Alt Title

Fenomena Kotak Kosong Sebenarnya Rakyat Ingin Pemimpin bukan Tukang Bohong?

Fenomena Kotak Kosong Sebenarnya Rakyat Ingin Pemimpin bukan Tukang Bohong?

 


Kotak kosong bisa jadi ketiadaan minat rakyat pada proses demokratisasi

Pasalnya, gonta-ganti pemimpin kondisi sama saja

____________________


KUNTUMCAHAYA.com, NEWS - Pilkada Serentak 2024 bakal menarik. Sebab, ada 41 bakal calon kepala daerah (bacakada) yang akan melawan kotak kosong, lima di antaranya ada di Jawa Timur.


Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pendapatnya soal Pilkada lawan kotak kosong. Baginya, kotak kosong pada Pilkada 2024 ini bagian dari proses demokrasi. Ia tak menyangkal kenyataan yang terjadi saat ini. "Ya memang kenyataan di lapangan seperti itu, kotak kosong pun juga ada proses demokrasinya," kata Jokowi kepada wartawan di Pasar SoponyonoSurabaya, Jumat (6/9/2024).


Di Jawa Timur ada lima daerah yang melawan kotak kosong. Yakni Trenggalek, Ngawi, Gresik, Kota Pasuruan, dan Kota Surabaya. (www.detik.com)


Catatan:

1) Sebenarnya fenomena kotak kosong ini menyiratkan dua hal :

Pertama, paslon (pasangan calon) tidak mendapatkan perahu dan rekomendasi dari partai politik. Kalaupun maju independen siap-siap dengan energi yang luar biasa untuk menarik simpati suara.


Kedua, konsekuensi logis dari biaya mahal dalam proses pemilihan. Mulai dari biaya survei, kampanye, hingga tim pemenangan. Jika Paslon nekat biasanya menggandeng pemilik modal yang kuat.


2) Kotak kosong bisa jadi ketiadaan minat rakyat pada proses demokratisasi. Pasalnya, gonta-ganti pemimpin kondisi sama saja. Perilaku elit penguasa sering tidak mencerminkan kepedulian pada wong cilik dan rakyat yang termarjinalkan.


3) Sejatinya, rakyat menginginkan pemimpin yang jujur. Fenomena kotak kosong protes rakyat agar pemimpin tidak lagi tukang bohong. Apalagi demokrasi sering menipu rakyat dengan ragam upaya mempertahankan kekuasaan dan kepentingan kelompoknya.


4) Menghadirkan pemimpin yang baik dan memiliki kapasitas memang tidak semudah dalam pemilihan langsung. Pasalnya, pemimpin itu bukan dipilih dan diminta. Kepemimpinan itu menghadirkan sosok yang betul-betul berangkat dari sistem terbaik dari Allah Yang Maha Mengatur kehidupan manusia.


5) Fenomena demokrasi selain kotak kosong, rakyat juga sering kenyang dengan janji kosong. Harta rakyat pelan-pelan disedot atas nama konstitusi. Rakyat sudah capek dengan kondisi hidup yang belum plong.


6) Peristiwa kondisi Indonesia yang tidak baik-baik saja dalam politik ini hendaknya menyadarkan semua. Inilah kesempatan untuk kembali kepada Allah agar hidup pejabat dan rakyat selamat dunia akhirat. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]