Alt Title
Akibat Impor Obat dan Pangan di Era Kapitalisme

Akibat Impor Obat dan Pangan di Era Kapitalisme




Negara bertanggung jawab untuk memastikan keamanan barang yang beredar

termasuk barang impor


___________________________________


Penulis Melta Vatmala Sari

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Berdasarkan informasi Tempo.co sejumlah anak di beberapa wilayah Indonesia keracunan makanan dan obat-obatan akibat impor produk dari negara Cina.


Maka Ketua BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Taruna Ikrar mengatakan bahwa akan menghentikan sementara izin edar produk dari negara Cina yaitu latiao. Ketua BPOM mengungkapkan ia mendapat banyak laporan warga terkena keracunan makanan dan obat dari tujuh wilayah pada tanggal 1 November 2024, tujuh wilayah ini yaitu Sukabumi, Lampung, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, dan Pamekasan.


Peran Pemerintah dalam Menjamin Obat dan Pangan


Kasus keracunan makan yang menimpa banyak siswa mengingatkan pada kasus gagal ginjal akut yang terjadi beberapa tahun yang lalu karena penggunaan obat yang mengandung zat berbahaya. Hal ini menunjukkan lemahnya jaminan keamanan pangan dan obat.


Negara bertanggung jawab untuk memastikan keamanan barang yang beredar, termasuk barang impor. Namun, dalam negara dengan sistem kapitalis sekuler, hal ini justru terabaikan. Ini karena negara tidak berfungsi sebagai pengurus rakyat.


Pangan adalah salah satu kebutuhan utama bagi negara dan ketersediaan pangan yang cukup adalah kunci untuk masyarakat mendapatkan gizi dan nutrisi yang baik, menjadi sehat dan cerdas secara intelektual. Bahkan, masalah ketahanan pangan sebenarnya berkaitan dengan kedaulatan negara, karena jika suatu negara tidak memiliki pasokan pangan yang mencukupi untuk masyarakatnya, maka impor pasti akan dilakukan.


Sebegitu pentingnya ketahanan pangan, impor yang tidak terkendali dapat mengarah pada penjajahan ekonomi. Namun, kebijakan yang diambil menunjukkan bahwa negara tidak berkomitmen kuat untuk membentuk ketahanan pangan ini.


Negara telah mengalokasikan anggaran untuk pangan, tetapi pemerintah setengah hati menangani ketahanan pangan dan mengabaikan kebutuhan mendesak. Hal ini bahkan membahayakan kedaulatan negara karena mudah membuka keran impor, termasuk impor bahan pangan.


Begitu juga dengan obat-obatan hari ini banyak mengandung bahan kimia yang tidak sehat sehingga banyak mengandung zat berbahaya dalam dosis tinggi yang tidak baik dikonsumsi dalam tubuh. 


Sebab obat-obatan itu juga dibuat zatnya oleh negara lain bukan negara sendiri. Akibatnya pasien yang meminum obat tersebut bukannya sembuh, justru menderita penyakit lain.


Terjaminnya Pangan dan Obat-obatan Halal


Tujuan menjamin keamanan pangan adalah memastikan bahwa makanan yang beredar di masyarakat bebas dari cemaran fisik, kimia, dan mikrobiologi yang berbahaya. Kontaminasi makanan dapat terjadi di sepanjang rantai produksi, dari lahan hingga makanan terhidang di piring, atau yang disebut "dari pertanian ke meja."


Kontaminasi juga dapat terjadi secara tidak disengaja atau secara tidak disengaja. Semua orang di rantai produksi pangan harus memastikan bahwa makanan yang beredar aman untuk dikonsumsi.


Jumlah kasus keamanan pangan yang meningkat saat ini menunjukkan bahwa ada kebocoran penjaminan. Bahan berbahaya dalam makanan seperti formalin dalam tahu, pewarna Rhodamin B dalam jajanan anak, dan boraks dalam bakso sering ditemukan saat inspeksi dilakukan sebelum munculnya masalah Etilen Oksida (EtO).


Kasus keracunan pangan di sekolah dasar sebagai berikut sering ditemukan dalam laporan tahunan BPOM. Tidak ada tindakan preventif yang agresif yang dilakukan, seperti memperketat aturan perdagangan dan distribusi bahan berbahaya seperti formalin, nitrit, boraks, dan Rhodamin B. Negara adalah pihak yang paling berwenang dan paling bertanggung jawab dalam hal yang mengancam keamanan pangan.


Allah Swt. juga berfirman, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS.An-Nisa [4]: 9)


Pelayanan kesehatan gratis adalah salah satu tanggung jawab pemimpin negara untuk mengatur urusan masyarakat. Masyarakat umumnya menggunakan klinik dan rumah sakit untuk kesembuhan. Oleh karena itu, kemaslahatan dan sarana umum termasuk pengobatan, dan negara wajib menyediakannya. 


Serta obat-obatan yang digunakan pada masa kejayaan Islam tidak mengandung zat kimia yang banyak. Mereka menggunakan obat-obatan alami yang tumbuh di tanah. Pada masa itu mereka melakukan pengobatan yang sunah seperti berbekam, hingga mereka tidak pernah keracunan obat-obatan. 


"Rasulullah saw. melakukan hijamah (bekam) dan memberikan upah kepada ahli bekam (Abu Thaybah) satu dinar, maka aku (Imam Ahmad) melakukan bekam dan memberikan kepada ahli bekam satu dinar pula." (Ibnul Jauzi menyebutkannya dalam Manaqib Ahmad, hal: 232)


Negara Islam memiliki mafhum ra'awiyah dalam semua urusan, termasuk obat dan pangan, baik dalam produksi maupun distribusi. Prinsip halal dan tayib akan membantu negara memastikan pangan dan obat aman. Dalam pelaksanaannya, negara Islam memiliki Qadi Hisbah. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]

Gen Z Berjuang untuk Islam Kafah, Why Not?

Gen Z Berjuang untuk Islam Kafah, Why Not?



Untuk menyelamatkan gen Z dari sistem kehidupan yang rusak dan merusak

dengan membina mereka agar terbentuk kepribadian Islam

__________________________


Penulis Nina Marlina, A.Md

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Muslimah


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Gen Z alias gen zoomers saat ini sepertinya sedang menjadi pusat perhatian. Banyak pembahasan terkait gen Z ini di media dan seolah tak ada habisnya. 


Generasi yang terbentuk di era digital ini adalah generasi termuda setelah generasi milenial dan generasi alpha. Namun sayangnya ada banyak persoalan yang dihadapi gen Z saat ini yaitu pengangguran, gangguan mental, dan gaya hidup rusak seperti FOMO, konsumerisme dan hedonisme. 


Hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) untuk remaja 10-17 tahun di Indonesia menunjukkan satu dari tiga remaja Indonesia menghadapi masalah kesehatan mental atau setara dengan 15,5 juta. 


Yang lebih mengkhawatirkan adalah satu dari dua puluh remaja (2,45 juta) terdiagnosis gangguan mental. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5) yang menjadi panduan penegakan diagnosis gangguan mental di Indonesia. (Timesindonesia.com, 17-10-2024)


Tak hanya itu, angka pengangguran di kalangan Generasi Z (Gen Z) di Indonesia telah mencapai titik kritikal yaitu sebanyak 9,9 juta orang, artinya sekitar 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun masih belum memiliki pekerjaan stabil. (Radarjogja.com, 23-10-2024)


Fenomena di atas telah menimbulkan perdebatan, apakah mereka korban ekonomi atau beban bagi negara?


Gen Z Korban Sistem Kapitalis Sekuler


Segudang permasalahan yang dihadapi gen Z ini tentu perlu menjadi perhatian kita bersama untuk diselesaikan, agar tidak menjadi penghambat kemajuan peradaban.


Sejatinya mereka adalah korban dari penerapan kapitalisme dan sekularisme yang banyak melahirkan aturan rusak. Secara intelektual, mereka memiliki banyak kelebihan karena memiliki akses untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak, lebih terbuka terhadap segala sesuatu, memiliki motivasi tinggi terhadap suatu hal, serta multitasking atau dapat melakukan banyak hal dalam satu waktu. 


Namun sayang potensi besar mereka kalah oleh penerapan sistem kapitalis sekuler. Misalnya, penyebab pengangguran di kalangan gen Z adalah karena sempitnya lapangan pekerjaan dan ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki dengan kebutuhan industri.  


Negara tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan untuk rakyatnya karena ekonomi kita dikuasai oleh asing dengan berbagai investasinya. Selain itu, menjadikan rakyatnya harus ikut bersaing dengan tenaga kerja asing. Baik di level tenaga ahli bahkan sampai tingkat buruh kasar sekalipun.


Sementara itu, gangguan mental yang marak di kalangan generasi muda juga akibat dari penerapan sistem yang rusak yaitu karena sistem kehidupan sekuler menjadikan individu jauh dari agama. Saat jauh dari agama, maka keimanan mudah lemah dan goyah, hidup pun kehilangan arah. 


Gaya hidup bebas pun berefek pada perilaku dan jiwa yang sakit. Tak aneh bila ada yang mengatakan gen Z adalah generasi stroberi karena dianggap generasi yang rapuh. 


Gen Z Tangguh dengan Islam Kafah


Dengan melihat kondisi Z yang demikian, tentu perlu ada yang menyelamatkan gen Z dari sistem kehidupan yang rusak ini. Caranya adalah dengan membina mereka agar terbentuk kepribadian Islam. 


Harus ada komunitas yang mewadahi pembinaan ini secara sahih sehingga mereka akan menjadi pembela dan pembangun peradaban Islam. Sebagaimana kita ketahui dalam Islam, pemuda memiliki peran yang sangat penting untuk membela Islam dan membangun peradaban Islam. 


Pemuda yang fisiknya masih kuat dan semangatnya masih bergelora amat dibutuhkan untuk perjuangan menegakkan Islam dengan dakwah dan jihad.


Bahkan Islam pun memberikan keistimewaan kepada para pemuda yang tumbuh dalam keadaan beribadah kepada Allah Swt.. Mereka akan diberikan kemuliaan di akhirat sehingga menjadi salah satu dari 7 golongan yang akan mendapatkan naungan di padang mahsyar nanti. 


Hal ini pun ditunjukkan oleh para sahabat di kalangan pemuda yang berjuang di masa-masa awal dakwah Islam bersama Rasulullah saw.. Mereka dibina oleh Rasulullah saw. dalam sebuah kutlah atau kelompok dakwah sehingga memiliki keimanan yang kuat dan tsaqafah Islam sehingga menjadi para pejuang Islam yang tangguh. 


Maka saat ini pun harus ada kelompok dakwah yang membina generasi dengan Islam kafah. Dengan ini akan terwujud generasi emas yang cerdas yang mencintai dan dicintai Rabb-nya, bukan generasi stroberi yang rapuh. Wallahualam bissawab. [EA/MKC]

Peran Generasi Muda dalam Mengaktivasi Perjuangan Islam Kafah

Peran Generasi Muda dalam Mengaktivasi Perjuangan Islam Kafah




Jika masih menggunakan sistem yang rusak

maka generasi kita akan terus menerus disesatkan oleh paham-paham kolonial Barat

____________________________


Penulis Titi Raudhatul Jannah

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Remaja merupakan generasi yang telah mengalami masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa di mana pada masa remaja meliputi kematangan fisik, mental, emosional, intelektual, sosial, dan ekonomi.

Meski generasi remaja ini memiliki kemampuan berpikir yang baik, namun banyak remaja saat ini yang masih menghadapi krisis kesehatan mental yang menjadi ancaman serius bagi generasi penerus bangsa.

 

Sebagai contohnya adalah seorang remaja laki-laki yang diduga bunuh diri di parkiran Mall Metropolitan Bekasi pada Selasa (22-10-2024) masih belum diketahui identitasnya. Seperti dilansir (kompas.id, 23-10-2024), seorang remaja melompat dari tempat parkir sepeda motor di Mall Metropolitan Bekasi.

 

Anak laki-laki itu mengenakan kemeja lengan panjang dan celana putih. Kemeja tersebut tidak memiliki saku. Terlepas dari siapa dalangnya atau apa motifnya, kasus bunuh diri remaja ini menyoroti isu kerentanan psikologis anak muda.

Dampak dari Sistem yang Rusak


Problematik tersebut akan terus berlanjut jika sistem generasi yang digunakan adalah sistem yang rusak. Penerapan sistem yang rusak yaitu sistem kapitalis sekuler demokrasi ini akan berdampak dengan rapuhnya mental remaja dan memperparah kondisi mereka. Paham-paham kolonialisme Barat telah tertancap kuat di dalam diri kaum muslim sehingga dapat merusak pemikiran mereka.

 

Bahkan hampir seluruh negeri kaum muslim disekularisasi, sebagai akibatnya negeri kaum muslim berjalan dengan  menerapkan undang-undang sekuler Barat yang makin membuat kaum muslim jauh dari aturan yang disyariatkan oleh Islam.

 

Ini telah menjadi usaha kaum kolonial Barat untuk melemahkan kekuasaan Islam secara global yang sebelumnya berada di pemerintahan Khilafah Turki Utsmani. Tentunya kolonialisme Barat akan semakin gencar memengaruhi pemikiran kaum muslim agar semakin jauh dari aturan Islam bahkan kondisi terburuknya tidak lagi butuh terhadap agama sebagai pedoman hidup.

 

Tidak hanya itu saja, kita bisa melihat kerusakan demi kerusakan yang terus terjadi pada generasi muda dari segi pendidikan. Penerapan sistem pendidikan di negeri-negeri muslim masih menggunakan sistem pendidikan sekuler kapitalis. Kondisi ini semakin berbahaya karena menghasilkan para pengajar yang mempertahankan metode tersebut. Generasi yang dihasilkan sudah jelas yaitu generasi yang sekuler.

 

Kemudian kurikulum yang diterapkan yaitu kurikulum merdeka, di mana kurikulum tersebut hanya berfokus pada hasil tanpa memberikan jejak kebaikan terhadap pendidik maupun peserta didik. Hal ini tampak jelas bahwa sudah tidak ditetapkan lagi adanya "tinggal kelas" dan "harus lulus" bagi peserta didik di sekolah.


Lebih parahnya lagi, konten-konten liberal yang tersebar di media sosial menyebabkan generasi muda menjadikan sekolah sebagai tempat bullying terhadap sesama peserta didik. Dapat kita akui bahwa produktivitas generasi muda disesatkan oleh sistem kapitalis sekuler demokrasi.


Jika masih menggunakan sistem yang rusak, maka generasi kita akan terus menerus disesatkan oleh paham-paham kolonial Barat. Oleh karena itu, solusi yang hakiki dalam menyelesaikan problematik tersebut dengan mengganti sistem yang benar yaitu sistem Islam.

Peran Generasi Muda dalam Memperjuangkan Islam Kafah


Generasi muda adalah tonggak kebangkitan umat. Untuk itu, dalam mengaktivasi peran generasi muda dalam perjuangan Islam kafah tidak bisa diisi oleh generasi yang rapuh, melainkan harus generasi yang kokoh. Islam akan mengarahkan generasi muda dengan tujuan yang jelas.


Dengan Islam, generasi muda akan dididik melalui proses pembinaan dengan diberi pengkajian tentang akidah Islam, aktivitas dakwah menuju berdirinya Daulah Islam, dan gerakan dakwah dalam memperjuangkan cita-cita untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam dengan meneladani metode perjuangan Rasulullah saw.. 



Pada awal perjuangan dakwah Rasulullah, beliau mengajak umat yang telah siap menerima dakwahnya dan menerima Islam. Rasulullah melakukan pembinaan lalu mengumpulkan mereka menjadi sebuah kelompok dan bersama-sama dalam mengemban dakwah. Kelompok ini mayoritas dari kalangan muda.


Mereka mengimani, mengikuti, dan menekuni dakwah bersama dengan Rasulullah. Saat Rasulullah dalam proses hijrah ke Madinah, para tokoh-tokoh muda menyambut dakwah Rasulullah sampai mereka siap menyerahkan kekuasaan kepada Rasulullah untuk didirikannya Daulah Islam.


Untuk mencapai tahap tersebut, dakwah yang dilakukan telah melalui tahapan pembinaan, interaksi terhadap umat, sampai penerapan hukum Islam di tengah-tengah masyarakat.


Dari seluruh rangkaian aktivitas dakwah Rasulullah tersebut bahwa generasi muda harus memahami visi dan misi hidup yang benar yaitu berlandaskan akidah Islam, menelusuri jalan kebangkitan dan perubahan pemikiran. Selanjutnya, generasi muda haruslah bergabung dengan jemaah dakwah yang mengikuti metode dakwah Rasulullah dan berjuang dalam mengembalikan kehidupan Islam serta menegakkan Daulah Islam di tengah umat.


Dengan terbentuknya kelompok jemaah dakwah inilah yang berperan dalam mengaktivasi peran generasi muda melalui pembinaan dengan tsaqafah Islam ideologis.


Proses pembinaan berjalan intensif sehingga menghasilkan pengemban dakwah yang siap menghadapi segala rintangan yang menghadang dakwah. Wallahualam bissawab. [SM/MKC]

Zionis Merajalela, Dunia Tak Berdaya?

Zionis Merajalela, Dunia Tak Berdaya?

 



Banyak dari mereka melakukan aktivitas perdamaian dengan Zionis

Namun, usaha tersebut tak kunjung menyelesaikan permasalahan dan membebaskan tanah Palestina


____________________________




KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Diberitakan sedikitnya 88 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Gaza pada Jumat 25 Oktober, 14 di antaranya anak-anak dalam serangan atas bangunan tempat tinggal di Khan Younis.

Serangan militer Israel ke Khan Younis menghancurkan kawasan pemukiman serta rumah sakit yang membuat banyak perempuan dan anak menjadi korban. Para pekerja kesehatan ditahan. Tempat penampungan kosong karena dibakar.

 

Berdasarkan informasi yang dimuat oleh Republika.co.id, invasi darat dan serangan bom oleh tentara Israel terus berlanjut di seluruh Gaza Utara. Saat pasukan Israel memaksa warga Palestina yang telah kehilangan properti, mereka terus berpindah-pindah. Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

 

Israel terus menyerang dan menghancurkan Gaza sejak serangan lintas perbatasan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas tahun lalu. Hampir 43.000 orang telah tewas sejak pecah perang. Sebagian besar korban itu adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, aksi genosida rezim Zionis itu juga menyebabkan lebih dari 100.000 lainnya terluka, kata otoritas kesehatan setempat.

Serangan Masif Zionis


Entitas Yahudi yang saat ini berusaha untuk mengambil alih kedudukan Palestina adalah buatan kaum Barat yang dimulai ketika Inggris menjadi negara adidaya hingga diteruskan oleh Amerika. Dukungan dari Inggris dan Amerika inilah yang membuat kaum Yahudi mudah untuk bermukim di wilayah Palestina. Hingga difasilitasi senjata dan menjadi agresif untuk mengusir para penduduk Palestina dan digantikan oleh keberadaannya.


Entitas Yahudi digunakan sebagai instrumen dalam menyulut konflik di tengah kaum muslimin. Palestina adalah jantung dunia yang menghubungkan negeri-negeri kaum muslimin. Karena itu, Barat ingin mengambil alih Palestina sebab mereka tidak ingin umat muslim bersatu kembali.

 

Jika umat muslim bersatu, peradaban mereka diambang kehancuran. Sistem yang mereka bawa akan berada di ujung tanduk dan tergeser dengan sistem Islam yang membawa kedamaian dalam peradaban dunia. Serangan masif merajalela dan tidak manusiawi dari Zionis semakin menggila karena diamnya para penguasa kaum muslim untuk mengambil tindakan kontra kepada para entitas Yahudi.

 

Bahkan banyak dari mereka melakukan aktivitas perdamaian dengan Zionis. Namun, usaha tersebut tak kunjung menyelesaikan permasalahan dan membebaskan tanah Palestina serta jatuh kembali ke tangan kaum muslimin. Kendati demikian, tidak cukup mengandalkan dukungan dari persenjataan yang dilakukan oleh Lebanon juga Iran dengan kualitas persenjataan dan militer yang lebih besar ketimbang Zionis.

 

Sebab, kepentingan yang mereka bawa bukan berlandaskan kepentingan Islam dan umat. Tapi masih tetap bekerja berdasarkan kepentingan negara-negara kafir penjajah khususnya Amerika. Dapat dipastikan senjata tersebut tidak bisa diluncurkan. Hal ini berlaku kepada negara-negara muslim lainnya.

Palestina Butuh Pasukan Kaum Muslim


Saat ini, negeri-negeri muslim terpecah belah menjadi banyak negara dengan sekat-sekat nasionalisme. Hal ini terjadi sejak runtuhnya Daulah Islam tahun 1924 M. Runtuhnya peradaban Islam, menjadikan persaudaraan Islam tidak terwujud dan negeri muslim mencukupkan hanya dengan retorika juga tidak mengerahkan kemampuan yang besar dalam melawan penjajahan atas dasar kepentingan kaum muslimin.

 

Muslim Palestina tidak hanya sekadar membutuhkan usaha parsial seperti donasi atau boikot. Namun, membutuhkan para pasukan muslim dari negeri muslim untuk melawan penjajahan yang dilakukan oleh Zionis Yahudi. Kehadiran pasukan tersebut hanya terwujud oleh negara yang menerapkan aturan Islam secara menyeluruh.

 

Negara akan sadar bahwa perannya yaitu sebagai pelindung atau junnah bagi umat sehingga ketika ada kaum muslim yang tertindas, negara akan mengerahkan segala kemampuannya untuk membela. Selain itu, negara yang berlandaskan sistem Islam, tidak akan melayani kepentingan negara-negara kafir penjajah terutama yang memusuhi kaum muslimin.

 

Penerapan syariat Islam ini membutuhkan tekad ikhtiar dan doa dari seluruh kaum muslimin. Dimulai dari membangun kesadaran terhadap hal ini. Semakin banyak yang sadar, akan semakin banyak yang berjuang dan mendukung tegaknya syariat Islam. Menjadi jalan untuk menghilangkan segala bentuk tindas juga penjajahan kepada kaum muslimin. Termasuk muslim Palestina yang tengah berjuang memperjuangkan tanah Palestina dan kesucian Baitul Maqdis. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]

 

Manta

Palestina Makin Membara, Umat Harus Bergerak Nyata

Palestina Makin Membara, Umat Harus Bergerak Nyata



Sampai hari ini pemimpin Arab dan negara-negara muslim belum bisa berbuat apa pun

bahkan masih ada yang bungkam menutup mata dan telinga seolah tidak terjadi apa-apa


______________________________



KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Serangan Zionis makin menggila. Mereka tidak membiarkan warga Gaza hidup tenang di tenda-tendanya. Siang dan malam serangannya terus saja menghantui warga Gaza dari anak-anak, orang tua hingga ibu hamil pun mereka memperlakukannya sama.


Serangan udara Israel kembali membantai 73 warga Palestina di daerah permukiman Beit Lahia, Gaza Utara dan sejumlah besar terluka dan masih ada martir yang berada di bawah reruntuhan akibat serangan brutal Israel. Israel melancarkan serangan udara dan darat besar-besaran sejak 6 Oktober, memperketat pengepungan menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.

 

Sebelumnya, invasi Israel telah menewaskan lebih dari 400 orang di Gaza Utara. Di mana kantor media pemerintah Gaza mengonfirmasi serangan udara Zionis menghantam daerah pemukiman padat penduduk sehingga korban meninggal begitu banyak, termasuk wanita dan anak-anak (sindonews.com, 20-10-2024)

 

Sejak 7 Oktober 2023 serangan militer Israel di jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 42.603 warga Palestina dan melukai 99.795 orang. "Jumlah korban tersebut termasuk 84 kematian dalam 24 jam sebelumnya, angka tersebut mungkin jauh lebih rendah dengan perkiraan 10.000 jenazah yang masih terkubur di antara puing-puing bangunan yang hancur di seluruh jalur Gaza," kata berita kesehatan.

 

Sampai hari ini, pemimpin Arab dan negara-negara muslim belum bisa berbuat apa pun bahkan masih ada yang bungkam menutup mata dan telinga seolah-olah tidak terjadi apa-apa. PBB juga tidak berjalan sesuai fungsinya, setiap tahun mengadakan pertemuan untuk pemeliharaan keamanan, perdamaian dan ikatan persaudaraan.

 

Namun, sampai hari ini belum ada pemutusan penindasan atas Yahudi terhadap Palestina, dari waktu ke waktu korban penindasan semakin banyak, seolah tidak ada tempat untuk mereka mengadu, meminta pertolongan agar mengakhiri penjajahan yang mereka alami.

 

Sebab faktanya pemimpin-pemimpin negara muslim hanya bisa mengecam semata dan menakut-nakuti para penjajah dengan kecamannya, tetapi tidak pernah dan tak mampu menggerakkan tentaranya untuk jihad membantu orang-orang di Palestina.

 

Tentara-tentara muslim tampak hanya bertugas untuk menjaga penguasa-penguasa mereka dan para imperialis yang memelihara sistem sekuler kapitalis liberalis. Semua ini adalah akibat dari tidak tegasnya para pemimpin muslim saat mengambil keputusan, mereka terikat dengan kerja sama terhadap beberapa negara asing yang akhirnya membuat mereka bungkam dengan kebengisan Israel terhadap Palestina.

 

Adapun penyebab utama semua ini adalah diterapkannya sistem kapitalis di tengah-tengah umat saat ini. Alhasil, hal itu membuat umat hanya fokus terhadap kepentingan dunia, tidak ada kesadaran dalam diri mereka bahwa umat Islam itu ibarat satu tubuh dan jihad itu adalah wajib bagi umat Islam.

 

Oleh karena itu, haram hukumnya berdiam diri ketika mengetahui saudara seiman kita terjajah. Bila kita merujuk pada Undang-Undang 1945 dalam pembukaan diterangkan bahwa kemerdekaan itu ialah hak bagi seluruh bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

 

Negara kita saja mengakui bahwa penjajahan melanggar hukum kemanusiaan dan keadilan, sepatutnya sebagai pemimpin wajib menjalani dasar hukum negara, biar bagaimanapun Indonesia pernah mengalami penjajahan, di situlah mengapa setelah merdeka negara kita mengecam keras tindak penjajahan. Sayangnya, pemimpin-pemimpin muslim telah tersesat sejauh-jauhnya, mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.


Di dalam kepemimpinan Islam mengajarkan kita bahwa umat Islam itu ibarat satu tubuh, kita tidak akan membiarkan saudara kita terluka, bila itu terjadi maka umat Islam di dunia bergegas untuk membela.

 

Tidak adakah Salahuddin Al-Ayyubi di tengah-tengah kalian yang memimpin bala tentaranya untuk membebaskan Baitul Maqdis? Tidakkah mengambil pelajaran dari kisah khulafaur rasyidin yang sangat memuliakan Islam dan kaum muslimin berjihad di jalan Allah dengan jihad yang sebenarnya? Tidak adakah lagi Sultan Abdul Hamid di tengah-tengah kita yang menjaga tanah Palestina dengan menolak utusan Yahudi dan berkata ia tidak membiarkan sejengkal pun tanah Palestina dimiliki oleh Yahudi. Sebab tanah Palestina bukanlah miliknya melainkan milik umat Islam.

 

Dalam Islam, jihad akan diserukan bila terjadi penjajahan terhadap umat muslim, dengan adanya jihad kaum muslimin akan merasa terlindungi oleh kaum imperialis. Untuk mewujudkan ini, kita semua harus mengubah pemikiran sebelum kita benar-benar jauh dari ajaran yang sebenarnya. Kita wajib mempelajari Islam kafah dan menyebarkannya di tengah-tengah umat untuk mewujudkan pola pikir yang satu.

 

Oleh karena itu, di dunia ini kita masih diberi kesempatan untuk memilih peran, mau menjadi bagian untuk memperjuangkannya atau hanya berdiam menunggu pertolongan Allah. Pertolongan Allah itu pasti. Namun, di akhirat kita akan dipertanyakan tentang peran kita dalam agamanya. Wallahualam bissawab. [SM/MKC]

Sasmin, S.Pd.

Karut marut Pilkada di Sistem Demokrasi

Karut marut Pilkada di Sistem Demokrasi







Masih banyak lagi kecurangan yang terjadi saat pilkada

Demi kepentingan pribadi dan golongan, rakyat dipermainkan dan dirugikan

_________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Dalam demokrasi, pemilu adalah peristiwa penting yang menjadi momentum rakyat dalam menentukan nasibnya selama lima tahun mendatang.


Pemilu pun dianggap sebagai pesta rakyat, seolah-olah rakyat bebas dari belenggu kehidupan. Namun, faktanya pemilu sering kali dikotori dengan perbuatan curang para calon pemimpin. Mereka yang ingin terpilih memiliki segala cara untuk memenangkan pemilihan, meskipun cara yang ditempuh tidak baik, bahkan melanggar ketetapan undang-undang pemilu.


Memang sangat disayangkan sebutan pesta rakyat, namun arti dan kenyataannya sangatlah berbeda. Sejatinya rakyat sangat berharap pada para pemimpin namun lagi-lagi hanya disuguhkan dengan iming-iming serta janji-janji manis  yang datang pada saat pemilihan.


Ketika pemilihan usai semua janji manis itu ikut pergi. Rakyat hanya bisa merasakan pil pahit kenyataan, melihat satu per satu pemimpin yang terpilih melalaikan janji bahkan melakukan penyelewengan yang merugikan rakyat.


Penyelewengan di Sistem Demokrasi 


Dilansir (tirto.id, 26-10-2024), Pilkada Jawa Tengah 2024 dikatakan ternodai akibat dugaan mobilisasi Kepala Desa (Kades) untuk memenangkan salah satu kandidat.


Nur Hidayat Sardini, seorang Pakar Politik Universitas Diponegoro (Undip) mengatakan bahwa mobilisasi sangat mungkin dilakukan oleh mereka yang ingin mendapat suara sebanyak-banyaknya dengan segala cara. (tirto.id, 26-10-2024)


Padahal aturan yang ditetapkan adalah ASN harus netral atau tidak memihak pada salah satu calon. Namun, justru mobilisasi ASN adalah salah satu jalan yang banyak dipakai.


Dari sumber REPUBLIKA.CO.ID, Minggu 27 Oktober 2024, KH. Zainut Tauhid Sa'adi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), menyampaikan bahwa sangat berlebihan dan melampaui batas kepatutan ketika seorang paslon berkampanye dengan menjanjikan masuk surga kepada para calon pemilihnya.


Tidak hanya itu, saat pilkada sangat rawan adanya politik uang. Rakyat disogok dengan sejumlah uang untuk mendapatkan suaranya. Kebutuhan uang ini tidaklah sedikit, anggaran pemilu tahun 2024 ditaksir mencapai Rp41 Triliun.


Anggaran ini telah disepakati pemerintah daerah bersama KPU, Bawaslu, TNI dan kepolisian setempat yang diikat dalam naskah perjanjian hibah. Tentu saja semua anggaran itu berasal dari uang rakyat yang diambil dari pajak dan lainnya. 


Masih banyak lagi kecurangan yang terjadi saat pilkada. Demi kepentingan pribadi dan golongan, rakyat dipermainkan dan dirugikan. Tak ayal sering kali terjadi konflik horizontal, menyebabkan perpecahan hingga perkelahian.


Pemilihan dalam Islam


Berbeda dengan sistem demokrasi yang ribet dalam memilih pemimpinnya, Islam memiliki mekanisme yang praktis dan hemat biaya. Berawal dari pengangkatan khalifah oleh kaum muslimin atau oleh ahlul hali wal aqdi (perwakilan umat). Pemilihan bisa berasal calon-calon yang ditinggalkan khalifah terdahulu atau dari calon yang diajukan.



Selanjutnya khalifah yang terpilih akan mengangkat para pembantunya atau wakilnya secara langsung. Ada dua pembantu yang biasa diangkat khalifah yaitu mu’awin tanfidzi dan mu’awin tafwidhi. Mu’awin tanfidzi bertugas dalam bidang administrasi dan hanya boleh menjalankan tugas sesuai perintah khalifah, sedangkan mu’awin tafwidhi bertugas dalam bidang pemerintahan. Selain itu juga memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan pejabat, kecuali perwakilan yang dipilih oleh khalifah.



Para mu’awin membantu khalifah dalam semua perkara yang diurus negara. Tidak hanya mengurus satu bidang saja, tapi semua urusan. Berbeda dengan  sistem demokrasi yang memiliki banyak menteri dan harus mengeluarkan anggaran yang besar. 



Khalifah juga yang mengangkat para wali (Al wulat) pejabat setingkat gubernur. Mereka diangkat untuk membantu khalifah dalam memerintah dan mengurus suatu daerah atau negeri.


Wali dipilih oleh khalifah memiliki akad tertentu antara keduanya. Syarat menjadi wali sama dengan syarat bagi khalifah dan para pembantunya yaitu muslim, laki-laki, balig, berakal, merdeka, adil dan mampu.


Seorang wali akan bertanggung jawab di depan khalifah dan majelis syura, bertanggung jawab atas wilayah yang terbagi menjadi beberapa imalah (setingkat daerah).


Menjaga Keimanan dan Mencapai Rida Allah Swt. 


Demikianlah pembentukan dan pemilihan pemimpin dalam Islam, yang sederhana namun penuh tanggung jawab dan amanah, karena keimanan yang mereka miliki. Tidak memerlukan biaya yang besar apalagi harus menyusahkan rakyat.


Mereka sadar semua beban tanggung jawab itu tidak mudah. Apalagi mengurusi urusan rakyat, yang tentunya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. di hari akhir nanti.


Oleh karena itu, tidak ada kecurangan ataupun intrik-intrik di dalamnya. Rasulullah saw. bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Pemimpin adalah pelayan umat, oleh karena itu wajib bagi pemimpin berusaha sekuat tenaga menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.


Dengan dorongan keimanan yang kuat akan membawanya pada sifat amanah dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin. Proses pemilihannya pun benar sehingga dalam menjalankan tugasnya pun benar.


Semuanya akan berpengaruh pada kemakmuran rakyat dan dapat meraih rida Allah Swt. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]


Nurul Bariyah

Zionis Menggila: Ketika Penguasa Muslim Hanya Diam, Umat Harus Bagaimana?

Zionis Menggila: Ketika Penguasa Muslim Hanya Diam, Umat Harus Bagaimana?

 



Umat Islam harus sadar bahwa penerapan sistem Islam secara kafah adalah satu-satunya solusi

untuk menyelesaikan penjajahan ini

___________________________


Penulis Vina

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Mahasiswa Profesi Gizi UGM


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Oktober 2024, tepat satu tahun sejak Zionis Yahudi melancarkan aksi genosidanya terhadap Palestina.


Aksi tersebut telah menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 99.000 ribu orang. Angka tersebut belum termasuk puluhan ribu jenazah yang terkubur di bawah puing-puing bangunan yang hancur karena serangan Zionis. (tempo.co, 21-10-24)


Hingga kini, tidak ada tanda-tanda bahwa Zionis akan menyudahi aksi tersebut. Justru mereka tampak makin menggila dan membabi buta. 


Kabar terakhir, Zionis juga telah melancarkan serangan udara ke pemukiman padat penduduk di daerah Gaza Utara, tepatnya di Beit Lahia. Akibatnya, 73 orang syahid dan banyak warga sipil yang terluka termasuk wanita dan anak-anak.(sindonews.com, 20-10-2024)


Sumber lain mengatakan serangan tersebut juga menewaskan 87 orang, sementara 40 orang lainnya dikabarkan terluka. Selama dua pekan terakhir, Israel juga telah melakukan operasi besar-besaran di kamp pengungsian Kota Jabalia dan Gaza Utara. (tempo.co, 21-10-24)


PBB melalui utusan perdamaiannya untuk Timur Tengah telah mengutuk serangan Israel tersebut, sebab operasi bersenjata Israel yang dilakukan selama berminggu-minggu telah mengakibatkan banyak korban jiwa dari warga sipil dan hampir tidak ada bantuan kemanusiaan sama sekali.


Hal ini diungkapkan oleh Koordinator Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland. (tempo.co, 21-10-24)


Mirisnya, pemimpin negara Arab yang secara wilayah lebih dekat, mereka justru hanya diam, tidak berkomentar atas pembantaian tersebut. Demikian pula dengan para pemimpin negara-negara di dunia, mereka hanya mengecam tanpa ada tindakan atau aksi nyata dalam menghentikan kebrutalan Zionis. (sindonews.com, 20-10-2024)


Nasionalisme Sekat Tak Kasat Mata


Seharusnya yang dilakukan oleh badan perdamaian dunia maupun negara bukan hanya bersifat kecaman dan peringatan tapi berupa aksi nyata membantu rakyat Palestina.


Namun, adanya ide nasionalisme telah menjadikan batas-batas wilayah, negara, dan bangsa menjadi penghalang bagi para pemimpin setiap negeri muslim untuk menggerakkan dan mengirimkan pasukan militer mereka untuk membebaskan negeri Palestina. Akibat ide nasionalisme ini, kaum muslim terpecah belah ke dalam sekat-sekat wilayah tak kasat mata yang memisahkan kita dengan saudara seakidah kita. 


Sungguh, nasionalisme bukan ajaran Islam bahkan Rasulullah saw. telah melarang kaumnya untuk menyeru kepada paham ini. Sabda Rasulullah saw., “Bukan dari golongan kami orang-orang yang menyeru kepada ashabiyah (nasionalisme/sukuisme), orang yang berperang karena ashabiyah, dan orang-orang yang mati karena ashabiyah.” (HR. Abu Dawud)


Paham nasionalisme juga telah melahirkan perasaan tidak peduli terhadap kewajiban untuk membantu Palestina karena menganggap bahwa negeri sendiri juga masih banyak urusan yang harus diselesaikan. Kaum muslim masih disibukkan dengan urusan negerinya masing-masing hingga tak sadar bahwa 42.000 nyawa saudaranya di Palestina telah dihabisi.


Bahkan mungkin akan benar-benar tak tersisa jika seluruh dunia hanya mencukupkan diri dengan mengecam tanpa memberi bantuan yang nyata. Padahal sejatinya kaum muslim itu bersaudara, ibarat satu tubuh. 


Masalah Palestina Bukan Hanya Soal Kemanusiaan


Permasalahan Palestina bukan hanya soal kemanusiaan, melainkan lebih jauh lagi hal tersebut menyangkut akidah umat. Sepertiga Al-Qur'an yang turun di Makkah, yaitu di masa pembentukan akidah kaum muslim berkaitan dengan Baitul Maqdis. Kelak di bumi Syam-lah seluruh manusia akan dikumpulkan saat hari kiamat. Rasulullah pun memberikan gambaran ketika di akhir zaman dunia diselimuti oleh fitnah. 


Maka penduduk Syam yang akan menjadi penyelamatnya. Dari merekalah kita paham tentang potret keimanan yang sesungguhnya. Tentunya, kita juga tidak lupa bahwa selama 14,5 tahun kaum muslim telah berkiblat ke Baitul Maqdis.


Di sanalah Rasulullah memijakkan kakinya sebelum naik ke Sidratul Muntaha ketika melakukan perjalanan Isra Mirajnya. Jadi Baitul Maqdis bagi Rasulullah saw. sangat istimewa sehingga sudah selayaknya umat tidak memandang remeh terhadap masalah yang ada di bumi Palestina. 


Di Balik Topeng Penguasa


Seperti yang kita ketahui bahwa Israel tidak berdiri sendiri, melainkan ada dukungan kuat dari Amerika Serikat yang selama ini menjadi tameng mereka. AS mengakui bahwa entitas Zionis merupakan pusat untuk mempertahankan hegemoni AS atas tanah-tanah kaum muslim.


Tak bisa dimungkiri bahwa kekuasaan para pemimpin kaum muslim di negeri Arab sekarang juga merupakan hasil dari campur tangan Barat. Mereka bukan dipilih karena pilihan rakyatnya. Tak heran jika mereka bungkam terhadap isu Palestina dan hanya akan bertindak sesuai kepentingan pihak penjajah. 


Kilauan duniawi berupa kekuasaan dan harta telah membutakan mata, menulikan telinga, dan membuat para penguasa tersebut mati rasa terhadap penderitaan rakyat Palestina. Hal tersebut tampak sesuai dengan sabda Rasulullah yang menyebutkan soal penyakit yang diderita umat Islam, yaitu al-wahn (cinta dunia dan takut mati).


Pada saat itu jumlah kaum muslimin sangat banyak namun tak berdaya. Seperti buih di lautan sehingga musuh-musuh Islam telah menyerang mereka dari berbagai penjuru, layaknya makanan yang jadi santapan di dalam piring. 


Secercah Harapan


Pembumihangusan Palestina maupun serangkaian agenda yang menjadikan kaum muslim tak berdaya di seluruh dunia terjadi akibat tidak ada kekuasaan yang benar-benar melindungi umat. Sistem dunia yang diterapkan sekarang, bukan berasal dari Islam tapi merupakan sistem demokrasi yang lahir dari produk penjajah. Jadi tentunya dari sisi mana pun sistem ini hanya akan menguntungkan musuh dan memojokkan kaum muslim. 


Dalam sistem demokrasi, masalah Palestina hanya akan menawarkan solusi dua negara. Padahal itu sama sekali bukan solusi, melainkan upaya untuk melanggengkan penjajahan atas kaum muslim.


Oleh karena itu, umat Islam harus sadar bahwa penerapan sistem Islam secara kafah adalah satu-satunya solusi untuk menyelesaikan penjajahan ini. Daulah Islam adalah institusi negara yang akan mengatur seluruh urusan kaum muslim. Sistem ini bersumber dari aturan Allah Swt.. 


Daulah Islam juga akan menyatukan seluruh wilayah, rakyat, bahkan militer seluruh negeri-negeri muslim, dan akan menjadi pelindung bagi kaum muslim di seluruh dunia.


Dengan adanya Daulah Islam, jihad bisa dilakukan untuk mengalahkan musuh-musuh Islam, batas-batas wilayah kaum muslim pun akan terjaga dari para penjajah sehingga hukum Islam bisa diterapkan secara kafah di muka bumi ini.


Oleh karena itu, aktivitas untuk menyeru manusia kepada penegakan Daulah Islam merupakan bagian dari perjuangan untuk membebaskan bumi Palestina dari cengkeraman Zionis dan sekutunya. Wallahualam bissawab. [MGN/MKC]

Palestina Makin Membara, Umat Harus Bergerak Nyata

Palestina Makin Membara, Umat Harus Bergerak Nyata

 



Para pemimpin negeri muslim hanya bisa mengecam

di belakang podium-podium tanpa aksi nyata

__________________________

 

Penulis Khusnawaroh

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pemerhati Umat


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Utusan perdamaian PBB untuk Timur Tengah mengutuk serangan yang terus berlanjut terhadap warga sipil Palestina. Ini dilakukan setelah serangan udara Israel di Beit Lahiya, Gaza yang menewaskan 87 warga.


Koordinator PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland mengatakan hal ini terjadi setelah berminggu-minggu operasi intensif Israel yang mengakibatkan banyak korban jiwa dari warga sipil dan hampir tidak adanya bantuan kemanusiaan yang menjangkau masyarakat di wilayah utara.(Tempo.co, 21-10-2024)

Palestina Membara

 

Palestina terus membara dan sampai saat ini tidak ada yang sanggup untuk membebaskannya padahal Palestina adalah negeri yang diberkahi sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur'an, "Wahai Kaum-Ku! Masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang yang rugi.” (QS. Al-Maidah: 21)



Palestina selain negeri yang diberkahi juga merupakan negerinya para nabi, karena banyak para nabi lahir dan tinggal di sana. Palestina merupakan negeri bersejarah bagi umat Islam, tetapi sangat disayangkan kini umat muslim di dunia bagaikan buih di lautan, mereka sangat rapuh tidak ada  persatuan, tidak ada daya kekuatan untuk menolong saudara-saudaranya di Palestina.



Palestina sudah hancur berkeping-keping bahkan kehabisan kata untuk menyiratkan penderitaan yang dialaminya. Bertambah sakit karena pengkhianatan yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin negeri muslim. Mereka memiliki kekuasaan, tetapi tidak mampu membalas kekejaman yang dilakukan Zionis Israel. Mereka hanya bisa mengecam di belakang podium-podium tanpa aksi nyata.

 

Demikian pun PBB sebagai Badan Perdamaian Dunia tidak mampu berbuat apa-apa selain mengecam. Badan Perdamaian Dunia yang digadang-gadang mampu menjaga dunia dan memberikan hak hidup dengan aman dan damai bagi manusia di seluruh dunia nyatanya tidak mampu berfungsi dengan baik. Bahkan, taring PBB di hadapan Israel sekejap tumpul. Hanya kecaman demi kecaman yang dilontarkan padahal apalah arti pengecaman tanpa ada tindakan yang nyata.

Sekat Nasionalisme Biangnya


Sejatinya warga Palestina membutuhkan langkah konkret yakni mengerahkan seluruh kekuatan militer yang dimiliki negeri-negeri muslim. Seandainya hal ini dilakukan bukan tidak mungkin Israel bisa diusir keluar dari bumi Palestina.

 

Namun, sekat nasionalisme telah menjadi penghalang yang nyata. Inilah gambaran ketika sistem kapitalis sekuler merajai dunia. Individualisme, nasionalisme telah merasuk ke dalam tubuh kaum muslimin. Sekat nasionalisme sengaja dibuat oleh Barat sebagai alat agar umat Islam tercerai berai dan tidak bersatu. Alhasil, dengan penuh kerelaan para penguasa negeri-negeri muslim tunduk dan patuh terhadap keinginan negara adidaya.
 
 

Sesungguhnya ini adalah pengkhianatan terbesar terhadap saudara sesama muslim. Nasionalisme menghalangi pemimpin negeri muslim bergerak nyata membela Palestina dengan jihad. Kecintaan terhadap dunia, kekuasaan, jabatan membuat mereka mati rasa untuk membebaskan Palestina.

 

Betapa pedihnya pertanggungjawaban mereka kelak di hadapan Allah. Inilah pentingnya semangat dakwah ideologis. Umat harus dibangun kesadarannya untuk terus bersuara menuntut para pemimpin negeri muslim segera mengirimkan pasukan dan segenap kekuatan berjihad di tanah Palestina untuk menyelamatkan saudaranya dari kebiadaban Yahudi Israel.

Butuh Daulah Islam


Peristiwa genosida yang terjadi di Palestina dan pengkhianatan penguasa negara Arab serta negeri muslim lainnya adalah bukti nyata bahwa umat butuh persatuan di bawah institusi politik. Institusi yang akan menerapkan Islam secara kafah.


Khalifah akan menjadi perisai bagi seluruh kaum muslim di dunia. Daulah Islam akan menyatukan seluruh kekuatan besar berupa militer dan mengirimkan pasukan untuk jihad fisabilillah sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah saw. dan para sahabatnya. Sebab, Palestina tidak bisa dilepaskan kecuali dengan jihad fisabilillah.

 

Allah Swt. berfirman dalam surah At-Taubah ayat 14 yang artinya: "Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tanganmu dan Dia akan menghina mereka dan menolongmu (dengan kemenangan) atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman."

 

Memperjuangkan dan membela Palestina adalah amal yang sangat luar biasa pahalanya. Sudah saatnya umat menyadari  untuk berhenti berharap menyerahkan persoalan Palestina kepada PBB. Sebab PBB terlahir dari ideologi yang berseberangan dengan Islam, yang dipimpin oleh Amerika dan sekutunya.

 

Umat Islam harus sadar bahwa siapa musuh dan siapa kawan. Suatu kebodohan jika menyerahkan persoalan kaum muslim kepada musuh yakni sama halnya menyerahkan nyawa-nyawa saudara kita sendiri untuk dibunuh dan Palestina adalah bukti nyata bahwa Barat tidak menginginkan kemerdekaan bagi Palestina. Saatnya kita kembali kepada Islam untuk mengatasi segala macam problem dalam kehidupan ini. sebagaimana yang telah dicontohkan oleh baginda Muhammad saw..

 

Umat harus senantiasa  membangun kesadarannya akan kewajiban menegakkan sistem Islam dalam naungan Daulah Islam berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah yang sudah pasti akan memancarkan cahaya keberkahan dan rahmat Allah Swt., serta berusaha menyingkirkan sistem selain Islam yakni kapitalis sekuler yang hanya akan membuat kesengsaraan hidup umat manusia hingga kebiadaban layaknya perilaku binatang, bahkan lebih buruk daripada itu. Wallahualam bissawab.[EA/MKC]

Zakat ala Sistem Kapitalis, Utopis Menyejahterakan Umat

Zakat ala Sistem Kapitalis, Utopis Menyejahterakan Umat




Adapun terkait pendistribusian zakat

pada sistem kapitalis hanya seremonial saja

_________________________

 

Penulis Ummu Bagja Mekalhaq 

Kontributor Media Kuntum Cahaya 


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bandung mulai melakukan pembenahan UPZ/Unit Pengumpulan Zakat untuk lebih memberdayakan pengumpulan dan pendistribusiannya. (Kemenag Kab.Bandung, 29-10-2024)


Zakat termasuk rukun Islam ketiga dan jelas aturan atau tata cara pelaksanaannya. Sebagai seorang muslim yang taat, tentu meyakini bahwa zakat merupakan kewajiban yang harus ditunaikan jika sudah memenuhi syarat. 


Adapun salah satu syaratnya yang harus diketahui jika sudah kena nisab. Misalnya jika harta yang dimilikinya berupa 85 gram emas, maka wajib dikeluarkan zakatnya 2,5%. Setelah haul/satu tahun dimiliki. Contoh zakat lainnya dijelaskan dalam  kitab Bulughul Maram bab zakat. 


Gambaran Zakat Saat Ini


Adapun yang terjadi saat ini, untuk mengumpulkan zakat dalam sistem kapitalis tidak jelas rinciannya, yang ada sebatas keharusan dari Kemenag untuk mengumpulkannya tanpa diketahui berapa penghasilan yang didapatkan seseorang. 


Artinya, zakat yang akan dikumpulkan antara lain dari zakat profesi, infak sertifikasi dari guru madrasah dan guru PAI. Ini yang akan disasar UPZ.


Informasi yang tergambar rancu dan timbul pertanyaan mengapa para guru madrasah dan guru PAI pun harus mengumpulkan zakat atau infak? Sementara yang sudah jelas memiliki perusahaan besar (para pengusaha) yang memiliki laba, tidakkah dijadikan sasaran utama dan pertama?


Adapun kejanggalan dari  UPZ/Usaha Pengumpulan Zakat ini pengumpulannya hanya satu rekening di Kemenag saja agar terkontrol, katanya.


Pernyataan tersebut mengandung arti khawatir dikorupsi, seperti yang sudah terjadi tahun 2016 sd 2021 seorang pejabat berinisial AA menggelapkan uang zakat Rp1,2 miliar dan baru diadili pada tanggal 14 September 2023 setelah semua bukti terkumpul. 


Memang zakat perlu diurus secara profesional dengan dibentuk BAZNAS, LAZ /Lembaga Amil Zakat dan UPZ/Unit Pengumpulan Zakat. Namun dalam sistem kapitalis tidak bisa terwujud meskipun UPZ semakin mengerucut direncanakan sampai ke KUA kecamatan. 


Karena dalam sistem kapitalis harapannya hanya mengejar agar uang zakat segera terkumpul dengan cepat. Berharap pula keuntungan yang berlipat dari masukan zakat, infak dan sedekah ini.


Bisa pula terjadi rekening zakat digendutkan dengan disimpan di Bank, diinvestasikan oleh penguasa Kemenag yang bekerja sama dengan pengusaha. Kemudian berbagi keuntungan di antara mereka.


Adapun terkait pendistribusian zakat pada sistem kapitalis hanya seremonial saja. Meskipun sudah disebutkan tujuan adanya BAZNAS untuk mencapai masyarakat Islam Indonesia taat beragama maju, sejahtera, cerdas, dan toleran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 


Padahal sampai saat ini, salah satu tujuan itu tidak tercapai terutama tujuan zakat untuk kesejahteraan umat. Karena seperti kita tahu dalam sistem kapitalis yang dicari adalah asas manfaat, mereka duluan yang harus sejahtera, sisanya ambyar.


Jadi wajar dalam sistem kapitalis terus dibenahi yang berkaitan dengan sesuatu yang menghasilkan uang/materi seperti  zakat, infak, sedekah, termasuk wakaf memiliki potensi besar dalam aktivitas mengumpulkan uang.


Sebagai pribadi muslim seharusnya menyadari bahwa dalam sistem kapitalis tidak akan terealisasi kesejahteraan dari zakat, infak dan sedekah, melainkan unit Pengumpulan Zakat/UPZ tersebut sebagai alat praktis perpanjangan tangan dari BAZNAS.


Karena uang zakat ini berpotensi paling besar bisa mencapai Rp400 triliun pertahunnya. Sedangkan pendistribusiannya belum tertata dengan baik karena tidak merujuk pada aturan Allah Al-Qur'an dan Sunnah.


Sebaliknya, pengumpulan uang zakat dalam sistem kapitalis ini mengandung kekhawatiran takut dikorupsi seperti yang telah terjadi di Tanjabtim/Tanjung Jabung Timur oleh mantan ketua BAZNAS As'ad Arsyad saat menjabat periode 2016-2021(lima tahun silam) kasus ini baru diadili 14-9-2023.


Inilah cara sistem kapitalis menguasai harta rakyat secara halus via zakat, infak, sedekah namun tidak terlepas dari adanya manipulasi dan korupsi. 


Berbeda dengan Sistem Islam 


Dalam sistem Islam terkait zakat, infak, sedekah jelas ada aturan dan pengaturannya. Aturan zakat jika sudah kena nisab harta mencapai 85 gram emas dengan haul satu tahun hijriah.


Adapun cara pembagiannya diatur oleh firman Allah dalam Al-Qur'an surah At-Taubah ayat 60 terkait orang-orang yang berhak menerima zakat. 


Dalam Islam, zakat, infak, sedekah didistribusikan langsung kepada para mustahik atau yang berhak menerima zakat dengan prosedur yang jelas dan mudah. Alhasil, umat langsung mendapatkan layanan dari penguasa.


Seperti yang pernah terjadi saat kekhilafahan Umar bin Khattab r.a. sebagai amirul mukminin yang mendapati keluarga miskin. Beliau dengan gagah melayani orang miskin tersebut diberi satu karung gandum untuk memenuhi kebutuhan primernya.


Masa Umar bin Khattab ini, hanya bisa diulang lagi jika sistem Islam tegak. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]

Predator Anak Merajalela, Islam Kafah Solusinya

Predator Anak Merajalela, Islam Kafah Solusinya



Anak-anak yatim piatu berharap tinggal di panti asuhan akan diberikan kasih sayang, perlindungan dan pendidikan pupus

tergantikan dengan trauma berat yang mengganggu psikis dan mental

______________________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Tindakan kriminal terhadap anak-anak kian meningkat. Mulai dari kekerasan fisik sampai kekerasan seksual.


Kasus dimulai dari skala internasional yaitu P.Diddy yang melakukan tindakan pelecehan, pencabulan hingga sodomi terhadap anak-anak. Kemudian tak lama muncul kasus serupa di tanah air yang dilakukan oleh Sudirman sebagai pimpinan panti asuhan. (bbcnewsindonesia.com, 10-10-2024)


Polres Tangerang menetapkan 3 orang pelaku yang salah satunya adalah Sudirman sebagai tersangka utama dalam kasus kekerasan seksual dan sodomi terhadap anak-anak di panti asuhan Tangerang, Banten. Korban diperkirakan mencapai 40 anak dan diperkirakan tindakan tersebut dilakukan hampir selama 20 tahun dari tahun 2006 sejak panti asuhan berdiri.


Hal serupa terjadi di Bandar Lampung. Seorang guru berinisial FZ di sekolah dasar swasta di Bandar Lampung ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan terhadap muridnya. Menurut pengakuan tersangka, tindakan tersebut telah dilakukan sebanyak tiga kali di dalam mobil tersangka.


Namun sayangnya, tersangka tidak ditahan karena telah memberikan uang jaminan sebesar Rp50 juta dan sertifikat hak milik. Padahal saat ini korban telah mengalami truma akibat peristiwa tersebut hingga tidak bersekolah berbulan-bulan. (Liputan 6, 1-11-2024)


Hasil Kegagalan Sistem


Sungguh miris menyaksikan persoalan yang menimpa anak-anak saat ini. Mulai dari skala dunia, negara, provinsi, kabupaten hingga skala desa bermunculan kasus-kasus serupa. Anak-anak yang seharusnya dilindungi justru sekarang menjadi korban dari para predator seksual.


Tak habis pikir, nafsu membuat naluri dan moral menghilang. Anak-anak yatim piatu berharap tinggal di panti asuhan akan diberikan kasih sayang, perlindungan, dan pendidikan pupus, tergantikan dengan trauma berat yang mengganggu psikis dan mental. Sosok pemimpin panti yang seharusnya menjadi sosok ayah justru menjadi predator mereka sendiri. 


Guru yang seharusnya mengajarkan ilmu yang luas untuk menjadi bekal para muridnya dalam menggapai masa depan yang gemilang justru menjadi perusak masa depan. Saat ini tak ada lagi tempat yang aman bagi anak-anak.


Tak lagi memandang apakah pelaku adalah seorang ustaz, pimpinan, atau guru maupun yang lainnya. Karena nyatanya semua itu tak menjadi jaminan keamanan anak-anak. Siapa pun dapat menjadi predator anak ketika tidak berakidah Islam secara sempurna.


Seseorang boleh mengaku beragama Islam, namun ketika melakukan tindakan tersebut, maka dijamin tidak berakidah Islam secara sempurna. Agama hanya dijadikan sebagai status dan ibadah ritual semata tanpa ada pengaruh sedikitpun terhadap tingkah laku menjalani kehidupan.


Ini semua adalah hasil dari penerapan sistem kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan. Bahwa agama hanya boleh dianut dalam perkara ibadah ritual semata. Namun perkara kehidupan tidak boleh menggunakan agama.


Manusia bebas berhukum dengan apa pun dalam masalah kehidupan. Beribadah tetapi bermaksiat, inilah yang terjadi pada umat muslim kebanyakan. Alhasil, terlahirlah seorang ustaz menjadi predator bagi anak-anak dan guru perusak generasi.


Islam Kafah Solusinya


Islam merupakan agama sempurna, mengatur segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari hal terkecil sampai yang besar. Islam memiliki seperangkat aturan yang terperinci yang mudah dipahami oleh manusia.


Seluruh aturan ini harus diambil seluruhnya tanpa melihat apakah mencakup aspek ibadah atau kehidupan. Karena seluruh aturan ini yang dapat menjamin keselamatan umat manusia. 


Sebagaimana Allah Swt. berfiman dalam surah Al- Baqarah ayat 208 yang memerintakan kepada manusia untuk berislam secara kafah (menyeluruh), agar keimanan sempurna dan tak ada celah untuk melakukan kemaksiatan. 


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ


"Hai orang-oarang yang beriman, masuklah kalian semua ke dalam Islam secara menyeluruh. Janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian."


Jelaslah dalam ayat di atas, bahwa Allah Swt. memerintakan manusia untuk ber-Islam kafah (menyeluruh). Karena memang secara alami ketika manusia beragama, maka seharusnya akan terikat secara menyeluruh dengan agama yang dianut dalam segala aspek kehidupan.


Karena ketika tidak menyeluruh atau parsial (sebagian), akan ada celah untuk mengikuti langkah-langkah setan yang menjerumuskan dalam jurang api neraka. Wallahualam bissawab. [SM/MKC]


Aini Rahmah, S. Si.

Membangun Kepedulian

Membangun Kepedulian

 




Penyakit individualisme telah mengikis rasa empati dan peduli kaum muslimin

Tak ada lagi gotong royong yang dulu menjadi ciri khas budaya negeri ini

______________________________


Penulis Tinah Asri
Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, REPORTASE - Majelis Sakinah Cibeunying Kidul (MS Cidul)  diselenggarakan pada Minggu 27 Oktober 2024, di Masjid Al-Daffa Nazzara, Pasir Leutik, Kota Bandung. Menghadirkan Ustazah Nurjamilah Lala sebagai pembicara.


Alhamdulillah, acara tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Hal ini terlihat dari kehadiran ibu-ibu yang tetap istikamah meski di tengah rutinitas harian yang menumpuk.



"Bu-ibu, tanpa disadari saat ini kita sedang terjangkiti suatu penyakit, bahkan penyakit tersebut telah menjalar jauh ke dalam sendi-sendi kehidupan kaum muslimin," kata Ustazah Lala mengawali penjelasannya.



Penyakit individualisme telah mengikis rasa empati dan peduli kaum muslimin. Tak ada lagi semangat gotong-royong yang dulu menjadi ciri khas budaya negeri ini. Tak ada lagi sikap tolong-menolong di antara sesama, bahkan kepedulian terhadap tetangga pun sirna.


Maka wajar jika hari ini berseliweran berita di media sosial peristiwa yang membuat hati miris. Orang meninggal sudah berbulan-bulan, setelah jadi kerangka baru ketahuan, ada juga orang tua yang tega membunuh anak-anaknya.


Peristiwa ini terjadi di bulan September lalu, Panca Darmansyah, warga Jagakarsa, Jakarta Utara, tega membunuh empat anak kandungnya hanya karena faktor ekonomi. "Lantas kenapa semua itu bisa terjadi?" tanya Ustazah Lala. Kemudian beliau melanjutkan penjelasannya.


"Kalau kita teliti, semua itu terjadi akibat dari diterapkannya kapitalisme atas negeri ini. Kapitalisme adalah sistem kufur. Sistem yang menilai segala sesuatu berdasarkan pada materi, hitung-hitungan untung rugi. Individu masyarakat dalam sistem kapitalis menghabiskan waktunya untuk mencari rezeki, mengumpulkan pundi-pundi materi. Karena mereka beranggapan bahwa kebahagiaan itu bisa dirasakan jika semua kebutuhan jasmani terpenuhi. Tak ada waktu untuk memedulikan orang lain, keluarga lain. Dari sinilah muncul berbagai kerusakan tatanan kehidupan di tengah-tengah masyarakat, mulai dari pergaulan bebas, narkoba, hingga kriminalitas yang terus meningkat."


"Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita ikut prihatin melihat keadaan masyarakat saat ini. Tugas terbesar bagi kita adalah mengembalikan rasa peduli terhadap sesama. Sebab, peduli dengan penderitaan orang lain, tolong menolong, merupakan perintah dari Allah Swt.. Hal ini tertulis di dalam Al-Qur'an surah Al-Maidah ayat 2, Allah Swt. berfirman, "Tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam dosa dan permusuhan."



Rasulullah saw. pun memerintahkan kaum muslimin untuk senantiasa peduli dengan nasib kaum orang lain. Bahkan Rasulullah mengancam tidak akan mengakui sebagai umatnya jika seseorang yang bangun di pagi hari tidak memikirkan umat muslim yang lain. Hal ini berlaku juga bagi saudara kita yang ada di Palestina, yang sampai hari ini mereka masih saja menghadapi kekejaman Zionis Israel laknatullah.


Dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Thabarani Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa yang bangun di pagi hari tanpa memikirkan kaum muslim yang lain, maka dia bukanlah golonganku."



Kepedulian juga ditunjukkan oleh kaum Anshar, mereka dengan sukacita menyambut kedatangan kaum Muhajirin saat bersama Rasulullah saw. hijrah dari Makkah ke Madinah. 


Pertama, kaum Anshar memberikan sebidang tanah yang kemudian di atasnya dibangun menjadi tempat tinggal. Menampung kaum Muhajirin untuk tinggal rumah-rumah mereka. Tak sampai di situ, kaum Anshar juga ingin membagi setengah dari hasil panen kurmanya. Begitu besar rasa kepedulian di antara mereka, hingga terwujudlah sikap saling tolong-menolong dan mewarisi. Inilah contoh yang diberikan oleh Rasulullah saw. saat menjadi pemimpin negara Madinah Al-Mukarramah.


Namun sayang, hal ini tidak kita temukan dalam rezim yang berkuasa saat ini. Pejabatnya banyak yang terjebak budaya (flexing). Pamer di media sosial bisa jalan-jalan ke luar negeri, istrinya menenteng tas branded, sampai-sampai ada pejabat yang menghadiahkan uang gepokan puluhan juta untuk cucunya yang ulang tahun. 


Sementara di sisi lain banyak masyarakat yang mengalami kesusahan. Harga kebutuhan pokok terus naik, PHK gila-gilaan, sulitnya mencari kerja, mahalnya sekolah dan lain-lain tak mampu mengetuk rasa kemanusiaan dan kepedulian mereka.

 

"Oleh karena itu, kaum muslimin harus sadar bahwa semua ini adalah dampak buruk dari diterapkannya kapitalisme atas negeri ini. Saatnya kita campakkan sistem yang bobrok tersebut, kita ganti dengan sistem Islam. Karena hanya dengan penerapan Islam secara kafah sikap peduli senantiasa terpelihara, baik oleh individu masyarakat, maupun pejabat pemegang kekuasaan. Hal itu dilakukan sebagai konsekuensi keimanannya terhadap sang pemilik hukum, Allah Swt.."


Motivasi terakhir dari Ustazah sekaligus penutup kajian. [SM/MKC]

Negeri Ibadurrahman

Negeri Ibadurrahman


 

Perlu dikaji, diteliti dan dipelajari bahwa keberhasilan sebuah negara

tidak hanya ditentukan oleh baiknya seorang pemimpin

_____________________________

 

Penulis Mardiyah

Pendidik di Sekolah Anak Tangguh/SAT Pesantren Al-Mustanir Kuningan


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Apakah pemimpin baru menjanjikan harapan baru?


Salah satu calon anggota kabinet Prabowo, yaitu Amran Sulaiman memiliki harapan besar pada pasangan presiden terpilih yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

 

Beliau menyatakan bahwa presiden Prabowo sungguh luar biasa. Beliau memiliki gagasan besar untuk memperbaiki kondisi negeri ini. Baik masalah pertumbuhan ekonomi, GDP, dan lain-lain (Kompas.com, 21-10-2024)



Sebagian orang memang berharap dengan pergantian pemimpin muncul harapan baru perubahan yang lebih baik. Dalam pemikirannya keberhasilan ada pada individu pemimpin.

 

Padahal tidak seperti itu, selama sistem sekuler kapitalis yang diterapkan di negeri kaum muslimin tidak akan membawa perubahan berarti yang membawa pada kehidupan lebih baik. Karena sistem ini memisahkan peran agama dari kehidupan sehingga banyak masalah muncul karena aturan berasal dari manusia.

 

Sekularisme dengan sistem politik demokrasinya masih mengakui agama (Islam), namun membatasi hanya di ranah privat. Di ranah publik, agama (Islam) dilarang untuk mengatur kehidupan.

 

Di bidang ekonomi terjadi kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin. Karena sistem ekonomi kapitalis yang diterapkan mengakibatkan kekayaan alam dikuasai hanya oleh segelintir oligarki. Kegiatan ekonomi berbasis ribawi juga tumbuh subur. Sebut saja misalnya pinjaman ribawi ke bank, kredit rumah/kendaraan leasing, asuransi, judol.

 

Di bidang pergaulan terjadi kerusakan yang  parah yaitu pacaran, seks bebas, hamil di luar nikah, aborsi, elgebete tumbuh subur, kasus sodomi/pedofil merajalela. Bahkan ada pula hubungan seksual dengan binatang.

 

Kesatuan kaum muslimin yang terpecah karena nasionalisme memengaruhi pemikiran manusia. Negeri-negeri muslim terjajah. Palestina berjuang sendirian nyaris tanpa bantuan militer negara muslim lainnya.

 

Di bidang moral sama saja terjadi kemunduran dan kemerosotan. Mafia hukum dan peradilan sering kita saksikan. Oknum korup dan tidak memiliki kemampuan bisa jadi pejabat.

Membangun Visi Perubahan yang Sahih

 
Perlu dikaji, diteliti dan dipelajari bahwa keberhasilan sebuah negara tidak hanya ditentukan oleh baiknya seorang pemimpin. Tetapi harus juga didukung oleh sistem yang digunakan.



Saat ini umat Islam belum memahami bahwa agama Islam adalah mabda atau ideologi yang memiliki seperangkat aturan yang mengatur kehidupan. Berasal dari Sang Pencipta, yang Maha Tahu aturan untuk kebaikan manusia.

 

Islam adalah agama yang sempurna yang memiliki aturan lengkap. Dari mulai bangun tidur sampai bangun negara. Dari mulai  mengelola sumber daya manusia sampai mengelola sumber daya alam.

Apakah Negeri Ibadurrahman Itu?


Negara yang dibangun di atas ideologi Islam namanya Daulah Islam. Kepala negaranya disebut khalifah. Negara ini berlandaskan akidah dan syariat Islam. Ketika syariat Islam diterapkan secara sempurna (kafah) akan mendatangkan rahmat dan keberkahan.



Kepala negara diangkat oleh rakyat dengan kontrak politik untuk mampu menerapkan hukum syariat Islam secara total. Mengayomi dan melindungi rakyat baik muslim maupun nonmuslim.

Sejarah Kejayaan Daulah Islam


Golden age of world sejak Daulah Islam berdiri di Madinatul Munawarah dan Rasulullah sebagai pemimpinnya. Umat memasuki babak baru dari zaman jahiliah ke zaman yang bertabur cahaya Islam.

 

Manusia penyembah berhala menjadi penyembah Allah dengan mentauhidkan Allah. Anak perempuan yang dikubur hidup-hidup sekarang dimuliakan dengan Islam. Kekufuran berganti keindahan Islam.

 

Ketika Islam dijadikan sebagai aturan kehidupan, kesejahteraan bisa diwujudkan. Sejarah telah membuktikannya. Sejak Rasulullah memimpin Daulah Islam di Madinah sampai runtuhnya Khilafah Turki Utsmani pada tahun 1924.

 

Dunia pernah mengalami zaman keemasan, masa itu disebut dengan sebutan the golden age of Islam. Maka harapan akan perubahan yang lebih baik sudah selayaknya dialamatkan ke penerapan sistem Islam secara kafah.

 

Alasannya adalah bahwa kebaikan hanya akan terwujud dalam naungan sistem sahih, yaitu sistem Islam yang datang dari zat Yang Maha Mengetahui, yaitu Allah Swt.. Penerapan aturan Allah juga akan mendatangkan keberkahan dalam hidup.

 

Seseorang bisa diangkat menjadi khalifah/kepala negara dalam sistem Islam dengan tujuh syarat in'iqad atau syarat legal sebagai khalifah. Jika tidak terpenuhi salah satunya maka batal.

 

Pertama ia harus seorang muslim tidak sah pemimpin umat Islam seorang kafir. Allah Swt. berfirman :
"Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan kepada orang kafir untuk memusnahkan orang beriman." (QS. An-Nisa ayat 141)

 

Kedua, khalifah harus seorang laki-laki. Ketika sampai berita kepada Rasul tentang pengangkatan putri Kisra Persia beliau bersabda: "Tidak akan pernah beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusannya kepada wanita." (HR. Bukhari)

 

Ketiga, khalifah harus seorang yang sudah balig. Rasulullah bersabda: "Telah diangkat pena dari tiga golongan; anak-anak hingga ia balig; orang yang tidur hingga ia bangun; orang yang rusak akalnya hingga ia sembuh." (HR. Abu Dawud)

 

Orang yang telah diangkat pena atau beban hukum darinya tidak sah mengurus urusannya. Berarti dia bukan mukallaf karena itu ia tidak sah dan tidak berhak menjadi khalifah.

 

Keempat, khalifah harus orang yang berakal. Orang gila tidak sah dan tidak berhak menjadi khalifah. Hadis riwayat Abu Dawud tentang diangkat pena dari tiga golongan di antaranya adalah orang yang rusak akalnya. Kondisi ini menjadikan dia tidak berhak menjadi khalifah.

 

Kelima, khalifah harus seorang yang adil. Untuk masalah kesaksian Allah telah mensyaratkan adil. Maka untuk hal yang lebih tinggi dari kesaksian yaitu khalifah lebih utama seorang yang adil.

 

Keenam, khalifah harus orang yang merdeka. Seorang budak tidak sah dan tidak berhak menjadi khalifah.

 

Ketujuh, khalifah harus seorang yang mampu. Amanah kekhalifahan hanya diamanahkan kepada orang yang mampu.

 

Islam sebagai agama yang turun dari Yang Maha Kuasa telah menetapkan tugas kepala negara adalah melaksanakan sistem Islam secara kafah/total.

 

Kepala negara tidak perlu membuat undang-undang untuk mengatur rakyatnya. Tetapi hanya melaksanakan undang-undang Allah yang sudah turunkan kepada Rasulullah yaitu Al-Qur'anul Karim.

 

Cara melaksanakannya yaitu ittiba kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Manusia terbaik sepanjang sejarah. Kehadirannya merupakan rahmat bagi semesta alam.

 

Selain itu kepala negara berperan sebagai raa’in atau penanggung jawab urusan rakyat. Rasulullah bersabda: "Imam itu adalah pengurus rakyat dan ia penanggung jawab rakyat yang diurusnya." (HR. Muslim dan Ahmad)

 

Rasulullah bersabda: "Khalifah juga berfungsi sebagai junnah/perisai, di mana orang-orang akan berperang di belakangnya mendukung dan berlindung dari musuh dengan kekuasaannya.......” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad)



Bukan hanya umat Islam yang butuh kehadiran Daulah Islam. Tapi semua yang hidup di bumi ini membutuhkannya. Karena Daulah Islam akan mewujudkan kesejahteraan, melaksanakan syariat Islam secara kafah. Melaksanakan aturan Allah sesuai dengan misi penciptaan manusia.

 

Untuk mewujudkannya perlu kesadaran umat Islam. Untuk menyadarkan umat maka dibutuhkan kelompok dakwah ideologis yang akan menyadarkan umat akan kebutuhan Daulah Islam. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]

Tren Labubu, Generasi Terjebak Hedonisme

Tren Labubu, Generasi Terjebak Hedonisme

 



Tren labubu berpengaruh buruk terhadap generasi

membuat generasi menjadi FOMO alias Fear Of Missing Out

______________________________




KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Pada April 2024 lalu media dihebohkan dengan unggahan Lisa Blackpink yang menampilkan karakter labubu.


Apa Itu Labubu?


Labubu adalah mainan asal Tiongkok, karya seniman Kasing Lung yang sempat viral di Thailand. Mainan ini dipopulerkan oleh artis dan influencer bahkan anggota kerajaan pun turut mengoleksi karakter The Monster ini. (IDN TIMES, 6-9-2024)

 

Kini tren labubu kembali populer setelah personil Blackpink yang bernama Lisa mengunggah postingan dengan mengenakan labubu sebagai aksesoris tas. (beautyhaul.com)



Boneka labubu selain memiliki katakter yang menarik seperti: telinga panjang, gigi runcing, dan senyum jahilnya, ternyata konsep penjualannya pun dikemas dalam blind box. Hal ini menambah daya tarik dari boneka labubu, konsep ini membuat bonekanya menjadi rahasia dan limited edition.

 

Dampak Buruk terhadap Generasi


Tren labubu berpengaruh buruk terhadap generasi, membuat generasi menjadi FOMO alias Fear Of Missing Out. Di mana penderita FOMO ini memiliki kecemasan dan ketakutan akan ketinggalan informasi, pengalaman atau tren-tren yang sedang viral, salah satunya tren labubu ini.


Lihatlah bagaimana generasi muda rela mengantre di bawah terik sinar matahari, berdesak-desakan dan mengocek bujet yang tidak sedikit, semua rela dilakukan demi memiliki boneka labubu.

 

Terjebak Gaya Hidup Hedonis

 

Di tengah melemahnya ekonomi dan sulitnya lapangan pekerjaan, minat generasi muda dalam memburu labubu pun cukup tinggi. Padahal Pop Mart membanderol produk ini dengan harga yang fantastis. Bahkan demi memiliki boneka labubu, banyak di antaranya rela menghalalkan segala cara termasuk menjual kehormatan diri.

 

Generasi yang seharusnya memprioritaskan masa depan dan berkontribusi dalam masalah keumatan justru sibuk meraih materi dan kepuasan duniawi. Inilah bukti generasi saat ini sebagai korban sistem sekularisme kapitalis.

 

Sikap hedonisme yang telah mengakar di berbagai kalangan membuat masyarakat terjajah oleh tren demi mendapatkan pujian dan haus akan validasi publik.

Generasi Islam Pionir Peradaban


Ada tugas mulia yang harus kita pilih, yakni mengembalikan generasi muslim pada karakternya yang tangguh. Membangun kesadaran para pemuda, agar berkontribusi dalam membangun peradaban Islam.

 

Budaya konsumtif dan hedonis bukanlah budaya Islam, sebagaimana Allah Swt. berfirman:

 

وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

 

"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan." (QS. Al Isra' [17]: 26-27)



Di sisi yang lain, konsep penjualan berupa blind box menyalahi syariat. Ada unsur ketidakjelasan dan ketidakpastian barang yang didapat. Hal ini pun bertentangan dengan syariat Islam.

 

Sebagaimana hadis Rasulullah saw. dari Abu Hurairah berkata: "Rasulullah saw. melarang jual beli al-hashah dan jual beli al-garar." (HR. Muslim)



Fenomena generasi saat ini mejadi tantangan tersendiri bagi para agen perubahan. Mereka harus mengoptimalkan segala kesungguhan dalam mengajak dan membina generasi muda. Yakin semua akan bisa dilalui dengan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam kafah.

 

Terus berdakwah menuju tegaknya institusi Islam yang akan melindungi generasi dari budaya kufur termasuk hedonisme. Wallahualam bissawab. [EA/MKC]


Hanif Mursalat Anapi

Deflasi Butuh Solusi Hakiki

Deflasi Butuh Solusi Hakiki

 




Deflasi yang beruntun dan terus menerus adalah indikasi kegagalan pemerintah

dalam mengatasi penurunan daya beli masyarakat


____________________________


Penulis Sunarti

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Pengamat Sosial


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Menurut Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, salah satu penyebab deflasi di Indonesia selama lima bulan berturut-turut (sejak April 2024) adalah harga pangan. 

 

Adanya penurunan harga komoditas sayuran membuat para petani mengalami kerugian akibat membusuknya komoditas sayuran. Hal yang sama juga dirasakan oleh sejumlah pengusaha kecil dan menengah (UMKM) yang terus kehilangan pelanggan. Dikutip dari (nasional.kompas.com, 4-10-2024)

 

Deflasi adalah terjadinya penurunan harga-harga barang dan jasa secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Menurut pakar ekonomi Muhammad Andri Perdana (Bright Institute), sekilas deflasi tampak menguntungkan karena harga barang dan jasa menjadi lebih terjangkau oleh konsumen. Namun, sebenarnya sangat berbahaya, apalagi jika terjadi secara terus-menerus. Karena menjadi indikator pendapatan atau uang di masyarakat semakin langka.

 

Pendapatan masyarakat semakin turun sehingga mereka tidak ingin belanja dan lebih memilih untuk investasi sehingga uang yang beredar di masyarakat semakin sedikit. Harus ada solusi tuntas untuk mencari akar dan mengatasi persoalan deflasi.

Sebab-Sebab Terjadinya Deflasi


Deflasi tahun ini disebabkan oleh beberapa hal di antaranya:

 

Pertama, adanya pemutusan hubungan kerja (PHK). Menurut catatan Kemenaker, sebanyak 53.993 tenaga kerja terkena PHK per 1 Oktober 2024 dan diprediksi bisa lebih dari 70 ribu orang. Daya beli masyarakat yang terus menurun mengakibatkan rendahnya pemasukan perusahaan sehingga perusahaan mengambil langkah PHK untuk mengimbangi ongkos produksi yang terus naik agar perusahaan tetap dapat terselamatkan. Hal tersebut juga mengakibatkan angka pengangguran akan semakin meningkat.
 

 

Kedua, minimnya lapangan pekerjaan di sektor padat karya. Dengan menurunnya daya beli masyarakat akan berdampak pada menurunnya harga-harga barang sehingga pemasukan perusahaan berkurang dan memicu tingginya PHK massal.

 

Hal itu menyebabkan kesengsaraan rakyat semakin meningkat. Kenyataannya bukan hanya kebutuhan pangan yang tidak tercukupi tetapi juga rasa aman terancam. Sebab di samping kemiskinan, juga semakin tingginya angka kriminalitas dan problematik sosial lainnya.

 

Selama ini kinerja perekonomian Indonesia sebagian besar ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Dengan adanya deflasi mengindikasikan konsumsi rumah tangga mengalami penurunan daya beli karena pendapatan yang minim. Dampak secara langsung tampak pada kesejahteraan anggota keluarga termasuk ibu dan anak.

 

Sekarang semakin banyak ditemukan ibu yang stres karena memiliki peran ganda yakni sebagai tulang punggung keluarga sekaligus mengurus anak dan rumahnya. Ibu yang stres dan hidup tidak bahagia akan memengaruhi pola pengasuhan pada anak dan pengaturan rumah tangga.

 

Demikian juga dengan kesehatan dan pendidikan anak-anak yang tidak terpenuhi secara optimal. Kualitas kesehatan dan pendidikan generasi akan memburuk di masa depan. Lantas apa yang menjadi akar permasalahannya?
 

Deflasi yang beruntun dan terus menerus adalah indikasi kegagalan pemerintah dalam mengatasi penurunan daya beli masyarakat. Pemerintah dengan kebijakannya dianggap mandul dalam memperbaiki perekonomian rakyat. Buruknya kondisi ekonomi di negeri ini tidak terlepas dari kepemimpinan ekonomi kapitalisme yang menjadi landasan dalam pengambilan kebijakan.

 

Apabila ditelusuri lebih cermat, deflasi disebabkan oleh perekonomian yang lemah. Uang yang beredar pada saat ini hanyalah kertas yang tidak bernilai dan tidak ada jaminannya. Sedangkan dalam sistem Islam, setiap pertukaran yang beredar ada jaminan emas di baitulmal sehingga stabilitas perekonomian dapat terwujudkan.

 

Sistem sekuler kapitalisme yang diterapkan saat ini yang menjadi akar permasalahannya. Sebab peran negara hanya sebagai regulator semata. Peran negara seharusnya sebagai pengurus rakyat dan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya, bukan hanya kesejahteraan untuk kalangan tertentu saja yaitu para kapitalis.
 

 

Deflasi Butuh Solusi Hakiki


Dalam sistem Islam, posisi penguasa atau pemimpin sebagai pengurus rakyat. Pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Rasulullah saw. bersabda: “Imam/khalifah itu laksana penggembala dan dia bertanggung jawab terhadap gembalaannya.” ( HR. Bukhari dan Muslim)

 

Dari hadis tersebut jelas bahwa penguasa ada untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Kebutuhan pokok rakyat dapat terjamin sepenuhnya oleh negara dan persoalan deflasi pun bisa bisa menemui solusi hakiki. Hal ini terlihat mudah dilakukan oleh Daulah Islam karena keuangan (kas) negara sangat besar dan kuat sehingga negara mampu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat tanpa bergantung pada pajak yang harus dibayarkan oleh rakyat.


Khalifah memosisikan sumber daya alam sebagai kepemilikan umum, harus dikelola oleh negara dan dikembalikan ke pemiliknya yaitu rakyat. Rakyat pun dapat memperolehnya dengan mudah, murah bahkan gratis.

 

Hal ini seperti sabda Rasulullah saw.
 

“Umat Islam berserikat dalam 3 (tiga) perkara, yaitu padang rumput (hutan), air, api (energi).” (HR. Abu Dawud dan HR. Ahmad)

 

Karena itu dalam sejarah perekonomian Daulah Islam begitu maju pada saat itu yang paralel dengan kemajuan-kemajuan di bidang lain seperti kesehatan, teknologi, pendidikan, sastra, seni dan budaya. Jelaslah hanya dengan sistem Islam, masyarakat bisa sejahtera dalam segala aspek kehidupan. Sebaliknya sangat sulit dan mustahil terwujud kesejahteraan dalam kapitalisme seperti saat ini.

 

Dengan demikian, upaya penerapan dan penegakan syariat Islam secara menyeluruh dan totalitas harus segera diwujudkan agar persoalan deflasi segera teratasi. Wallahualam bissawab. [SM/MKC]