Alt Title

Palestina Masih Merana, Saatnya Negeri Muslim Terjunkan Tentara

Palestina Masih Merana, Saatnya Negeri Muslim Terjunkan Tentara




Kondisi Palestina saat ini, perlu kesatuan umat di bawah satu komando

untuk mengusir Zionis laknatullah dari tanah suci Al-Aqsa


______________________________


Penulis Rianny Puspitasari

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pendidik


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Palestina masih merana. Tangisan pilu masih terdengar, darah merah masih mengalir, bangunan hancur masih menjadi pemandangan sehari-hari.

Setiap hari senantiasa bertambah istri yang menjadi janda, juga anak yang menjadi yatim piatu. Bahkan tidak sedikit orang tua yang harus kehilangan anak-anaknya di pelukan mereka. Begitu menyesakkan melihat kondisi saudara muslim Palestina, namun kita seolah tak mampu berbuat apa-apa.

Pada tanggal 1 September 2024, dilaksanakan Forum Parlementer Indonesia Afrika (IAPF) di Nusa Dua, Bali. Puan Maharani sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), membuka dan memberi pidato di hadapan puluhan delegasi dari negara-negara Afrika.

 

Beliau menyampaikan keinginannya untuk menghentikan perang di Palestina dan daerah konflik lainnya. Selain itu, juga mengingatkan peran parlemen untuk berkontribusi dalam penyelesaian persoalan global dan mendorong perdamaian dunia dengan menolak cara kekerasan.

 

Bahkan Puan menegaskan tentang niatnya memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui forum kerja sama antara Indonesia dan Afrika. (bali.suara.com, 1-9-24)

Seruan lantang yang dilontarkan oleh Puan Maharani ini patut kita apresiasi. Memang isu Palestina harus terus diangkat dan jangan sampai tenggelam. Kita harus ‘berisik’ agar perhatian dunia tetap tertuju pada Palestina.


Meskipun demikian perlu kita renungkan kembali, gelombang demo, seruan bahkan kecaman datang dari berbagai penjuru dunia. Namun hal ini tidak berhasil menghentikan Israel dan sekutunya untuk membombardir bumi para Nabi.

 

Hal ini menunjukkan bahwa tidak cukup dengan seruan, tetapi upaya dalam menyelamatkan umat Palestina harus lebih dari itu, yakni menerjunkan para tentara muslim. Kebiadaban Zionis ini terjadi berulang kali. Mereka seolah ingin menunjukkan arogansinya dalam menguasai tanah yang bukan milik mereka.

 

Awal kedatangan mereka yang disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk Palestina. Lalu dikhianati dengan kejamnya cara mereka merebut dan mengambil secara paksa wilayah yang kemudian mereka klaim sebagai milik mereka. Sudah sangat jelas, pihak mana yang salah sehingga harus ditindak.

 

Sayangnya akibat sekat-sekat nasionalisme, menjadikan umat Islam tercerai-berai dan kelemahan menggerogoti mereka. Begitu pula dengan penduduk Palestina, kekuatan mereka tidak akan mampu mengusir penjajah tanpa bersatunya umat muslim.

Pertahanan mereka hingga saat ini saja sudah luar biasa, tanpa dorongan keimanan yang mendalam, mereka akan sulit bertahan. Ibarat di rumah tetangga kita ada pencuri yang menyekap pemilik rumah dan keluarganya, kita tidak cukup hanya dengan menyeru dan mengecam penjahat tersebut untuk meninggalkan tempat kejadian perkara dari luar.

 

Mereka tidak akan bergeming, apalagi jika mereka memiliki senjata yang kuat dan dukungan pihak lain yang lebih besar. Perlawanan satu-satunya adalah dengan umat bersatu bersama pihak keamanan bahkan militer dalam satu barisan, mengepung dan menindak para penjahat tersebut hingga akhirnya mereka terusir dari sana.

 

Begitu pula kondisi Palestina saat ini, perlu kesatuan umat di bawah satu komando untuk mengusir Zionis laknatullah dari tanah suci Al-Aqsa. Mereka tidak akan pernah menyerah dan sukarela keluar dari Palestina, apalagi berhenti memerangi umat Islam.

Hal ini sudah Allah Swt. kabarkan dalam Al-Qur’an:

 
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rida kepadamu hingga kamu mengikuti millah (ajaran) mereka.” (QS. Al-Baqarah: 120)

Persatuan umat adalah tumpuan harapan untuk mengakhiri segala penderitaan saudara muslim di berbagai tempat. Adanya pemimpin global yang menyerukan jihad dan mengirim pasukannya untuk menyelamatkan Palestina adalah sesuatu yang mendesak. Dalam Islam, pemimpin umat sedunia dikenal dengan khalifah dan institusinya Daulah Islamiyah.

Sekarang adalah momen tepat untuk umat bersatu menegakkan sistem pemerintahan yang akan menerapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Daulah akan menjadi ibu bagi umat Islam yang senantiasa menjaga, melindungi, dan menjadi perisai bagi umat yang ada di bawah naungannya. Semoga hal ini akan segera terwujud karena kita yakin kelak Islam akan kembali berjaya sesuai dengan janji Allah:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur: 55)

Wallahualam bissawab. [SM-DW/MKC]