Alt Title

Palestina Membutuhkan Tentara bukan Hanya Seruan

Palestina Membutuhkan Tentara bukan Hanya Seruan

 


Respon dunia, tidak terkecuali Indonesia hanya melakukan kecaman, doa dan donasi

Palestina membutuhkan tentara bukan hanya seruan hentikan genosida

________________


Oleh Putri Rizki

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI- Pada hari ke-333 sejak pecah perang pada 7 Oktober 2023, informasi yang didapatkan dari situs resmi Biro Statistik Palestina (PCBS), serangan Israel terhadap Palestina telah menyebabkan 41.414 orang terbunuh, 99.554 orang terluka, dan 360.000 unit bangunan hancur. (nu.or.id, 4-9-2024)


Data di atas akan senantiasa terus berubah dan bertambah setiap detiknya. Sedangkan respon dunia, tidak terkecuali Indonesia hanya melakukan kecaman, doa dan donasi, padahal Palestina membutuhkan tentara bukan hanya seruan hentikan genosida.

 

Bertempat di Bali pada hari Minggu, 1 September 2024, Puan Maharani sebagai Ketua DPR memberikan seruan agar menghentikan perang di Palestina. Perkataan itu diucapkannya di depan puluhan delegasi Afrika-Indonesia. Dalam pidatonya parlemen harus menghargai HAM dan menegakkan hukum. Sebagai salah satu bentuk kontribusi parlemen dikancah global, penggerak perdamaian dunia, menolak kekerasan, dan mendamaikan dengan cara berdialog dan diplomasi dalam rangka menghilangkan problem antar negara. (Suarabali.id)


Seruan Semu

Berita yang hampir sama dimuat dalam berita (tvonenews.com) di mana Mentri Luar Negri Indonesia Retno Marsudi, berpendapat bahwa parlemen bukan sekadar badan legislatif, mereka juga berfungsi sebagai jembatan antara aspirasi masyarakat dan kebijakan publik. Pada saat yang sama seharusnya parlemen mampu menjadi peran penting untuk bantuan kemanusiaan dan memberikan solusi dua negara yang sedang bertikai seperti halnya yang terjadi genosida di Palestina.


Hal yang sama disuarakan pula oleh DPR RI dalam diplomasi parlemen, secara birateral maupun event-event Internasional lainnya. Seperti halnya ke Serbia dan Hogaria pada waktu lalu terkait kunjungan kerja. Bahwa DPR harus menyuarakan dan membawa isu perdamaian dunia.


Solusi Islam

Politik demokrasi yang lahir dari asas sekularisme, atau memisahkan agama dari kehidupan merupakan bentuk ideologi Kapitalisme dengan unsur materalistis yang mengedepankan manfaat.


Solusi yang ditawarkan bagi perdamaian di Palestina hanya solusi pragmatis dan semu, tanpa ada penuntasan yang real untuk menghentikan tindak kejahatan yang dilakukan Israel. Padahal tindakan Israel nyata-nyata melanggar kemanusiaan dan terkatagori kejahatan internasional dalam agresinya sudah menelan banyak korban.


Rasulullah saw. bersabda yang kesimpulannya adalah "Lenyapnya dunia lebih ringan bagi Allah Swt. dari pada terbunuhnya satu orang muslim tanpa hak. (HR Tirmidzi)


Dari hadis di atas dapat kita pahami bahwa, begitu mulianya kehormatan seorang muslim. Diibaratkan hancurnya dunia dan seisinya bagi Allah lebih ringan, dari pada terbunuhnya satu orang muslim. 


Namun kondisi saat ini terutama di Palestina, betapa tidak berharganya nyawa kaum muslimin. Sudah puluhan ribu kaum muslimin nyawa mereka terbunuh, sementara kita menyaksikannya dan tidak mampu membantu, menolong, dan menghentikan kebiadaban Israel. 

 

Larangan membunuh sesama manusia turut ditegaskan dalam hadits lainnya. Bahwasanya Rasulullah saw. telah bersabda, yang artinya: "Tidak dihalalkan darah seorang muslim yang bersaksi bahwasanya tidak ada Ilah (yang haq) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah kecuali dengan tiga alasan, yaitu: jiwa dengan jiwa, seorang suami yang berbuat zina, dan orang yang meninggalkan agamanya dan memisahkan diri dari jama'ah." (HR Al-Bukhari dan Muslim)


Dan di dalam Al-Qur’an telah dijelaskan dalam surah al Isra ayat 33 yang penggalan ayatnya berarti: "Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar."


Begitupun di dalam surah al-Mâidah ayat 32-33 dijelaskan bahwasanya: "Hukuman bagi Bani Israil yang membunuh seseorang maka hanyalah berhak dibunuh balik atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka secara silang, atau diasingkan dari tempat kediamannya dikarenakan mereka telah melampaui batas."


Dan di dalam surah (an-Nisa ayat 93) pun diterangkan bahwasanya: " Membunuh seorang yang beriman dengan sengaja maka balasannya ialah neraka jahanam, yang senantiasa kekal di dalamnya."


Dari sudut pandang Islam sebagai ideologi, seruan menghentikan genosida di Palestina tanpa pengiriman pasukan atau tentara adalah hanyalah pencitraan belaka. Hingga saat ini terbukti semua seruan dunia tidak mampu menghentikan serangan Zionis, bahkan seruan lembaga-lembaga internasional, maupun pejabat/ penguasa negeri muslim. 


Maka hanya dengan sistem Islamlah yang dapat membangun kekuatan ukhuwah atas dasar akidah, dan negara berperan penting dalam menanamkan sikap umat terhadap saudara sesama muslim, terlebih yang dijajah seperti di Palestina.  


Dengan pemahaman Islam yang benar, maka setiap  rakyat akan terbangun kesadaran politik Islam, kewajiban dakwah dan jihad. Allah Swt. berfirman dalam surah an-Nahl ayat 125 yang artinya “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.” Dalam surah al-Mâidah ayat 35 dijelaskan tentang jihad, sebagai jalan menjadi orang-orang yang beruntung.


Dengan demikian, dalam kepemimpinan Khalifah setiap muslim akan menyadari seruan kebaikan. Memastikan terealisasinya seluruh kewajiban termasuk di dalamnya jihad sebagai jalan menghentikan penderitaan muslim di Palestina.

Wallahualam bissawab. [EA/MKC]