Alt Title

Nurani Ibu Tergerus Sistem Liberal

Nurani Ibu Tergerus Sistem Liberal

Fenomena ini menunjukkan adanya persoalan sistemik dan bukti nyata kegagalan sistem yang diterapkan

__________________


Penulis Ummu Choridah Ummah 

 Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Muslimah


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kisah pilu dialami oleh seorang remaja asal sumenep, remaja ini diantar oleh ibu kandungnya kepada kepala sekolah untuk dicabuli. Saat ini, ibu dan kepala sekolah tersebut telah diamankan dan dijerat Pasal 81 ayat (3) (2) (1), 82 ayat (2) (1) UU RI No. 17 Tahun 2016 perubahan atas UU No. 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak.


Namun, korban yang masih remaja mengalami trauma psikis akibat perbuatan keji kepala sekolah tersebut. Pasalnya korban telah dicabuli sebanyak 5 kali atas persetujuan ibu kandungnya. (Kumparan.com 2-09-2024)


Ibu adalah sebuah peran yang Allah muliakan, peran penting dalam tumbuh kembang seorang anak. Menjadi madrasatul ula (madrasah pertama) bagi anaknya, payung bagi anaknya untuk berlindung, menjadi supporter untuk setiap proses perkembangannya. Ibu sebagai informasi pertama untuk segala hal baru bagi anaknya. Dengan naluri keibuan yang Allah ciptakan pada diri seorang perempuan, tidak bisa didapat pada orang lain.


Ibu sebagai pembentuk karakter seorang anak harus bisa memberikan contoh dan mengarahkan kepada hal-hal yang baik. Namun, berbeda dengan seorang ibu di Sumenep yang dengan penuh kesadaran menjerumuskan anak perempuannya kepada sebuah kejahatan. Ia kehilangan nuraninya sehingga mampu menyerahkan anaknya kepada laki-laki jahat yang haus akan kepuasan biologis. Ibu yang seharusnya memiliki kelembutan hati justru dengan tega menyetujui pemerkosaan sampai 5 kali. Naudzubillah tsumma naudzubillah


Akar Masalah 

Kasus di atas menunjukkan matinya naluri keibuan jelas terbukti, hal ini menambah panjang deretan potret buram rusaknya pribadi seorang ibu dan rusaknya masyarakat. Bukan hanya pribadi seorang ibu yang telah rusak, namun persoalan ini telah menjamur kepada pribadi masyarakat itu sendiri. 


Fenomena ini menunjukkan adanya persoalan sistemik dan bukti nyata kegagalan sistem yang diterapkan. Khususnya, sistem pendidikan dan sistem sanksi. Sistem pendidikan saat ini tidak menjadikan Islam sebagai pembentuk karakter anak. Pendidikan saat ini hanya dituntut memiliki kemampuan akademik dengan sederet kebijakan yang membebaskan anak melakukan apapun tanpa menghiraukan halal haram sebagai benteng dalam perilaku.


Kebebasan yang dilahirkan dari sistem sekularisme, menjadikan anak jauh dari ajaran Islam. Sistem Islam hanya digunakan saat ritual ibadah saja sedangkan dalam kehidupan sehari-hari,  bermasyarakat bahkan dalam bernegara digunakan sistem yang dibuat oleh manusia.


Akibat dari sistem yang dibuat oleh manusia, lahirlah sebuah peraturan yang tidak memberikan efek jera. Maka dari itu, kejahatan akan terus berulang bahkan bisa menimbulkan kejahatan yang lebih parah.


Islam Sebagai Solusi

Islam menetapkan peran dan fungsi ibu sebagai pendidik pertama dan utama. Islam juga menyediakan adanya supporting sistem di tempat kerja. Kesempurnaan sistem Islam tampak dari sistem pendidikan yang membentuk kepribadian Islam. Sehingga setiap individu sadar akan perannya masing-masing serta menyadari bahwa setiap peran yang dijalankan dengan baik akan bernilai pahala di sisi Allah. Dan janji Allah adalah pasti. 


Sistem sanksi juga sistem lain dalam Islam mampu menjaga individu dalam kebaikan, ketaatan dan keberkahan Allah. Karena, sistem sanksi dalam Islam bersifat jawabir dan zawajir


Begitu juga dengan perbuatan zina, Allah telah mengharamkan perbuatan zina bahkan mendekatinya saja sudah dilarang dan disebut sebagai fasaa-a sabiila yaitu jalan yang buruk. Dalam Islam, hukuman bagi pezina adalah hukuman berat hingga hukuman mati. Sehingga akan memberikan efek jera bagi pelaku dan memberikan pelajaran bagi yang lainnya.


Jika sebuah negara menerapkan Islam sebagai sistem maka negara wajib menjaga fitrah ibu, anak dan seluruh manusia. Benar, bahwa Allah menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Sehingga untuk menjadi seorang ibu butuh ilmu, bagaimana mendidik anak yang baik sesuai Islam.


Saat ini, para ibu sangat krisis dalam mendidik anak, jauh dari Islam. Sekularisme yang mengondisikan agar para ibu tak menjadikan agama sebagai panduan dalam mendidik anak sehingga ibu dan anak jauh dari agama. Apabila ibu jauh dari agama pertanda rusaknya generasi muda. Wallahualam bissawab [Dara/MKC]