Sampai Kapan Dunia Abai pada Gaza?
OpiniGenosida telah berlangsung sejak 1948
saat entitas Yahudi menduduki tanah Palestina secara ilegal
______________________________
Penulis Anis Nuraini
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI- Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kembali mengabarkan perkembangan terkini di Gaza, Palestina, setelah wilayah itu masih terus menjadi sasaran serangan Israel.
Israel memulai serangannya di Gaza setelah pejuang Hamas menyerbu Israel Selatan pada 7 Oktober 2023, dengan menewaskan 1.200 orang yang sebagian besarnya warga sipil. Dalam serangan itu, Hamas juga menangkap lebih dari 250 sandera.
Di sisi lain, hampir 40.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak perang pecah Oktober lalu. Pejabat kesehatan Gaza mengatakan sebagian besar korban tewas adalah warga sipil, tetapi Israel mengatakan setidaknya sepertiganya adalah pejuang Hamas. Israel mengatakan telah kehilangan 329 tentara di Gaza. Dikutip dari (antaranews.com, 22/8/2024)
Serangan entitas Yahudi semakin brutal tidak hanya melawan Hamas, tetapi menyerang warga sipil. Justru yang paling banyak menjadi korban adalah orang tua, anak-anak dan wanita, tujuannya mereka untuk memusnahkan penduduk Gaza dan mengambil tanah mereka.
Penerapan ideologi kapitalisme telah membunuh jutaan jiwa di seluruh dunia dengan berbagai cara. Terutama di Gaza oleh Zionis Yahudi, dengan cara genosida, ini tidak terjadi hanya saat ini saja.
Genosida telah berlangsung sejak 1948 saat entitas Yahudi menduduki tanah Palestina secara ilegal. Sudah banyak yang kehilangan nyawa akibat genosida.
Derita kaum muslim di berbagai belahan dunia tidak kunjung usai, diakibatkan tidak adanya negara Islam yang melindungi mereka. Mereka bagaikan anak ayam kehilangan induknya untuk tempat berlindung, ini menjadi bukti bahwa sistem dunia hari ini jahat.
Akibat nasionalisme, sejauh ini para pemimpin dunia Islam tidak melakukan tindakan yang nyata untuk menghentikan kebiadaban Zionis, mereka seakan menutup mata dan telinga atas penderitaan warga Palestina dan sebagiannya hanya sibuk bersandiwara. Mereka bersikap seakan hanya menjadi macan podium dan macan kertas yang hanya bisa menggertak.
Akibat nasionalisme juga, para pemimpin muslim di sekelilingnya tak peduli terhadap warga Palestina, seolah enggan melakukan pembelaaan dan berdiam diri atas penderitaan mereka. Hanya bisa beretorika atau hanya mengecam dan mengutuk kebiadaban Zionis, serta hanya memberikan bantuan keuangan dan logistik seadanya. Mereka sudah merasa puas melakukan tindakan itu, padahal mereka punya kekuatan militer besar yang bisa untuk menyelamatkan Palestina dan menghancurkan Zionis.
Bahkan para pemimpin muslim menjadi antek musuh Islam, dan mereka yang mendukung Zionis untuk menyerang Palestina, dengan memberikan bahan bakar untuk kendaraan-kendaraan tempur Zionis yang dipakai untuk menggempur Gaza. Artinya, tangan para pemimpin muslim itu ikut berlumuran darah muslim Palestina.
Ini mencerminkan rusaknya kepemimpinan dunia Islam, lemahnya dan tak berdayanya, mereka tak sanggup melawan entitas Yahudi yang sebetulnya negara kecil dan terbukti lemah.
Genosida di Gaza jelas merupakan perang ideologi. Perang antara ideologi Islam yang sahih dengan ideologi kapitalisme yang kufur. Karena itu, ideologi kapitalisme akan melawan dan menyerang kaum muslim di seluruh dunia. Termasuk muslim Palestina dan individu yang berideologi Islam melalui para kaki tangannya yaitu seperti Zionis Yahudi. Sayangnya lagi, ideologi Islam baru diemban oleh individu dan belum diemban oleh negara. Maka untuk melawan kebiadaban Zionis Yahudi yang didukung AS negara adidaya, dibutuhkan lawan yang seimbang yaitu negara berideologi Islam.
Perang ini adalah perang melawan negara sehingga membutuhkan tegaknya negara berideologi Islam, yaitu negara Islam yang akan mendorong adanya jihad. Seorang pemimpin Islam yang menjadi perisai dan pelindung bagi kaum muslim yang terjajah, dengan menyeru pasukan kaum muslim dari seluruh dunia untuk membantu para mujahidin yang berada di sana, sehingga berhasil mengusir kaum Yahudi penjajah dari bumi kaum muslimin.
Tegaknya negara Islam membutuhkan kesadaran yang sama di tengah umat. Bahwa mereka adalah sama saudara kita, karena Tuhannya, nabinya, kitabnya, dan kiblatnya sama. Allah Swt. telah berfirman:
إِنَّمَا الْمًؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ
"Sungguh kaum mukmin itu bersaudara." (QS. Al-Hujurat [49]: 10)
Kaum muslim dan dunia Islam harus dipersatukan kembali dengan ukhuwah Islamiyyah yang berlandaskan akidah Islam, maka keberadaan kelompok dakwah ideologis sangat dibutuhkan sebagai pemersatu umat, dengan dakwah pemikiran tanpa kekerasan sebagaimana dicontohkan Rasululah saw..
Hanya negara Islam sajalah yang mampu membebaskan negeri-negeri kaum muslim yang terjajah oleh kaum kafir penjajah. Wallahualam bissawab. [SM-EA/MKC]