Alt Title

Maraknya Kasus Aborsi, Gagalnya Sistem Saat Ini

Maraknya Kasus Aborsi, Gagalnya Sistem Saat Ini



Banyaknya kasus aborsi karena dampak buruk pergaulan bebas

Gagalnya sistem pendidikan dalam mencetak generasi berakhlak mulia


______________________________




KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Generasi saat ini sudah sangat terjerumus ke dalam dosa besar seperti aborsi. Aborsi marak dilakukan oleh pasangan yang masih remaja, bahkan di bawah umur.

Mirisnya, mereka sengaja melakukan itu untuk menghilangkan perbuatan kejinya. Karena telah melakukan hubungan badan di luar pernikahan, sehingga menghasilkan janin yang tidak diharapkan kehadirannya.

Abosi banyak dilakukan pasangan yang terjerumus ke dalam bentuk pengenalan cinta dengan cara yang haram, yakni melalui pacaran. Pacaran dinormalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pacaran dianggap hal biasa yang patut dirasakan remaja yang sedang menginjak usia puber. Padahal pacaran adalah bentuk zina yang mendekatinya sudah Allah larang, apalagi melakukannya.
 

Salah satu berita yang menggemparkan dunia maya pada bulan Mei tahun 2024 lalu mengenai seorang ibu di Jakarta Timur (Jaktim) berinisial NKD yang merekam putri kandungnya sendiri berusia 16 tahun saat sedang melakukan hubungan badan dengan pacarnya.

 

Setelah anaknya mengandung, ibu berinisial NKD menyuruh anaknya untuk menggugurkan janin tersebut dengan cara aborsi menggunakan obat penggugur janin yang tersedia di pasar. (detik.com, 7 September 2024)

Berita tersebut merupakan salah satu contoh maraknya kasus aborsi, serta rusaknya moral seseorang. Bahkan penelitian mencatat pada tahun 2018 silam, kasus aborsi masuk dalam keadaan genting karena menginjak angka sebesar 42,5 aborsi per 1000 perempuan berkisar usia antara 15-49 tahun, jumlah aborsi pada tahun 2018 ini termasuk tinggi di pulau Jawa. (icjr.or.id, 7 September 2024)

Faktor yang mengakibatkan banyaknya kasus aborsi karena dampak buruk pergaulan bebas. Gagalnya sistem pendidikan dalam mencetak generasi berakhlak mulia yang mengatasi moral remaja, kebijakan negara yang memfasilitasi pergaulan bebas, sistem sanksi yang tak menjerakan, juga maraknya tayangan yang menjerumuskan, serta obat aborsi yang dijual bebas di pasar konvensional, dan pasar e-commerce. Semua ini adalah buah dari sistem yang dianut negara berupa sekularisme kapitalisme.

Jika mencontoh kehidupan Islam, justru mengharamkan pergaulan bebas yang nyata-nyata zina, lalu berujung pada aborsi. Negara justru abai akan hal ini. Seharusnya negara menutup semua celah zina melalui berbagai aspek, di antaranya penerapan sistem pergaulan Islam yang mutakhir, menerapkan kurikulum yang berbasis akidah Islam, memberikan sanksi yang menjerakan, juga menata media agar menginformasikan kebaikan dan ketakwaan agar remaja tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan.

Islam sebagai solusi atas semua permasalahan salah satunya rusaknya moral remaja saat ini memiliki tiga pilar yang akan menjaga umat tetap dalam kebaikan dan ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya, yankni, iman, ikhsan, dan Islam. Dengan ketiga pilar Islam tersebut, sistem pergaulan bebas tentu akan teratasi dengan baik. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC

Iin Nuryati