Remember 7 Oktober
PuisiRemember 7 Oktober
Bersama cita-cita anak Gaza yang ingin menjadi sesuatu di masa depannya
______________________________
Penulis Hanif Kristianto
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Bukan mengawali pada 7 Oktober 2023
Bukan hanya sedih pada saat meratap perih
Bukan hanya siap berdonasi pada sesaat lalu lewat
Bukan tanpa sebab bersuara hingga membakar diri dalam aksi-aksi
Palestina sorotan tajam kegeraman manusia sedunia
Isu hitam dalam memojokkan Islam dengan sebutan kelam sirna tiada jalan
Berbalik arah menuding Barat dengan kepongahan kepingan angkara murka
Terbukalah barikade yang nyata dan membuka kotak pandora
Remember 7 Oktober
Sudah setahun lama genosida bangsa penjajah masih tertawa-tawa
Ditampakkan wajahnya riang padahal hatinya meriang
Diwujudkan dalam kepongahan padahal ekonominya meradang
Remember 7 Oktober
Bersama cita-cita anak Gaza yang ingin menjadi sesuatu di masa depannya
Apa yang tampak di depan mata mengubah segalanya
Jalan syahid menuju jannah pilihan kini terbaiknya
Remember 7 Oktober
Hampir 42 ribu syuhada kembali kepada Rabbnya
Mengadukan sikap pongah bangsa penjajah dan diamnya saudara muslimnya
Ya Tuhan, sebegitu tiada guna nyawa yang Engkau berikan lalu diambil paksa dengan bom dan rudal buatan penjajah?
Remember 7 Oktober
Derita yang menjerit mengiris luka di qolbu tiap manusia
Siapa saja yang menonton akan selalu terperangah
Inilah sikap manusia tak berupa yang tega terhadap manusia lainnya
7 Oktober 2024 hanya memanggil ulang
Jiwa dan pemikiran yang lambat laut mulai tenang
Pikiran yang mulai ruwet dengan uang dan uang
Dan hidup yang mulai bergejolak diterpa isu perang
7 Oktober 2024 hanya meneguhkan sikap perjuangan
Mengingatkan Gaza di Palestina yang membutuhkan misi pembebasan
Misi mulia dengan hamparan jihad yang siap menyambut harum mulia
Manuver terbaik dalam hidup menyingkirkan penjajah di atas bumi yang tua
7 Oktober 2023 akan selalu teringat
Dalam sejarah yang terus berulang dan diputar
Kondisi yang bukan saja pilihan tapi misi agung membela kebenaran
Luka, nyawa, dan guyuran darah memerahkan sejarah
Pada kesempatan yang sempit dan seuprit
Untuk pemimpin muslim yang masih meninggikan hati selangit
Untuk jenderal muslim yang masih menghijab pikir sejumput
Untuk seruan umat yang masih lamat-lamat dan redup terimpit [Dara/MKC]