Alt Title

Sekularisme Kapitalisme Mengakibatkan Matinya Naluri Ibu

Sekularisme Kapitalisme Mengakibatkan Matinya Naluri Ibu

 


Masyarakat sekuler menganggap kebahagiaan itu mencari kesenangan materi bukan rida ilahi

Sampai-sampai tak peduli hingga harus mengorbankan anak sendiri

__________________


Penulis Anis Nuraini

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Nasib pilu dialami seorang remaja perempuan di Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep. Dia dicabuli kepala sekolahnya berinisial J (41) yang juga seorang PNS. Mirisnya, pencabulan ini disetujui dan diketahui ibu kandungnya yang juga seorang PNS berinisial E. 


"Pelaku yang merupakan Kepala Sekolah Dasar dan ibu kandung korban sudah diamankan anggota Resmob Polres Sumenep pada hari Kamis, tanggal 29 Agustus 2024 sekitar pukul 15.00 WIB, di rumahnya, Desa Kalianget Timur." kata Widiarti. Jum'at (30/8 kumparan.com)

  

Lemahnya iman membuat seorang ibu tercabut dari fitrahnya, ibu yang seharusnya menjadi pendidik utama dan pertama, justru melakukan kekejian luar biasa. Sampai tega mengantarkan anaknya sendiri untuk dicabuli oleh kepala sekolahnya sekaligus selingkuhannya. Bahkan, menyetujui pencabulan itu dengan alasan untuk ritual penyucian diri, dan dijanjikan akan diberi hadiah oleh pelaku berupa motor vespa matic.

  

Sebuas-buasnya harimau tidak akan membuat anaknya celaka tetapi berbeda kasus seorang ibu di atas. lni menunjukkan matinya naluri keibuan nyata adanya, karena sistem sekuler yang diterapkan di negeri ini telah menambah panjang deretan potret buram rusaknya pribadi ibu yang akan berpengaruh pada rusaknya masyarakat.


Fenomena ini menunjukkan adanya persoalan sistemis dan bukti kegagalan sistem yang diterapkan. Aturan sekuler kapitalisme telah membuat negara abai terhadap rakyatnya tidak mau membantu rakyat untuk memenuhi kebutuhan pokok, sehingga tidak mampu menyejahterakan rakyatya terutama kaum ibu. Akibatnya kaum ibu pun turun tangan untuk membantu suami mencukupi kebutuhan keluarganya.


Impitan ekonomi menjadi faktor penyebabnya. Bahan-bahan pokok yang ikut naik membuat ibu stres dan depresi. Sehingga mematikan hati nurani ibu. Hanya karena sebuah hadiah sampai tega mengantarkan anaknya untuk dicabuli. Akalnya sudah tunduk pada hawa nafsu, tak peduli meskipun harus mencelakakan buah hatinya sendiri hingga melanggar aturan Allah. 


Selain itu, sistem pendidikan sekuler juga telah membuat agama harus dipisahkan bahkan dijauhkan dari kehidupan masyarakat, sehingga cara pandang masyarakat sekarang menilai manfaat saja dan standarnya bukan halal dan haram.


Masyarakat sekuler mengangap kebahagiaan itu mencari kesenangan materi bukan rida Ilahi, sampai tak peduli hingga harus mengorbankan anak sendiri.


Kasus kekerasan seksual terhadap anak banyak terjadi, bahkan sudah merajalela dan tidak ada perlindungan dari negara. Lemahnya penegakan hukum, sehingga negara tidak memberikan sanksi yang membuat jera para pelaku.


Islam menetapkan peran dan fungsi ibu, yaitu sebagai pendidik pertama, ummu warabatul bait yaitu sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Dengan dasar keimanan yang kuat seorang ibu akan taat pada seluruh aturan Islam. Serta akan menjaga anaknya agar menjadi muslim yang taat.


Islam akan menjamin kesejateraan ibu dengan jalur nafkah oleh suami, suami dituntut untuk bekerja keras, ketika suami belum mampu memenuhinya, maka keluarga suami wajib membantu, kalau keluarga suami tidak mampu juga, maka negara akan turun tangan membantu.

 

Sistem Islam juga menyediakan adanya supporting system yang dijunjung tinggi di tempat kerja oleh masyarakat Islam, dengan prinsip ta'awun. Apabila ada salah satu anggota masyarakat yang kekurangan secara ekonomi, maka anggota masyarakat lain akan meringankan bebannya dengan membantu seperti tawaran pekerjaan bagi kepala keluarga, memberikan sedekah, dan bantuan lainnya yang dibutuhkan. 


Kesempurnaan sistem Islam akan terwujud dari sistem pendidikan yang membentuk kepribadian Islam, nafsiah (pola sikap) dan akliah (pola fikir) sesuai Islam, yang akan melahirkan muslim yang bertakwa kepada Allah Swt..


Sistem sanksi Islam, akan memberikan sanksi yang tegas bagi siapa pun yang telah mukalaf yang melakukan pelanggaran,  memberikan efek pencegah terhadap masyarakat agar tidak melakukan pelanggaran yang serups dan terhadap pelaku sebagai efek jera serta penebus dosa. Sanksi dalam Islam ini telah terbukti menjaga masyarakat dan melindungi atas darah, jiwa, agama, keturunan, dan harta manusia, serta mampu menjaga setiap individu dalam kebaikan, ketaatan dan keberkahan Allah.


Hanya aturan Islam sajalah yang mampu menjaga fitrah ibu, dan melindungi anak agar terhindar dari kekerasan fisik maupun psikis.

Wallahualam bissawab. [EA/MKC]