Cinta Nabi Butuh Bukti
Surat Pembaca
Muhammad saw. adalah utusan Allah. Maka, seluruh hidupnya, baik itu perkataan, perbuatan, maupun diamnya adalah sumber hukum bagi mereka yang mengaku beriman kepada Rasulullah saw.
_________________________
Penulis Seni Fitriyani
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Bulan Rabiul Awal adalah bulan lahirnya Rasulullah saw.. Pada bulan ini, umat Muslim, khususnya di Indonesia bersuka cita memperingatinya. Sebagai bentuk rasa cinta kepada Nabi dan kebahagiaan atas diutusnya Rasulullah saw. ke dunia. (mirror.mui.or.id, 2-10-2022)
Namun, sudahkah cinta itu direalisasikan dalam bentuk nyata, atau baru sekedar seremoni dan ungkapan di bibir saja? Nyatanya, umat Islam hari ini masih jauh dari dambaan Nabi saw.. Lihatlah, kemaksiatan yang beliau larang tersebar luas. Banyak dari ajaran Rasul saw. diabaikan. Bahkan, ada yang gegabah berkata bahwa syariat Nabi saw. tak bisa diterapkan di negeri tercinta ini, karena akan menyebabkan bangsa ini terpecah belah. Sungguh perkataan yang sangat lancang. Sungguh ironis, berkata cinta tapi merendahkan ajarannya.
Di sisi lain, umat nabi kehilangan izzahnya. Darah kaum Muslimin di Palestina, Rohingya, Suriah, Uyghur dan lainnya tertumpah. Mereka kelaparan, para muslimahnya dilecehkan. Sedangkan, miliaran Muslim lainnya diam, tak mampu menolong. Bahkan banyak yang bersikap tak peduli. Padahal, Nabi mengajarkan bahwa Muslim adalah satu tubuh, wajib untuk saling menolong.
Rasul saw. bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya). “ (HR Bukhari dan Muslim)
Murid yang mengabaikan ajaran gurunya tentu bukanlah murid yang baik. Meski, dia tak pernah lupa merayakan hari ulang tahun gurunya. Muhammad saw. bukan sekadar seorang tokoh besar. Seperti halnya banyak tokoh-tokoh besar yang pernah hidup di dunia. Beliau bukan hanya salah seorang tokoh sejarah, yang mana orang-orang mengagumi sebab kepahlawanan mereka atau sebab lainnya. Muhammad saw. adalah utusan Allah. Maka, seluruh hidupnya, baik itu perkataan, perbuatan, maupun diamnya adalah sumber hukum bagi mereka yang mengaku beriman kepada Rasulullah saw..
Maka, sebaik-baik bentuk cinta kita kepada Nabi saw. adalah dengan cara meneladaninya. Yakni, menjadikan diri kita senantiasa terikat dengan syariat Islam, mendakwahkan ajarannya, dan berjuang untuk menegakkannya di tengah-tengah umat. Sebagaimana yang dilakukan Nabi saw. dahulu.
Sebagaimana firman Allah Swt.,
Katakanlah: "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." (QS An-Nuur ayat 54)
Wallahualam bissawab. [SH/MKC]