Alt Title

Sebaik-baik Lelaki Adalah yang Terbaik Sikapnya terhadap Istri

Sebaik-baik Lelaki Adalah yang Terbaik Sikapnya terhadap Istri


 


"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik sikapnya terhadap keluarga.

Dan aku adalah yang terbaik diantara kalian terhadap keluargaku." (HR. Ibnu Majah)

______________________________


Penulis Erna Astuti Amd.

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) selalu terjadi di setiap tahunnya. Di mana kasus KDRT tidak hanya berupa kekerasan fisik kepada pasangan, tapi beragam macam lainnya.

Seperti terdapat jenis KDRT lainnya yang tertuang dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT). KDRT merupakan kekerasan berbasis gender yang terjadi di ranah personal, di mana pelakunya merupakan orang yang dikenal baik dan dekat dengan korban.

Menurut Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Andy, ternyata sepanjang 2024 bahwa sebanyak 34.682 perempuan menjadi korban tindak kekerasan. Dijelaskan bahwa kekerasan dominan terjadi di ranah personal, dialami oleh korban kekerasan tertinggi adalah kekerasan seksual sebanyak 15.621, kekerasan psikis sebanyak 12.878 kasus, dan kekerasan fisik sebanyak 11.099 kasus. Jenis kekerasan lain dicatat sebanyak 6.897 kasus. (Kompas.co, 13 Agustus 2024)

Andy menambahkan, "Data di atas menjadi modal penting untuk menuju perubahan dalam kebijakan perilaku di masyarakat."

Zalimnya Kapitalisme


Bila kita melihat dan mendengar munculnya berbagai masalah yang melanda dan dihadapi oleh masyarakat pada saat ini, kita bisa kelompokkan:


- Masalah ekonomi mencakup (kemiskinan, pengangguran, kesenjangan ekonomi)

 
- Masalah biologis mencakup (kependudukan, keharusan makan, mempertahankan diri, wabah penyakit baru, makanan beracun, kurang gizi)


- Masalah psikologis mencakup (penyakit saraf, aliran sesat)

 
- Masalah budaya mencakup (perceraian, kenakalan remaja, konflik SARA)

 

Masalah itu semua muncul karena gagalnya sistem aturan hidup yang diterapkan di negeri ini. Sistem kapitalis sekuler adalah sistem yang rusak. Sistem yang menzalimi rakyat. Siapa saja yang hidup dalam penerapan sistem ini tidak bisa menghindar dari berbagai persoalan yang muncul, seperti lingkaran setan yang selalu melingkupinya. Baik posisinya sebagai pelaku, saksi, maupun korban. Baik dia sebagai seorang suami, istri, orang tua, maupun anak.

Emosi begitu mudahnya tersulut, secara agresif dan reaktif. Yang pada akhirnya terjadi kekerasan. Kekerasan yang terjadi baik fisik seperti penganiayaan, pembunuhan, maupun kekerasan psikis seperti kekerasan verbal, makian, hujatan, hingga body shaming. Ditambah kekerasan seksual, kekerasan massal yang melibatkan masyarakat kebanyakan.

Fakta-fakta di atas sangat jelas sekali terlihat bahwa sistem kapitalis sekuler benar-benar merusak hubungan antara suami dengan istrinya, juga dengan anak-anak mereka. Interaksi yang terjadi di antara mereka hanya sebatas materi. Sedangkan standar perbuatan bukan lagi pada halal haram, materi sebagai standar tertinggi dalam pandangan manusia. Kewajiban suami bukan lagi menjadi pelindung bagi istri dan anaknya, tetapi malah sebaliknya menjadi pelaku kekerasan dalam rumah tangganya.

Pada sistem kapitalis di bidang ekonomi, ternyata faktor ini yang paling dominan yang memicu terjadinya kekerasan dalam keluarga, timbulnya kemiskinan secara struktural dan sistematis. Lapangan pekerjaan yang sangat sulit untuk laki-laki, banyaknya lowongan pekerjaan bagi perempuan, sehingga yang terjadi laki-laki tidak mampu untuk menafkahi istri dan anaknya. Hilanglah marwah suami di depan istri, selanjutnya keharmonisan keluarga pun terganggu. Yang pada akhirnya memicu KDRT, perselingkuhan, hingga perceraian.

Di sisi lain fungsi istri sebagai ummu warabatul bait pun terkikis, ketika memikul dua peran yaitu sebagai ibu pencari nafkah, juga sebagai pendidik untuk anak-anaknya terabaikan, yang terjadi selanjutnya anak-anaknya terlantar dan terjebak dalam berbagai masalah. Dampaknya hancurlah bangunan keluarga. Inilah dampak dari liberalisme yang diterapkan di negeri ini.

Bila kita melihat fakta-fakta yang terjadi di atas pernahkah terbetik pertanyaan dalam hati kita, "Kapankah persoalan KDRT akan selesai?" Kapankah istri kembali seutuhnya melaksanakan perannya sebagai ummu warabatul bait?"

Islam diturunkan oleh Allah Subhanahu wa taala sebagai rahmatan lil'alamin yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan manusia. Seperti dalam firmanNya:

وما ءارسلنك الارحمة للعلمين
Artinya : Dan tiadalah kami mengutus kamu, untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (TQS. Al-Ambiya:107)

Akidah sebagai standar dalam seluruh perbuatan manusia. Pernikahan dalam pandangan Islam adalah untuk mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, yang tujuannya beribadah kepada Allah Swt. bukan yang lain. Seperti firman Allah Swt.:

وما خلقت الجن والانس الا ليعبدون
Artinya : Tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku. (TQS. Adz-Dzariyat: 56)

Dengan tujuan yang jelas inilah masing-masing anggota keluarga akan berusaha semaksimal mungkin menjalankan hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam Islam.

Islam menetapkan bahwa seorang suami/ayah memiliki kewajiban:
- Pemimpin rumah tangga
- Pencari nafkah
- Pelindung keluarga
- Pemberi teladan dalam ketaatan kepada Allah yang baik bagi istri dan anak-anaknya
- Pendidik bagi istri dan anak-anaknya
- dan lain-lain

Sedangkan istri/ibu memiliki peran:
- Pengatur rumah tangga
- Madrasah pertama bagi anak-anaknya
- Menghiasi rumah dengan penuh kasih sayang dan keindahan
- Menciptakan rumah tangga berdasarkan agama
- Menciptakan rumahku adalah surga terindahku
- dan sebagainya

Poin-poin di atas merupakan peran yang jika diamalkan oleh keduanya baik suami/ayah dan istri/ibu, bukan sesuatu yang tidak mungkin terciptanya keluarga yang diidam-idamkan banyak orang. Anak-anak yang dihasilkan pun menjadi generasi muda yang bertakwa, yang bersyakhshiyah Islamiyah. Yang tentu saja didukung oleh masyarakat yang beramar makruf nahi mungkar.

Ditambah negara yang melaksanakan perannya yaitu menjaga dan mengawasi secara menyeluruh rakyatnya dalam menjalankan aktivitas kehidupan.

Rasulullah saw. bersabda:


خيركم خيركم لا هله، وءاناخيركم لاهلي

"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik sikapnya terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku." (HR. Ibnu Majah)
Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]