Alt Title

Tren Kejutan Ultah Merenggut Nyawa, Kok Bisa?

Tren Kejutan Ultah Merenggut Nyawa, Kok Bisa?

 


Islam memiliki sistem pendidikan yang sempurna

Pendidikan Islam mengajarkan kaidah berpikir yang benar, sehingga menghasilkan amal produktif, yang dihasilkan dari proses berpikir secara mendalam

____________________________


Penulis Irmawati

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Di kalangan remaja merayakan ulang tahun saat ini menjadi sebuah tren. Akan tetapi, kejutan tersebut tidak sedikit berujung maut. Seperti kejadian baru-baru ini, yang menimpa Fajar Nugroho siswa SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten. Ia meninggal dunia usai diceburkan ke kolam oleh teman-temannya saat merayakan ulang tahun. 


Berdasarkan laporan Kapolsek Cawas, sebelum kejadian seluruh anggota OSIS mengadakan rapat yang membahas lomba, yang akan dilaksanakan pada 25 Juli 2024. Pada hari yang sama, bertepatan dengan hari ulang tahun korban, Fajar Nugroho yang menjabat sebagai ketua OSIS.


Korban diberi tepung, dan ramai-ramai diceburkan ke kolam taman sedalam 1,75 meter. Saat itu, korban yang diduga tidak bisa berenang memegang paralon di atas kolam yang ada kabel listriknya, sehingga tersetrum lalu meninggal dunia. Teman korban yang sempat menolong pun tersetrum, tetapi tidak meninggal dunia. (Kompas, 11/07/2024)


Sungguh miris, remaja menganggap perayaan ulang tahun dengan cara tak terduga menjadi sesuatu yang sangat berkesan. Hanya untuk eksistensi, dan aktualisasi diri. Tak jarang dalam perayaannya menabrak syariat-Nya. Hal ini tentu mencerminkan ketertarikan remaja dengan gaya hidup bersenang-senang, dan tidak produktif. Terbukti dengan adanya generasi yang meniru berbagai hal. Tanpa mencari tahu tujuan, dan hukum dari setiap perbuatan yang dilakukan. 


Apalagi perilaku remaja yang senantiasa spontan tanpa berpikir mendalam. Akibatnya, remaja abai terhadap risiko yang mungkin terjadi. Bukan tanpa Alasan, sejatinya fenomena ini terjadi karena lemahnya pemahaman akan Islam. 


Remaja makin jauh dari pemahaman tentang Allah sebagai Pencipta, Allah Maha Pengatur, dan Allah akan meminta pertanggungjawaban atas semua yang dilakukan di dunia. Karena itu, banyak remaja dalam melakukan perbuatan secara terus menerus hanya berdasarkan materi, dan sesuai kehendaknya semata. Bukan dengan berdasarkan tolok ukur halal, atau haram. 


Apalagi sistem pendidikan saat ini, hanya berorientasi pada capaian nilai akademik. Bahkan dirancang ketika bersekolah targetnya bisa menghasilkan materi. Sementara itu, pelajaran agama hanya 2 jam dalam seminggu. Mata pelajaran agama hanya diajarkan sebagai pelajaran, bukan sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Muatan agama pun tidak bersinergi dengan mata pelajaran lainnya.


Selain itu, lingkungan masyarakat bebas, permisif, sekuler dan individualistik. Di tengah-tengah masyarakat, aktivitas amar makruf sering kali ditinggalkan. Ditambah dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang. Memudahkan setiap individu mudah mengakses informasi. Akan tetapi, tidak ada pengaturan informasi yang dapat membentengi dari kejahatan, dan kemaksiatan. Seperti adanya acara televisi, atau podcast yang mengajarkan prank untuk menjaili orang, tanpa batas, dan bisa diakses oleh siapa pun. Bahkan, telah menjadi hiburan serta banyak yang menirunya. 


Berbeda halnya dengan sistem Islam. Islam memiliki sistem pendidikan yang sempurna. Pendidikan Islam mengajarkan kaidah berpikir yang benar, sehingga menghasilkan amal produktif, yang dihasilkan dari proses berpikir secara mendalam. Sehingga akan mencetak generasi emas dengan kepribadian Islam, cakap pengetahuan sains, maupun teknologinya, bukan sekadar  materi.


Sistem pendidikan Islam akan dikontrol, dan terjamin oleh individu, masyarakat, dan negara. Setiap individu akan ditanamkan akidah yang benar, dan kuat dari akarnya. Sehingga setiap perbuatannya terikat oleh hukum Allah. Terlebih akan meninggalkan perbuatan yang sia-sia apalagi yang dapat merenggut nyawa seseorang. Sistem pendidikan Islam menghasilkan individu yang lurus, dan berakhlak mulia.


Dengan akidah Islam, seseorang akan sadar bahwa kedudukannya di bumi hanya sebagai makhluk. Begitu pun dengan kehidupan, dan alam semesta di sekelilingnya, yang tidak lain diciptakan oleh Allah Swt. sebagai al-Khaliq. Dengan kesadaran, dan pemahaman bahwa dia hanyalah seorang makhluk, maka orang tersebut akan bertindak sesuai dengan aturan pencipta-Nya, sesuai dengan aturan syariat Islam.


Dari segi masyarakat, setiap individu akan terjaga prinsipnya, karena masyarakat akan menjadi kontrol dalam amar makruf nahi munkar. Antar individu akan saling nasihat menasihati, tidak ada lagi kebiasaan meniru hal yang batil. Bahkan tidak ada yang melakukannya. Karena itu, akan tercipta masyarakat yang senantiasa beramal baik, produktif, dan bertanggungjawab atas amal perbuatannya.


Adapun dari segi negara, negara menyediakan sistem pendidikan terbaik untuk generasinya. Diantaranya seperti, penanaman ilmu tsaqafah Islam di setiap jenjangnya. Tidak akan ada lagi muslim yang tidak menaati syariat, dengan alasan tidak diajarkan di sekolah. Sehingga seimbang akal, dan perilakunya.


Akan tetapi, semua itu hanya bisa terwujud dengan penerapan Islam secara menyeluruh di segala aspek kehidupan. Tidak bisa hanya dengan menerapkan sistem pendidikannya saja, tetapi sistem bernegaranya juga harus dengan Islam. Dengan demikian generasi terselamatkan, dan menjadi generasi emas di masa mendatang.

Wallahualam bissawab. (SH-GSM/MKC)