Pemuda Krisis Identitas Suburkan Kriminalitas
OpiniPemuda yang sampai melakukan hal demikian
dipastikan bahwa ia tidak memahami hakikat eksistensi hidupnya di dunia
______________________________
Penulis Sopi, S.Pd.
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Muslimah
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Mengutip sebuah pepatah Arab
الشباب اليوم رجال الغد
"Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan"
Pepatah ini bermakna bahwa masa depan suatu bangsa ditentukan oleh pemudanya saat ini. Bangkitnya suatu bangsa di masa depan, tergantung baik buruknya pemuda hari ini.
Seharusnya dari pepatah ini menjadi tamparan juga dorongan agar pemuda hari ini bisa mempersiapkan diri dan memberikan torehan terbaik agar dapat menjadi pemimpin bagi bangsa ini kelak.
Namun realitanya kini miris. Pemuda yang didamba-damba menjadi harapan dan calon pemimpin masa depan, terjerat pada kriminalitas yang kian mengganas.
Dikutip dari rri.co.id (22-09-2024) di Cianjur terdapat 15 pemuda yang hendak tawuran geng motor. Dari tangan para pelaku, polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti di antaranya satu bilah pisau, satu bilah golok, dan kendaraan roda dua.
Selain itu, pada Focus Group Discussion yang diikuti TNI, Polri, Pemkot Semarang, hingga para ketua RT, dan RW melalui zoom muncul data kejadian tawuran yang ditangani sejak Januari hingga September 2024. Ada 21 kejadian dengan 117 pelaku yang ditangkap.
Bahkan yang terbaru, tawuran antargangster di Semarang menyebabkan mahasiswa meninggal akibat salah sasaran. Salah satu pelaku tawuran, mengatakan tawuran itu berawal dari saling tantang di instagram, dan melakukannya di bawah pengaruh alkohol. (Detik.com, Jateng, 20-09-2024)
Kasus lainnya juga terjadi di Boyolali. Tersebar sebuah video yang diduga aksi tawuran melibatkan dua kelompok yang saling menyerang. Sejumlah pelaku tawuran terlihat membawa senjata tajam jenis klewang. (Metrotvnews.com, 20-09-2024)
Dari maraknya kasus kriminalitas di berbagai tempat yang semakin meningkat di kalangan pemuda, kita perlu menganalisisnya dari berbagai segi.
Pemuda Krisis Identitas dan Lemah Kontrol Diri
Pemuda yang sampai melakukan hal demikian, dipastikan bahwa ia tidak memahami hakikat eksistensi hidupnya di dunia. Tidak memahami jati dirinya sehingga asal dalam berperilaku menyalurkan gharizah baqa' (naluri mempertahankan diri) yang ada pada dirinya. Meluapkan emosi dengan kekerasan, hingga merampas nyawa seseorang pun mereka dapat lakukan. Memiliki rasa berani yang salah arti.
Tanpa memandang halal haram, hanya untuk memuaskan emosi diri mereka melakukan segala hal sesuka hati. Padahal Islam jelas mengatur penyaluran gharizah baqa' sesuai dengan syariat Islam yang dapat menyelamatkan generasi.
Pendidikan Sekuler Kapitalis
Pendidikan yang berlaku hari ini adalah pendidikan yang menjauhkan pemuda dari pemikiran dan tsaqafah Islam. Fokus pendidikan hari ini hanya memperhatikan ilmu pengetahuan semata, tuntutan capaian nilai, tanpa mengajarkan pembinaan agama dan kepribadian yang islami.
Disfungsi Keluarga, Lingkungan, dan Sistem yang Rusak
Lingkungan sangat memengaruhi aktivitas pemuda, terutama lingkungan keluarga. Di sistem kapitalis ini, keluarga terutama ibu disibukkan dengan bekerja, sehingga ibu mengabaikan peran dalam pendidikan dan pengasuhan anak. Padahal dalam Islam, seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya.
Sistem yang berlaku hari ini juga tidak tegas ketika menindak para pelaku kriminalitas. Padahal tingkat kriminalitas pemuda hari ini sampai bisa mengorbankan nyawa seseorang. Mirisnya sistem hari ini, jika pelakunya di bawah umur meskipun sampai pelaku menghilangkan nyawa korban, mereka hanya mendapat rehabilitasi semata. Alhasil, hal yang wajar jika kriminalitas semakin subur di sistem hari ini.
Islam, Sistem Terbaik yang Mampu Melahirkan Generasi Pemimpin
Islam memiliki sistem pendidikan berbasis akidah Islam yang mencetak generasi yang memiliki kepribadian Islam, yaitu memiliki pola pikir dan pola sikap Islam.
Dalam Islam, kriminalitas, kekerasan apalagi sampai membunuh seseorang jelas haram hukumnya dan balasannya juga setimpal, yaitu dengan ditetapkannya hukum kisas. Di mana nyawa dibayar nyawa. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surah Al-Maidah ayat 45,
بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْاَنْفَ بِالْاَنْفِ وَالْاُذُنَ بِالْاُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّۙ وَالْجُرُوْحَ قِصَاصٌۗ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهٖ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَّهٗۗ وَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ٤٥
"Kami telah menetapkan bagi mereka (Bani Israil) di dalamnya (Taurat) bahwa nyawa (dibalas) dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya (balasan yang sama). Siapa yang melepaskan (hak kisasnya), maka itu (menjadi) penebus dosa baginya. Siapa yang tidak memutuskan (suatu urusan) menurut ketentuan yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang zalim."
Begitulah aturan Islam yang tegas. Ini tentu akan mampu menjadi solusi bagi kriminalitas pemuda hari ini.
Selain itu, Islam mengatur penyaluran gharizah baqa' seseorang apalagi pemuda yang memiliki potensi dan jiwa pemberani. Potensi gharizah baqa' pemuda di dalam Islam akan disalurkan pada keberanian untuk menentang segala bentuk kemaksiatan dan kezaliman, bukan justru meluapkan emosi tanpa aturan.
Membunuh dalam Islam boleh dilakukan ketika aktivitas jihad fii sabilillaah. Maka jiwa berani pemuda ini akan diarahkan pada jalan yang tepat di dalam Islam. Juga selain penyaluran gharizah yang tepat, hal ini (berani jihad fii sabilillaah) menjadi sebuah perbuatan yang besar pahalanya di sisi Allah.
Dengan demikian, dari aturan Islam yang sempurna inilah, maka dapat kita simpulkan bahwa sistem Islam-lah yang mampu mewujudkan generasi pemuda hari ini menjadi pemimpin masa depan. Sebagaimana pepatah Arab yang penulis kutip di awal. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]