Alt Title

Menyoal Susu Ikan untuk Menu Makan Bergizi Gratis

Menyoal Susu Ikan untuk Menu Makan Bergizi Gratis


 

Susu ikan jadi pilihan menu makan bergizi gratis

Merespons isu stunting juga ketahanan pangan yang merupakan isu global


______________________________


Penulis Mardiyah

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pendidik di Sekolah Anak Tangguh


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Susu ikan jadi pilihan menu makan bergizi gratis. Merespons isu stunting juga ketahanan pangan yang merupakan isu global. Pemerintah Indonesia merencanakan program makan bergizi gratis, pembagian susu gratis, dan susu ikan gratis.


Susu ikan digadang-gadang sebagai menu makan bergizi gratis dari presiden terpilih Prabowo-Gibran. Namun, pilihan susu ikan ini disoroti media asing yang mempertanyakan gizi dari susu ikan tersebut.


The Sydney Morning Herald, media Australia menyoroti rencana mengganti susu sapi dengan susu ikan. Selain itu, mempertanyakan dampak kesehatan dari susu ikan. Sementara, The Strait Times media Singapura mewartakan bahwa susu ikan sudah lama jadi andalan pemerintah RI untuk mengganti susu sapi. (cnnindonesia, 13-9-2024)



Sayangnya, untuk menghasilkan susu ikan butuh proses dan biaya yang tinggi. Karena melalui proses industrialisasi yang tidak murah. Artinya, pemerintah melalui program susu gratis ini memberikan peluang usaha yang sangat besar bagi pengusaha atau oligarki.



Padahal, laut Indonesia menghasilkan banyak ikan segar yang berprotein tinggi. Jika pemerintah mau, tidak perlu ikan-ikan tersebut diproses jadi susu ikan. Langsung dibeli dari nelayan kemudian diolah menjadi hidangan bergizi.



Jauh sebelum susu ikan, nasi jagung pernah menjadi perbincangan sebagai alternatif untuk makan bergizi gratis. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PKM) Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa nasi jagung bisa menjadi alternatif menu makan bergizi gratis.(kuninganmass.com, 1-9-2024)



Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi akan terjadi pelebaran defisit pada tahun 2025 sekitar 2,45-2,8% dan akan menghabiskan anggaran Rp450 triliun setahun untuk susu ikan pada program makan bergizi gratis ini.



Kebijakan pemerintah seolah untuk kesejahteraan rakyat, padahal sejatinya hanya memberikan peluang kepada sejumlah korporasi dan oligarki untuk menyuburkan bisnisnya. Inilah watak asli negara demokrasi yang hanya berupa kebijakan setengah hati dan ingin lepas tangan dalam mengurus rakyatnya. Negara sengaja menunggangi isu generasi untuk memuluskan proyek.

 

Daulah Islam bersungguh-sungguh dalam menangani hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan rakyat. Karena syariat Islam mewajibkan kepala negara agar bertanggung jawab atas segala urusan rakyatnya.

 

Rasulullah bersabda: "Pemimpin adalah raa'in/pengurus urusan rakyatnya, Dia harus bertanggung jawab atas urusan rakyatnya." (HR al-Bukhari dari Abdullah Ibnu Umar)


Khalifah kedua Sayidina Umar Ibnu al-Khattab memberikan teladan luar biasa dalam hal ini. Suatu malam beliau mengadakan ronda malam beserta pembantunya. Beliau ingin memastikan rakyatnya tidak ada yang kelaparan. Beliau menyusuri kampung-kampung pinggiran kota Madinah.


Sayidina Umar ditemani Aslam mendapati sebuah tenda yang di dalamnya terdengar suara anak menangis. Beliau mendapati seorang ibu yang merebus batu untuk menghibur anak-anaknya yang kelaparan.


Sayidina Umar kembali ke gudang Baitulmal mengambil bahan makanan untuk diserahkan pada keluarga yang kelaparan tersebut. Seperti itulah Umar memberikan teladan kepada umat Islam.

 

Ketahanan pangan betul-betul bisa diwujudkan di Daulah Islam. Karena negara menjamin ketersediaan lahan pertanian. Negara melarang alih fungsi lahan pertanian. Negara membantu siapa saja di antara warganya yang ingin bertani dan membutuhkan modal. Negara akan mengizinkan dan memberikan kepada siapa pun yang menghidupkan tanah mati.

 

Dalam Daulah Islam, pemimpin akan sepenuh hati melayani umat dan punya perhatian yang spesial pada jaminan kualitas generasi. Memenuhi kebutuhan dasar mereka dengan standar pemenuhan yang berkualitas maksimal. Daulah Islam menyadari amanah dan tanggung jawab besar yang harus diwujudkan sehubungan dengan keberlangsungan peradaban yang ditopang dengan generasi kuat fisik dan kepribadian.



Hanya Daulah Islam yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk menyejahterakan rakyat dengan konsep Baitulmal yang kuat. Kenapa Baitulmal bisa kuat dan memiliki dana yang berlimpah? Karena dasar negara Daulah Islam adalah akidah Islam.

 

Sumber pemasukan Baitumal ada tiga pos, yaitu:


Pertama, meliputi ghanimah atau harta rampasan perang, kharaj yaitu pajak dari tanah yang ditaklukkan, tanah-tanah, jizyah yaitu pajak dari kafir dzimmi, fai dan dharibah atau pajak dari muslim kaya ketika kas Baitulmal kosong.

 

Kedua meliputi pos kepemilikan umum meliputi minyak bumi, panas bumi, gas, listrik, barang tambang, kekayaan laut, selat, sungai, mata air kekayaan yang ada di hutan, padang gembala, hima dan lain-lainnya.

 

Ketiga pos zakat meliputi zakat uang, komoditas perdagangan, hasil pertanian termasuk buah-buahan, zakat unta, zakat sapi, zakat domba. Semua kekayaan ini dikelola oleh negara atau Baitulmal. Negara tidak menyerahkan kepada para investor asing, sehingga rakyat betul-betul bisa menikmati hasil kekayaan negara yang dikelola sesuai syariat.

 

Pada masa Khalifah Abdullah al-Makmun dari Kekhilafahan Abbasiyah, pemasukan kharaj mencapai 3,196 miliar dirham dan 3,917 juta dinar. Di samping itu ada berbagai komoditas hasil pertanian. Semua kekayaan ini diserahkan ke Baitulmal.

Pemasukan dari pos kharaj digunakan untuk menggaji para pejabat dan pegawai negara. Selain itu, untuk membiayai jihad fi sabilillah, pembangunan infrastruktur dan dibagikan oleh khalifah kepada siapa saja yang dianggap berhak mendapatkannya. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]