Yang berakibat tidak adanya pemahaman pada individu tentang ketakwaan kepada Sang Pencipta, dan tidak bisa menentukan perbuatan mana yang diridai, serta yang dimurkai Allah.
Sungguh, Islam telah menetapkan bahwa peran negara adalah sebagai raa'in (pelayan) yang memiliki kewajiban untuk menyejahterakan seluruh rakyat. Negara akan mewujudkan hal tersebut melalui penerapan sistem ekonomi Islam. Dengan berbagai mekanisme yang sesuai hukum syarak, sehingga terwujud beragam kemudahan yang bisa diperoleh rakyat. Salah satunya, dengan kemudahan dalam mendapat pekerjaan.
Kemudian, Islam juga memiliki sistem pendidikan yang mampu membentuk kepribadian Islam pada setiap individu. Mulai dari usia dini sampai dewasa, akan memperoleh pendidikan Islam. Sistem pendidikan Islam, mampu mencetak generasi yang memiliki kepribadian Islam yang baik, serta dapat mewujudkan fungsi keluarga yang optimal. Dengan didukung oleh media yang menunjang pembentukan kepribadian ini, melalui tontonan yang baik, dan bermanfaat. Semua ini hanya akan terwujud, jika sistem Islam kafah diterapkan oleh negara. Wallahualam bissawab. [MGN-SH/MKC]
Penulis Ranti Hartati
Ibu Rumah Tangga