Alt Title

Genosida Gaza, Bukti Abainya Umat Islam

Genosida Gaza, Bukti Abainya Umat Islam

 



Ideologi sekularisme yang melahirkan paham nasionalisme membuat umat Islam terpecah-pecah

tidak memedulikan kesulitan yang dirasakan umat Islam yang lain

______________________________


Penulis Rati Suharjo

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pegiat Literasi


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara."

Dalil Al-Qur'an surah Al-Hujurat ayat 10 tersebut menjelaskan bahwa umat Islam diibaratkan seperti saudara yang saling menyayangi, mengasihi, dan melindungi.


Dalam hadis Rasulullah saw. juga dijelaskan bahwa umat Islam itu laksana satu tubuh. Jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka anggota tubuh yang lain pun ikut merasakannya.

Namun, bagaimana dengan kondisi umat Islam saat ini, ketika saudara sesama muslim di Gaza Palestina yang terus-menerus digempur oleh Israel? Umat Islam di Gaza laksana ayam yang kehilangan induknya. Mereka menghadapi sendiri. Bahkan banyak istri kehilangan suami dan anaknya, seorang suami kehilangan istri dan anaknya, dan seorang anak menjadi yatim piatu yang harus mengurus adik-adiknya.

Bagaimana tidak, dari tahun 1973 konflik Palestina-Israel telah menggugurkan jutaan rakyat Palestina menjadi syahid. Mereka ditindas, dianiaya, dan berulang kali rudal menghujani mereka.

Hingga saat ini Israel hanya menyisakan 9,5 persen wilayah Gaza untuk zona aman. Wilayah yang pada awal 2023 ada 230 kilometer, kini tinggal 23 kilometer. (antaranews.com, 25/8/2024)

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza bahwa rumah sakit dan pusat kesehatan kekurangan obat-obatan dan telah mengalami krisis yang sangat akut. Akibat kekurangan pasokan di Gaza dan pasukan medis. Pasalnya perang yang terus berkecamuk sekitar 60 persen obat-obatan esensial dan 83 persen pasokan medis di Gaza telah habis. Permasalahan ini akan mengakibatkan penghentian total layanan medis kritis, termasuk perawatan darurat, operasi, perawatan intensif, dialisis, layanan kesehatan primer, dan layanan kesehatan mental.

Konflik ini tentu harus dihentikan. Kecaman, kutukan, dan bantuan logistik dari negara-negara lain tidak memberikan pengaruh berarti terhadap keganasan Israel. Pasalnya Gaza membutuhkan kekuatan yang seimbang, baik dari senjata maupun jumlah militer.

Hingga hari ini hal tersebut sulit diwujudkan. Pasalnya sekularisme telah mencengkeram negeri-negeri muslim. Di mana aturan agama ini dipisahkan dari kehidupan. Ideologi sekularisme yang melahirkan paham nasionalisme membuat umat Islam terpecah-pecah, tidak memedulikan kesulitan yang dirasakan umat Islam yang lain.

Bagi mereka mengirimkan militer ke Gaza dipandang termasuk kebijakan yang mengurusi negara lain.  Hal ini terbukti negara yang paling dekat dengan Gaza yaitu Mesir dan negara yang terkenal akan pesta mewahnya yaitu Arab, mereka sama-sama tidak memedulikan penderitaan yang dialami umat Islam Palestina.

Padahal jika melihat di media sosial, umat Islam di Gaza semakin memprihatinkan. Tidur di atas tanah yang diselimuti lumpur, di saat Arab melakukan pesta di Gaza sedang rebutan makanan. Bahkan air yang diminum pun air kotor.

Tentunya secara naluri hal tersebut miris dilihatnya. Nyatanya kapitalisme sekularisme telah membunuh jutaan umat Islam. Hal tersebut bukan hanya terjadi di Gaza Palestina semata, akan tetapi di Rohingya pun umat Islam dizalimi, dianiaya, dan dibunuh. Tentunya sistem tersebut tak pantas diterapkan dalam sebuah negara, terlebih di tengah kaum muslimin.

Genosida di Gaza membuktikan bahwa ini adalah perang ideologi yang harus dihentikan dengan ideologi pula. Ideologi yang bisa mempersatukan umat Islam. Ideologi yang melahirkan perasaan, pemikiran, dan tujuan yang sama, yaitu membebaskan Gaza dari Israel.

Ideologi tersebut adalah Islam yang diemban oleh negara, bukan individu. Negara yang menerapkan syariat Islam, menjadikan jihad sebagai kewajiban. Jika ada kaum muslim yang diperangi, maka negara Islam akan menggerakkan militernya untuk membebaskan kaum muslim atas jajahan orang kafir. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah Swt.:

"Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadap kalian.” (TQS. Al-Baqarah [2]: 194)

Allah Swt. juga memerintahkan kepada kaum muslim, jika terdapat orang kafir yang mengganggu orang muslim, maka perangilah mereka. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an, yaitu:

“Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (TQS. Al-Baqarah [2]: 191)

Syekh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitab Asy-Syakhsiyyah al-Islâmiyyah Jilid 2 menyatakan bahwa jihad adalah fardu ain jika kaum muslim diserang oleh musuh, maka kaum muslim yang lain ikut membantunya. Fardu ain ini bukan hanya berlaku untuk muslim Palestina, tetapi juga bisa meluas bagi kaum muslim di seluruh dunia yang sedang dizalimi oleh orang kafir.

Kendati demikian, hanya Islam-lah satu-satunya sistem hidup yang bisa digunakan untuk membebaskan Gaza dari Israel. Pasalnya, ketika Islam diterapkan dalam bingkai Daulah Islamiyah, umat Islam di seluruh dunia ini akan bersatu. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]