Makan Bergizi Gratis, demi Siapa?
Surat PembacaSalah satu peristiwa terkait distribusi makanan gratis
di zaman Rasulullah saw. adalah "suffah"
______________________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Rencana program andalan pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berkampanye pada pilpres lalu yaitu makan siang gratis.
Prediksi Prabowo saat kampanye, anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp460 triliun. Awalnya program ini bernama makan siang gratis kemudian menjadi makan bergizi gratis. Program ini dijalankan menggunakan dana APBN untuk pendidikan dan perlindungan sosial.
Isu anggaran makan siang gratis dari Rp15.000 menjadi Rp7.500 per porsi atau separuh dari anggaran sebelumnya. Anggaran Rp7.500 masih tahap pembahasan.
Seperti yang diketahui setiap presiden dan wakil presiden yang terpilih akan memberikan janji-janjinya pada rakyat. Salah satunya makan bergizi gratis yang bertujuan untuk memenuhi kecukupan gizi bagi anak-anak.
Namun anggaran yang dikeluarkan sangatlah besar. Apabila anggaran yang besar itu bisa dialokasikan untuk rencana program andalan pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berkampanye pada pilpres lalu yaitu makan siang gratis. (bbc.com, 26-10-2024)
Kebutuhan Masyarakat
Pemenuhan kebutuhan gizi termasuk pemenuhan kebutuhan primer. Masyarakat berharap besar mendapat perhatian dari pemerintah untuk bisa memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari.
Alih-alih program gizi ini akan menyelesaikan masalah pemenuhan gizi masyarakat terutama anak-anak, seakan suatu yang mustahil. Karena bisa kita perhatikan sebelum program gizi gratis dimulai, sudah banyak kendala.
Dari anggaran biaya yang sudah berkurang separuhnya per porsi, belum lagi anggaran yang diambil dari APBN ini menjadi polemik. Karena masih ada kebutuhan dasar lainnya yang harus lebih diprioritaskan.
Pemerintah harus mempertimbangkan kembali anggaran yang akan dikeluarkan dengan skala prioritas kebutuhan masyarakat lainnya. Penekanan bisa berfokus pada bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, daripada terus fokus pada program makan gratis.
Apalagi anggaran tersebut tidak mencukupi dan malah terjadi pengurangan. Akhirnya program tersebut hanya asal berjalan saja.
Tambal Sulam dalam Kapitalisme
Dalam sistem kapitalis liberal, masalah terselesaikan seperti tambal sulam. Tidak pernah tuntas ke akar permasalahan masyarakat, sehingga masalah kebutuhan gizi selalu muncul kembali.
Di beberapa daerah kerap muncul masalah anak kekurangan gizi, bahkan bertambah banyak kasus stunting terjadi di berbagai daerah.
Maka persoalan pun tak kunjung usai karena pemerintah tidak maksimal dalam mengurus urusan rakyatnya.
Pandangan Islam
Dalam Islam kepengurusan rakyat harus diurus dengan maksimal, tanpa pandang bulu. Setiap individu berhak mendapatkan kebutuhan pokok termasuk kebutuhan gizi bagi anak-anak dan seluruh masyarakat.
Islam menjadikan amanah pada seorang pemimpin dalam menjalankan tugas pemerintahan. Tugas sebagai seorang pemimpin dalam mengurus urusan rakyat adalah kewajiban yang mutlak dalam menerapkan aturan dan hukum-hukum sesuai syarak.
Pemerintah harus bertanggung jawab dalam kekuasaan kepengurusannya. Seperti dalam kitab Nizhamul Hukmi Fi al-Islam:
"Khalifah adalah orang yang mewakili umat Islam dalam urusan kekuasaan atau pemerintahan dan penerapan hukum-hukum syarak."
Pada masa kejayaan Islam, pemberian makan bergizi gratis sudah dilakukan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat. Karena kebutuhan pokok masyarakat termasuk pangan sangat diperhatikan.
Islam memenuhi kebutuhan gizi dengan tuntunan makanan yang halal dan baik. Salah satu peristiwa terkait distribusi makanan gratis di zaman Rasulullah saw. adalah "suffah".
Suffah adalah sebuah tempat di Masjid Nabawi yang dihuni oleh kaum Muhajirin yang belum memiliki pekerjaan dan penghidupan di Madinah.
Rasulullah dan para sahabat pun mengantarkan makanan bergizi kepada para penghuni suffah dengan menu kombinasi makanan berdasarkan ilmu gizi dan asupan yang seimbang.
Adapun pada masa kekhilafahan Turki Utsmani sejak abad ke-14 sampai abad ke-19 mendirikan Imaret. Imaret didirikan oleh para sultan, kalangan militer dan individu untuk mendekatkan diri pada Allah Ta'ala.
Imaret ini bertujuan untuk menyiapkan makanan dan didistribusikan secara gratis pada masyarakat dari berbagai latar belakang.
Anggaran makanan bergizi gratis pada masa Islam didapatkan dari kas Baitulmal yang dikelola oleh negara secara maksimal sesuai dengan kebutuhan pokok seluruh masyarakat baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, pangan, pertanian, ekonomi, harta dan sebagainya.
Khatimah
Begitulah Islam menyelesaikan permasalahan rakyatnya sesuai dengan hukum Islam tanpa melanggar aturan Allah Ta'ala, sehingga keberkahannya terasa pada seluruh alam.
Menjadikan pemimpin dan para pejabat bekerja dengan penuh tanggung jawab. Begitulah pemerintahan Islam menjadi rahmatan lil'alamiin bagi seluruh rakyat baik muslim maupun nonmuslim. Wallahualam bissawab. [SJ/MKC]
Siti Rahmawati