Alt Title

Selama Sistem Kapitalisme Terus Bercokol, Palestina Akan Terus Membara

Selama Sistem Kapitalisme Terus Bercokol, Palestina Akan Terus Membara

 


Ideologi kapitalisme mampu membuat para pemimpin negeri-negeri muslim tidak peduli dengan saudara se-akidah

Bahkan mereka menjadi kawan sejati penjajah zionis

_________________________


Penulis Erna Astuti Amd

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Palestina adalah Negeri milik umat Islam. Pada tahun ke-15 H Palestina ditaklukkan oleh Khalifah Umar Bin Khattab, sehingga menjadi bagian dari negeri muslim. Pendudukan Palestina dan juga pembebasannya, menjadi urusan umat Islam, bukan hanya warga Palestina atau bangsa Arab saja. 

Perkembangan terkini di Gaza, Palestina, kembali dikabarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Setelah wilayah tersebut masih terus menjadi sasaran serangan Israel. Disampaikan pada CNBC Indonesia, kamis (22/8/2024). 

"Zona aman" Di jalur Gaza, merupakan wilayah bagi warga sipil untuk mengungsi, kini keadaannya menjadi tumpukan puing-puing dan abu yang hanya tersisa 9,5 persen. 

Pada invasi darat Israel ke Gaza awal November 2023, pasukan Israel mengusir warga sipil yang berjumlah ratusan ribu dari Gaza Utara ke Gaza Selatan. Israel menyatakan bahwa area tersebut sebagai "zona kemanusiaan yang aman" dirilis oleh otoritas tersebut. 

Total wilayah Gaza awalnya meliputi 230 kilometer persegi atau 63 persen wilayah Gaza, terdiri dari lahan pertanian dan fasilitas komersial, ekonomi dan layanan yang tersebar di wilayah 120 kilometer persegi. 

Serangan militer Israel terus berlanjut, yang pada akhirnya zona tersebut menyusut drastis. Pada awal Desember 2023, disusul serangan Israel ke Khan Younis di Gaza Selatan, ditetapkan bahwasanya wilayah kemanusiaan telah berkurang menjadi 140 kilometer persegi, mencakup 38,3 persen dari total wilayah Gaza. 

Pengurangan selanjutnya terjadi pada bulan Mei 2024, di mana Israel menyerang ke Rafah. Zona kemanusiaan menyusut kembali menjadi 79 kilometer persegi, atau 20 persen dari total wilayah Gaza. 

Kemudian pada pertengahan bulan Juni 2024, zona kemanusiaan mengecil kembali menjadi 60 kilometer persegi, atau 16,4 persen dari total wilayah Gaza. Meliputi jalanan biasa, jalan raya, area layanan, bahkan pemakaman, dianggap tidak satupun sebagai tempat berlindung yang benar-benar aman untuk warga sipil yang mengungsi di sana. 

Selanjutnya pada pertengahan Juli 2024 wilayah tersebut berkurang kembali menjadi 48 kilometer persegi, atau 13,15 persen dari keseluruhan total wilayah Gaza. 

Yang kemudian pada bulan Agustus 2024, Israel benar-benar mengurangi zona aman ini menjadi 35 kilometer persegi, atau 9,5 persen dari keseluruhan wilayah Gaza. Cakupannya sekitar 3,5 persen dari tanah pertanian, layanan dan komersial, dipersempit untuk warga sipil yang berlindung. Dirinci bagaimana pasukan Israel benar-benar menghancurkan "zona aman."

Dengan makin berkurangnya "zona aman" ternyata memberi efek buruk terhadap krisis kemanusiaan di Gaza, Karena tempatnya kecil untuk warga sipil lari dari aksi kekerasan. 

Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel melanjutkan serangan brutalnya di jalur Gaza, meskipun PBB menyerukan gencatan senjata. 

Dalam serangan tersebut 40.200 warga Palestina meninggal, kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak, 93 ribu lebih mengalami luka-luka. 

Blokade yang dilakukan Israel di Gaza menyebabkan kelangkaan akut pada bahan makanan, air bersih, dan obat, juga menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut. 

Sejumlah 60 persen obat-obatan esensial dan 83 persen pasokan medis di Gaza telah habis dikarenakan perang yang terus berkecamuk. Ditambah Israel yang terus mengontrol dan menutup perbatasan Gaza. 

Akibatnya rumah sakit sebagai pusat kesehatan kekurangan obat-obatan dan pasokan medis yang sangat akut. 

Kehabisan obat-obatan serta pasokan medis bisa berakibat berhentinya total layanan medis kritis, termasuk perawatan darurat, operasi, perawatan intensif, dialisis, layanan kesehatan primer, dan layanan kesehatan mental. 

Sistem Kapitalisme Biang Kerok Atas Semua Kerusakan yang Terjadi

Masyarakat dunia tentu tidak bisa berharap pada ideologi kapitalisme, karena ideologi kapitalisme selain cacat dan rusak. Ideologi kapitalisme juga terbukti gagal dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dunia. Bahkan ideologi ini malah menimbulkan banyak masalah baru. 

Ideologi kapitalisme menciptakan konflik, menimbulkan peperangan, hal itu merupakan metode dalam penjajahannya. Seperti yang terjadi di Palestina.

Ideologi ini menimbulkan kesengsaraan yang mendalam bagi umat manusia. Ideologi ini juga mengakibatkan terbunuhnya jutaan jiwa di seluruh dunia. Ini adalah bukti yang sangat jelas akibat diterapkannya ideologi kapitalisme. 

Selain itu, ideologi kapitalisme mampu membuat para pemimpin negeri-negeri muslim tidak peduli dengan saudara se-akidah. Bahkan mereka menjadi kawan sejati penjajah zionis.

Mereka membiarkan dan memberi dukungan pada Amerika Serikat untuk menjajah Negeri kaum muslimin. Sebagai contoh Mesir mereka membangun tembok pembatas begitu dalam dan tinggi di perbatasan Rafah, hingga akhirnya terjadi tragedi mengerdilkan yang diberi tajuk "All Eyes On Rafah", Mesir tidak bergeming. Para pemimpin negeri-negeri muslim telah terlibat dalam pembunuhan saudara mereka sendiri, karena para pemimpin negeri-negeri muslim hanya diam dengan kejadian yang terjadi di Palestina. 

Inilah gambaran betapa dahsyatnya ideologi kapitalisme merusak persatuan negeri-negeri muslim. Jadi genosida yang terjadi di Gaza sejatinya adalah perang ideologi Islam melawan ideologi kapitalisme. Ideologi kapitalisme yang diemban oleh Amerika Serikat sedangkan ideologi Islam sayangnya baru diemban oleh individu saja, belum ada negara yang mengembannya. Jadi perang melawan ideologi kapitalisme hanya dilakukan oleh individu Palestina dan kelompok perlawanan saja, karena ketiadaan negara yang mengemban ideologi Islam. Meskipun demikian Amerika Serikat, Zionis dan Dunia telah dipermalukan oleh ketabahan muslim Palestina dalam menghadapi segala penderitaan perang yang ditimpakan kepada mereka. 

Jika ideologi Islam masih diemban oleh individu saja mampu mempermalukan pemimpin negeri muslim dan dunia, maka bisa dibayangkan jika ideologi Islam diemban oleh negara. 

Maka pastilah kaum muslimin akan hidup dalam kemuliaan dan keamanan. Ideologi Islam adalah negara yang menerapkan syariat Islam. Jadi ketika ada penjajah seperti Amerika Serikat dan zionis, sudah pasti negara Khilafah akan menyerukan jihad untuk membebaskan kaum muslimin, sebab begitulah syariatnya sebagaimana yang ada dalam surah Al-Baqarah: 190.

Tak hanya itu seruan jihad adalah upaya negara Islam untuk melindungi kaum muslimin dari segala marabahaya, akibat dari penerapan ideologi kapitalisme. 

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ketika menjadi kepala negara Madinah pernah menghukum beberapa Bani Yahudi di Madinah. Ketika mereka melanggar perjanjian Piagam Madinah, mereka diperangi hingga diusir oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dari Madinah. 

Itulah contoh ketika ideologi Islam diterapkan. Maka tugas sebagai kepala negara akan melindungi rakyatnya, yang terjadi tidak ada satupun negeri Barat yang berani dengan negara Islam. 

Namun saat ini negara Islam itu belum ada. Maka dari itu dibutuhkan kesadaran di tengah umat untuk mengembalikan kehidupan Islam yang pernah dibangun oleh Rasulullah di Madinah. 

Maka dibutuhkan peran kelompok dakwah Islam ideologi. Sebuah kelompok yang mengikuti metode dakwah Rasul, yang bertugas menyadarkan umat dan membimbing, untuk menempuh thoriqoh yang pernah dicontohkan Rasul, untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam. Kehidupan yang pernah dibangun oleh Rasulullah di Madinah. 

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman dalam Al-Qur'an surat Al-Imron: 104. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]