Alt Title

Pemuda Bermental Kriminal Lahir dari Sistem Sekuler

Pemuda Bermental Kriminal Lahir dari Sistem Sekuler

 


Pemuda yang seharusnya menjadi tumpuan negara rusak tak terkendali akibat sistem yang tidak mampu mengarahkan pemuda pada hal yang positif.

____________________________


Oleh Emi Kartini 

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Tawuran, kata ini sudah tak asing lagi di telinga kita, bahkan sudah dianggap sebagai tradisi. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya lemahnya kontrol diri, krisis identitas pemuda, disfungsi keluarga, lemahnya ekonomi, lingkungan rusak termasuk lemahnya hukum dan penegakkan nya. Sebagian orang menganggap hal ini sebagai kenakalan remaja, namun apa jadinya jika kenakalan remaja seperti ini mengakibatkan adanya korban harta bahkan jiwa akibat senjata tajam yang mereka gunakan sebagai alat untuk tawuran. 


Remaja Pelaku Kriminal?

Terkadang orang yang tak berdosa pun bisa terkena dampaknya karena salah sasaran, hal ini terjadi bukan hanya sekali atau dua kali, akan tetapi hampir setiap hari berita tawuran selalu hadir di televisi dan medsos. Mereka kerap kali berulah dan pasti akan selalu ada korban luka, bahkan meninggal dunia. Sungguh ini sangat meresahkan warga, lantas apakah hal ini masih disebut sebagai kenakalan remaja? 


Beberapa kasus sangat meresahkan masyarakat saat ini, seperti tawuran yang dilakukan oleh anak sekolah maupun remaja yang tidak bersekolah. Tawuran sering terjadi dengan alasan yang tidak jelas bahkan tak masuk di akal, seperti pemerkosaan secara bergilir, geng motor mabuk-mabukan bahkan pencurian dan perampokan. Seperti tawuran yang terjadi baru-baru ini di Medan. Salah satu anggota geng motor ditangkap ketika akan tawuran di Medan Kecamatan Marelan. Seorang remaja yang berusia di bawah umur mengakui sebagai anggota geng motor Mce boys dan mengaku bahwa dia beserta teman-temannya berencana akan melakukan tawuran di Hamparan perak (Tribunnews.com, 22/9/2024). 


Ini hanya salah satu contoh dari rusaknya remaja saat ini, sehingga membutuhkan penanganan serius dan harus diselesaikan hingga ke akarnya. 


Hancurnya Estafet Peradaban

Sungguh miris pemuda yang seharusnya menjadi generasi yang akan memegang estafet peradaban hancur tak bisa diharapkan. Pemuda yang seharusnya menjadi tumpuan negara rusak tak terkendali akibat sistem yang tidak mampu mengarahkan pemuda pada hal yang positif. Pemuda saat ini muncul sebagai penerus dari kebobrokan sistem. Tak ada harapan yang bisa digantungkan pada pemuda saat ini. Mereka yang seharusnya melahirkan prestasi-prestasi yang dapat dibanggakan oleh keluarga, masyarakat bahkan negara justru memperlihatkan kerusakan akhlak. Banyak sekali perbuatan-perbuatan mereka yang justru merugikan, selain merugikan keluarga, masyarakat negara bahkan dirinya sendiri. 


Peran Negara Pada Generasi Bangsa

Peran negara amatlah penting dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi, umat salah satunya adalah menghadapi kenakalan remaja. Apa yang saat ini terjadi tidak dapat dikategorikan sebagai kenakalan yang wajar tapi sudah masuk ke dalam tindakan kriminal yang meresahkan masyarakat banyak.


Di sini seharusnya negara hadir sebagai pelindung bagi umat yang akan membentuk pemuda berkepribadian Islam dan memiliki pola pikir yang Islami. Anak disiapkan bukan sebagai pengejar materi tetapi sebagai generasi yang hebat, cemerlang dan juga berakhlak mulia. Sebab pada dasarnya anak memiliki fitrah baik yang tentu bisa diarahkan dengan baik. Hanya saja sistem saat ini tidak mampu melaksanakan hal tersebut.


Bahkan peran negara saat ini sudah hilang dan seolah berlepas tangan mengenai permasalahan anak kepada orang tua, sekolah, lembaga-lembaga yang mengurusi anak-anak dan kepolisian. Hal ini merupakan dampak pemisahan agama dari negara, yang menghilangkan peran-peran negara dalam mengurusi umat.


Sistem Islam Melahirkan Generasi Cemerlang

Islam hadir untuk mewujudkan generasi yang siap menjadi generasi yang cemerlang dan berakhlak mulia. Islam akan menyelesaikan segala permasalahan yang menyangkut kebutuhan pemuda agar siap menjalani kehidupan sebagai generasi penerus bangsa. Dimulai dari keluarga yang harmonis dan ideologis yang di dalamnya ada madhrasatul al ula yakni peran ibu dalam mendidik anak-anak nya yang akan memperkenalkan identitas dirinya sebagai seorang muslim.


Islam akan menyediakan sarana pendidikan dengan menggunakan kurikulum Islam sehingga akan tercipta generasi unggul yang berakhlak mulia serta berkepribadian islami. Kemudian Islam akan menyediakan kebutuhan hidup yang murah dan mudah dijangkau bahkan gratis, demi mencukupi kebutuhan gizi untuk tumbuh kembang anak.

 

Tak lupa Islam akan menciptakan lingkungan yang kondusif dan Islam akan memberikan sanksi bagi siapa saja yang melanggar hukum dengan sanksi yang membuat siapa pun jera. Sehingga takkan ada orang yang berani mengulang atau mengikuti perbuatan yang melanggar hukum. Seperti Firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 38:

وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوْٓا اَيْدِيَهُمَا جَزَاۤءًۢ بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِّنَ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ


Laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya sebagai balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Allah Maha perkasa lagi Maha bijaksana".


Begitulah cara Islam menciptakan generasi yang unggul dan berakhlak mulia dan terbukti ketika diterapkan aturan Islam selama 13 abad, dalam kurun waktu tersebut hanya terjadi dua ratus kasus. 

Wallahualam bisshawab. [AS]