Alt Title

Miris, Hancurnya Gedung Sekolah

Miris, Hancurnya Gedung Sekolah

 



Islam mendorong dan memfasilitasi semua kebutuhan pendidikan

untuk seluruh rakyatnya secara cuma-cuma

______________________________


Penulis Siti Rahmawati

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Beredar sebuah video memperlihatkan sejumlah siswa berseragam SMP melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan beralaskan plastik terpal berwarna biru. Dalam video itu tidak ada kursi ataupun meja untuk belajar, mereka duduk lesehan untuk mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh gurunya.


Fakta pun mengatakan bahwa SMPN 60 ini masih menumpang di bangunan SDN 192 Ciburuy, Regol. Jadi, kelas yang ada hanya untuk 7 rombel. Beberapa orang tua selama ini sudah sering menanyakan kapan gedung sekolah dibangun, karena sudah lama anak-anaknya belajar di teras sekolah. (detikJabar.com, 27-09-2024)

Tidak ada penolakan dari murid dan orang tua dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggelar terpal plastik dan tidak di gedung sekolah sendiri, para orang tua tidak merasa keberatan. Pihak sekolah pun sudah berupaya untuk mengajukan permohonan gedung kepada Dinas Pendidikan Kota Bandung. Namun nyatanya sampai saat ini belum ada perkembangan permohonan tersebut.

Abai terhadap Pendidikan


Kasus serupa sudah banyak di dunia pendidikan Indonesia. Data pada 2017 di Kota Depok terdapat lima sekolah menengah negeri yang belum memiliki gedung sendiri. Juga pada tahun 2018 di Bekasi terdapat sepuluh sekolah negeri yang kondisinya sama. Akhirnya mereka harus menyewa gedung untuk kegiatan belajar mengajar.

Jika dicermati, data laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) sepanjang 2019-2024 anggaran pendidikan selalu naik dari Rp492,45 triliun hingga Rp581,8 triliun (2024). Walaupun realisasi serapan tidak mencapai 100 persen, tidak digunakan dengan baik.

Meskipun anggaran pendidikan selalu naik, tetapi dana ini dari atas sampai ke bawah tidak sesuai dengan realisasinya. Maka yang seharusnya bisa digunakan untuk biaya operasional fasilitas pendidikan, ini malah tidak didapatkan oleh para murid bahkan guru itu sendiri.

Padahal jelas anggaran ini akan banyak membantu pada kualitas pendidikan yang lebih baik dan meningkatkan kinerja para pendidik karena upah pendidik yang sesuai.

Pendidikan Berkualitas Ilusi dalam Kapitalisme


Namun kenyataannya dalam sistem sekarang yaitu sistem kapitalis, ketika ingin mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan fasilitas yang memadai harus mengeluarkan biaya yang mahal. Sistem pendidikan di era kapitalisme jangan berharap mendapatkan fasilitas pendidikan yang baik, kalau anaknya hanya belajar di sekolah negeri.

Akhirnya terjadilah beberapa permasalahan di dunia pendidikan Indonesia, di antaranya mahalnya biaya pendidikan, kesejahteraan guru, dosen, dan tenaga pendidikan belum terpenuhi, korupsi pendidikan, kekerasan seksual di lingkungan pendidikan, dan sarana prasarana yang tidak menunjang pembelajaran, serta sulitnya akses dan minimnya kualitas pendidikan.

Permasalahan yang banyak ini muncul karena sistem pendidikan kapitalis. Di mana pendidikan hanya dijadikan alat bisnis semata bukan sebagai tempat menimba ilmu yang melahirkan generasi bangsa yang berkualitas dan bermutu.

Islam Solusi Tuntas


Islam sangat memperhatikan pendidikan. Alhasil, menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang produktif. Di mana setiap individu bisa berperan untuk kemajuan negaranya.

Ini semua bisa terwujud oleh sebuah negara yang serius mengurus urusan rakyatnya, termasuk pendidikan. Negara berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan pendidikan rakyatnya dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Menurut data, kekayaan alam Indonesia seharusnya mampu untuk membiayai pendidikan dengan cuma-cuma jika sumber daya alam tersebut dikelola oleh negara dengan baik, digunakan untuk kepentingan rakyatnya.

Tetapi sungguh malang yang didapatkan oleh rakyat Indonesia. Bukan fasilitas pendidikan berkualitas atau gratis, rakyat sendirilah yang harus berusaha keras mendapatkan pendidikan yang layak.


Begitulah sistem kapitalis mengubah peran negara yang seharusnya mengurus kepentingan seluruh rakyat agar sejahtera, sebaliknya yang dipentingkan dan banyak diuntungkan adalah para penguasa dan pengusaha yang memiliki modal besar.

Jelas ini berbeda dengan sistem Islam. Islam mengajarkan betapa pentingnya pendidikan bagi setiap individu. Karena menuntut ilmu merupakan kewajiban yang akan berguna untuk meningkatkan potensi dirinya.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. yang artinya, “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah.”

Aturan Islam akan mengatur secara sempurna terutama dalam dunia pendidikan. Negara mendorong dan memfasilitasi semua kebutuhan pendidikan untuk seluruh rakyatnya secara cuma-cuma.

Tujuan dari pendidikan adalah membentuk kepribadian Islam dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang berkualitas, serta pemberian pembelajaran tsaqafah Islam di semua tingkat pendidikan, hingga negara mencetak generasi yang beriman juga berilmu, dan mencetak generasi peradaban gemilang.

Kurikulum pendidikan wajib berlandaskan akidah Islam, seluruh mata pelajaran tidak boleh  menyimpang dari syariat Islam. Kurikulum ini tidak boleh diubah-ubah.

Pengajar baik guru, dosen, dan tenaga pendidikan lainnya mendapatkan gaji sepadan. Seperti pada masa Khalifah Umar bin Khattab r.a. yang pernah menggaji guru yang mengajar di Madinah sebanyak 15 dinar atau 63,75 gram emas.

Dengan harga 1 gram emas antam per 2 Oktober 2024 sebesar Rp1.464.000, maka gaji guru tersebut setara dengan Rp93,330 juta per bulan, dan gaji ini beliau ambil dari Baitulmal.

Negara pun menyediakan gedung-gedung sekolah dan universitas, perpustakaan, bahkan penyediaan laboratorium dengan peralatan yang lengkap.

Negara Islam serius mengurus urusan seluruh rakyatnya, maka anggaran pendidikan yang gratis ini bisa terwujud karena negara mengelola sumber daya alam untuk kepentingan seluruh rakyat.

Baitulmal sebagai tempat yang menangani pemasukan dan pengeluaran sesuai hukum syarak dari sisi pengumpulan, penjagaan, dan pembelanjaannya. Maka seorang kepala direktorat Baitulmal sungguh-sungguh mengatur kas yang ada di Baitulmal supaya bisa memenuhi kebutuhan pokok seluruh rakyatnya.

Keberhasilan ini pun dialami selama negara Islam berjaya dengan penerapan aturan Islam yang sempurna.

Perkembangan pendidikan yang pesat terjadi pada masa Daulah Abbasiyah di antaranya banyak kuttab, maktab, mesjid Baitul Hikmah, perpustakaan, dan sebagainya. Melahirkan generasi ulama-ulama ternama yang terkenal dan kita gunakan ilmunya hingga saat ini.

Khatimah


Demikianlah pendidikan Islam menciptakan individu yang bertakwa dan berilmu, seperti dalam firman Allah Swt. QS. Al Mujadalah ayat 11, bahwa Allah akan mengangkat derajat seseorang yang menuntut ilmu lebih tinggi daripada orang yang tidak menuntut ilmu.

Ini bertolak belakang dengan sistem pendidikan kapitalis, di mana pendidikan tidak menjadi tanggung jawab penuh negara. Maka sudah saatnya bagi kita untuk kembali pada sistem Islam yang mengatur seluruh aspek, terutama pendidikan. Wallahualam bissawab. [SJ/MKC]