Penulisan Judul dalam Naskah
Sharing Kepenulisan
Judul artikel yang baik dan menarik itu mudah diingat pembaca
Artinya, ketika pembaca dihadapkan dengan fenomena tertentu, mereka langsung teringat judul artikel yang kita tulis
_______________________________
Penulis Desi Titis Sukraeni, M.Pd.
Mentor PUEBI AMK
KUNTUMCAHAYA.com, SHARING KEPENULISAN - Supaya judul yang disusun tidak hanya menarik, melainkan juga sesuai dengan ketentuan di dalam EYD (https://ejaan.kemdikbud.go.id/), maka penting untuk memahami dan mematuhi aturan penulisan judul yang baik dan benar seperti apa.
Dikutip melalui berbagai sumber, berikut adalah aturan-aturan umum untuk menuliskan judul artikel (opini) atau karya ilmiah yang lain:
1. Setiap Huruf di Awal Kata Ditulis dengan Huruf Kapital
2. Gunakan Huruf Kecil untuk Preposisi, Konjungsi, dan Interjeksi
3. Perhatikan Kaidah Huruf Kapital pada Kata Ulang
Ingat juga bahwa:
1. Judul bukan kalimat
2. Memperhatikan kelogisan
3. Tidak boros kata
Contoh Penulisan Judul
Contoh 1
Pemanfaatan Daun Sirih Sebagai Obat
Judul dalam artikel opini harus dibuat lebih menarik. Salah satu syarat dari judul adalah tidak panjang dan tidak menggunakan kata-kata klise.
Judul opini itu ibarat iklan promosi. Konsumen akan terpengaruhi membeli produk setelah menyukai iklan produk tersebut. Pembaca akan tertarik dengan isi tulisan, ketika mereka terkesan dengan judul yang kita buat.
Judul itu ibarat kunci pembuka, sekaligus menjadi penghias tulisan agar menarik. Karena fungsinya sebagai penarik, maka judul juga ibarat magnet atau daya tarik bagi tulisan kita. Oleh karena itu, judul harus dibuat semenarik mungkin, sehingga tulisan kita dilirik, dan selanjutnya dibaca orang.
Penulis pemula maupun yang sudah senior sekalipun, sering kesulitan membuat judul, tentunya judul yang menarik.
Judul yang disajikan hanya terkesan biasa saja, tentu tidak akan mengundang minat pembaca. Namun perlu diingat, judul juga harus mencerminkan isi tulisan kita.
Jangan sampai hanya agar menarik, judul dibuat bombastis, tetapi jauh dari isi tulisan kita. Pembaca akan merasa dibohongi. Sudah dapat dipastikan bahwa pembaca yang kecewa, mereka tidak akan tertarik untuk membaca opini-opini yang kita tulis selanjutnya.
Banyak penulis senior dan sumber rujukan yang merekomendasikan membuat judul itu tidak lebih dari 65 karakter, bahkan lebih bagus lagi hanya terdiri dari 6 kata. Hal ini berdasarkan kebiasaan orang, di mana mereka hanya akan membaca 3 kata pertama saja.
Selain tidak terlalu panjang dan pendek, judul yang mengandung pertanyaan, biasanya akan menarik pembaca. Misalnya, opini berjudul ”Quovadis Pendidikan Bangsa?” atau “Membuat Artikel Opini itu Mudah?”
Berbeda bila kita membuat judul artikel hasil penelitian. Judul tersebut hendaknya berimplikasi pada deskripsi problem, teori, metodologi, dan rekomendasi. Artinya, kita harus dapat merumuskan problem yang bersifat akademik dan yang bersifat praktis melalui judul itu.
Kita juga perlu mencocokkan judul itu dengan teori yang ada. Jika kita tidak menemukan teorinya, maka kita akan kesulitan memberikan argumentasi kita terhadap judul kita sendiri itu. Secara metodologis, judul itu harus dapat diteliti dengan cara yang telah lazim di dunia ilmiah.
Judul artikel yang baik dan menarik itu mudah diingat pembaca. Artinya, ketika pembaca dihadapkan dengan fenomena tertentu, pembaca langsung teringat judul artikel yang kita tulis.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, judul tidak hanya berguna untuk menangkap perhatian pembaca, tapi juga menyebarluaskan berita tentang karya kita. Kata-kata yang terlalu sulit tidak akan menarik bagi penjaga rubrik (jabrik), editor, agen buku, dan para pembaca tidak akan mampu mengingat atau menjual judul ini kepada orang lain. Tentu teman-teman ingin muncul dengan sesuatu yang menyenangkan, menempel di kepala, dan mudah diingat.
#Preposisi itu kata depan
Contoh: di, ke, dari, oleh, dll.
#Interjeksi merupakan kata seru yang berfungsi untuk mengungkapkan perasaan batin misalnya perasaan ketika terkejut, terharu, kagum, marah, atau sedih.
Buat tidak terlalu panjang, mudah diingat dan menggambarkan isi.
Contoh:
Bertopeng Budaya Kemaksiatan Dipelihara
Indonesia dalam Dekapan Syahwat
Awas Remaja Terancam Miras
Jaga Generasi dari Krisis Jati Diri
Mencegah Generasi Preman
Begitulah sekelumit tentang penulisan judul, semoga bermanfaat. [By/MKC]