Alt Title

Panggung Sedih Merdeka

Panggung Sedih Merdeka



Panggung sedih merdeka

Rakyat kembali dihantui kehidupan yang penuh iba


______________________________


Penulis Hanif Kristianto

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Panggung-panggung merdeka telah terisi dengan program

Desain backdrop merah putih menghiasi indah

Berpadu dengan lampu kerlap-kerlip kecil bercahaya

Dirgahayu bangsa untuk yang menyita-nyitakan hakiki merdeka


Bukannya panggung merdeka penuh gembira
Bisa jadi lagu biduan sementara menghibur penonton yang datang
Bisa jadi jogetan biduan wanita menyilaukan yang sah di rumah
Bisa jadi dandanan cantiknya menghilangkan ingatan sementara yang ada

Bukannya panggung merdeka penuh gembira
Becus jadinya tampilan anak-anak sementara berdecak kagum dibuatnya
Becus jadinya anak-anak begitu menjiwai sementara sebab polosnya
Becus jadinya anak-anak riang sementara belum ada beban hidup di pundaknya

Bukannya panggung merdeka penuh gembira
Boleh jadi pemenang yang dipanggil sementara lega hoki setelah lomba
Boleh jadi peraih hadiah utama lomba jalan sehat sementara merasa nikmat
Boleh jadi juara-juara lomba sementara berbangga dengan usaha kerasnya

Bukannya panggung merdeka penuh gembira
Sanggup saja pembaca puisi berapi-api meluapkan emosi pejuang dan veteran perang
Sanggup saja sutradara drama bernarasi menggambarkan perjuangan penuh pengorbanan
Sanggup saja pembawa acara berkali-kali pekikkan kata merdeka

Kini panggung itu berubah sedih setelah pentas seni
Keindahan semalam yang tergambar sirna dalam kehidupan nyata
Pemenang lomba kembali ke rumah dan menghadapi masalah
Bahwa hari esok masih terus bekerja demi menyejahterakan keluarga

Kini panggung itu berubah dayuh setelah panggung gembira
Anak-anak yang terampil harus kembali ke dunianya
Di sekolah dihadapkan dengan kurikulum pendidikan yang menjauhkan dari agama
Ditambah liberalisasi kehidupan dengan kehadiran kontrasepsi yang katanya antisipasi

Kini panggung itu berubah muram setelah panggung ria
Ibu-ibu kembali bergulat dengan masalah rumah tangga
Biaya hidup yang meninggi dan tuntutan eksistensi menjaga anak keturunannya
Belum lagi ketakutan ibu atas perkembangan anak di masa yang tak sejalan dengan agamanya

Panggung sedih merdeka
Rakyat kembali dihantui kehidupan yang penuh iba
Rakyat kembali dibebani dengan tanggungan yang di luar kesanggupannya
Rakyat kembali diinjak konstitusi yang menghukumi manusia bawah

Panggung sedih merdeka
Anak-anak kembali diombang-ambingkan pikiran dan masa depannya
Bapak-bapak kembali bekerja keras demi hidup yang berbeda dengan pejabatnya
Dan ibu-ibu kembali harus kuat untuk bertahan dari bulan ke bulan [Dara/MKC]