Maulid: Meneladani Kepemimpinan Nabi saw.
Inspirasi
Nabi saw. adalah role model terbaik
yang terus dilanjutkan oleh para khalifah selanjutnya
______________________________
Penulis Siti Aisyah, S. Pd. I
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Guru RA di Rancaekek
KUNTUMCAHAYA.com, INSPIRASI - Pilkada serentak akan dilaksanakan, semua komponen mencari pemimpin terbaik bagi wilayahnya. Mungkinkah lahir pemimpin-pemimpin yang memberikan perbaikan bagi rakyat, atau justru rakyat yang dijadikan alat kekuasaan?
Saat mereka membutuhkan suara, mereka datang kepada rakyat, tetapi ketika menjadi penguasa, rakyat ditinggalkan. Alih-alih ada perbaikan, justru ada kerusakan di mana-mana. Rakyat hanya dianggap ada ketika dibutuhkan.
Saat ini, kita kehilangan figur kepemimpinan yang diharapkan. Alih-alih menjadi contoh bagi rakyatnya, para pemimpin malah menjadi pelaku kejahatan, mulai dari pelaku korupsi hingga keburukan lainnya.
Sebagai muslim, kita ingin keluar dari permasalahan ini. Namun, bagaimana caranya agar kita bisa keluar dari masalah ini, mengubah kerusakan menjadi kebaikan?
Sebagai seorang muslim, kita sudah diberikan pedoman oleh Allah Swt.. Jika kita ingin hidup selamat dunia dan akhirat, maka kita harus menjadikan Rasulullah sebagai teladan, sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. Al-Ahzab ayat 21 yang artinya: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu."
Berdasarkan ayat ini, kita harus menjadikan Rasulullah sebagai panutan, mulai dari kepemimpinannya. Rasulullah adalah contoh terbaik dalam memimpin umatnya.
Saat ini, role model kepemimpinan ideal adalah Rasulullah saw. yang sangat bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan amanah yang diberikan kepadanya, baik dalam konteks kepemimpinan politik maupun spiritual.
Pemimpin yang amanah akan dihormati dan diikuti karena masyarakat merasa yakin bahwa kepentingan mereka akan dijaga dan dilindungi.
Salah satu contoh kepemimpinan Rasulullah saw. adalah ketika beliau mengajarkan nilai-nilai luhur dalam memimpin, termasuk dalam urusan yang tampaknya sepele. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa pada suatu hari, seorang sahabat datang terlambat ke majelis Rasulullah saw., dan saat itu seisi masjid sudah penuh sesak oleh jemaah.
Mereka duduk berdesak-desakan. Sahabat yang datang terlambat itu kemudian meminta izin kepada sejumlah jemaah agar kiranya memberikan tempat duduk. Namun, tak satu pun yang bersedia.
Hingga akhirnya, Rasulullah saw. memanggil sahabat yang kebingungan itu dan mempersilakannya duduk di dekat beliau. Nabi Muhammad saw. bahkan melipat serbannya dan memberikannya kepada sahabat tersebut untuk digunakan sebagai alas duduk.
Sahabat itu sangat terkejut sekaligus bahagia. Serban Rasulullah diterimanya bukan sebagai alas duduk, melainkan kain dari sosok paling mulia itu diciumnya dengan penuh perasaan haru.
Cerita tersebut menunjukkan kepemimpinan Nabi saw. yang mengayomi dan melayani. Corak kepemimpinan beliau adalah bijaksana serta mengembangkan sebanyak mungkin solusi. Oleh karena itu, para pemimpin muslim saat ini hendaknya menerapkan apa yang diistilahkan sebagai 3M, yaitu Melayani, Menyelesaikan, dan Mengembangkan Solusi.
Sejak tahun pertama Nabi saw. berdakwah di Madinah, persoalan-persoalan kemasyarakatan mulai mendapatkan kepastian, sejalan dengan datangnya wahyu Allah yang secara berangsur-angsur menjawab berbagai persoalan yang dihadapi beliau dalam membimbing umatnya. Rasulullah saw. juga menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan.
Beliau kerap menjelaskan berbagai aspek ajaran Islam di Masjid Nabawi. Tradisi ini terus berlanjut sampai sekarang. Di Masjid Nabawi, sesudah salat magrib dan sesudah salat subuh, biasanya terdapat halaqah-halaqah yang mengkaji Al-Qur'an. Forum tersebut dipimpin oleh seorang syekh atau guru.
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan Nabi saw. adalah role model terbaik yang terus dilanjutkan oleh para khalifah selanjutnya. Saat ini, ketika Islam tidak dijadikan landasan dalam kepemimpinan, banyak pemimpin hanya menjadikan kekuasaan sebagai alat untuk meraih uang.
Oleh karena itu, saatnya kita menerapkan Islam secara kafah agar kepemimpinan menjadi jalan kemaslahatan bagi masyarakat secara umum.
Hal ini bisa diterapkan melalui sistem Islam dalam bingkai Daulah Islamiyah, sehingga akan lahir pemimpin ideal yang sejalan dengan kepemimpinan Nabi saw.. Wallahualam bissawab. [SJ/MKC]