Negeri Ibadurrahman
OpiniPerlu dikaji, diteliti dan dipelajari bahwa keberhasilan sebuah negara
tidak hanya ditentukan oleh baiknya seorang pemimpin
_____________________________
Penulis Mardiyah
Pendidik di Sekolah Anak Tangguh/SAT Pesantren Al-Mustanir Kuningan
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Apakah pemimpin baru menjanjikan harapan baru?
Salah satu calon anggota kabinet Prabowo, yaitu Amran Sulaiman memiliki harapan besar pada pasangan presiden terpilih yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Beliau menyatakan bahwa presiden Prabowo sungguh luar biasa. Beliau memiliki gagasan besar untuk memperbaiki kondisi negeri ini. Baik masalah pertumbuhan ekonomi, GDP, dan lain-lain (Kompas.com, 21-10-2024)
Sebagian orang memang berharap dengan pergantian pemimpin muncul harapan baru perubahan yang lebih baik. Dalam pemikirannya keberhasilan ada pada individu pemimpin.
Padahal tidak seperti itu, selama sistem sekuler kapitalis yang diterapkan di negeri kaum muslimin tidak akan membawa perubahan berarti yang membawa pada kehidupan lebih baik. Karena sistem ini memisahkan peran agama dari kehidupan sehingga banyak masalah muncul karena aturan berasal dari manusia.
Sekularisme dengan sistem politik demokrasinya masih mengakui agama (Islam), namun membatasi hanya di ranah privat. Di ranah publik, agama (Islam) dilarang untuk mengatur kehidupan.
Di bidang ekonomi terjadi kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin. Karena sistem ekonomi kapitalis yang diterapkan mengakibatkan kekayaan alam dikuasai hanya oleh segelintir oligarki. Kegiatan ekonomi berbasis ribawi juga tumbuh subur. Sebut saja misalnya pinjaman ribawi ke bank, kredit rumah/kendaraan leasing, asuransi, judol.
Di bidang pergaulan terjadi kerusakan yang parah yaitu pacaran, seks bebas, hamil di luar nikah, aborsi, elgebete tumbuh subur, kasus sodomi/pedofil merajalela. Bahkan ada pula hubungan seksual dengan binatang.
Kesatuan kaum muslimin yang terpecah karena nasionalisme memengaruhi pemikiran manusia. Negeri-negeri muslim terjajah. Palestina berjuang sendirian nyaris tanpa bantuan militer negara muslim lainnya.
Di bidang moral sama saja terjadi kemunduran dan kemerosotan. Mafia hukum dan peradilan sering kita saksikan. Oknum korup dan tidak memiliki kemampuan bisa jadi pejabat.
Membangun Visi Perubahan yang Sahih
Perlu dikaji, diteliti dan dipelajari bahwa keberhasilan sebuah negara tidak hanya ditentukan oleh baiknya seorang pemimpin. Tetapi harus juga didukung oleh sistem yang digunakan.
Saat ini umat Islam belum memahami bahwa agama Islam adalah mabda atau ideologi yang memiliki seperangkat aturan yang mengatur kehidupan. Berasal dari Sang Pencipta, yang Maha Tahu aturan untuk kebaikan manusia.
Islam adalah agama yang sempurna yang memiliki aturan lengkap. Dari mulai bangun tidur sampai bangun negara. Dari mulai mengelola sumber daya manusia sampai mengelola sumber daya alam.
Apakah Negeri Ibadurrahman Itu?
Negara yang dibangun di atas ideologi Islam namanya Daulah Islam. Kepala negaranya disebut khalifah. Negara ini berlandaskan akidah dan syariat Islam. Ketika syariat Islam diterapkan secara sempurna (kafah) akan mendatangkan rahmat dan keberkahan.
Kepala negara diangkat oleh rakyat dengan kontrak politik untuk mampu menerapkan hukum syariat Islam secara total. Mengayomi dan melindungi rakyat baik muslim maupun nonmuslim.
Sejarah Kejayaan Daulah Islam
Golden age of world sejak Daulah Islam berdiri di Madinatul Munawarah dan Rasulullah sebagai pemimpinnya. Umat memasuki babak baru dari zaman jahiliah ke zaman yang bertabur cahaya Islam.
Manusia penyembah berhala menjadi penyembah Allah dengan mentauhidkan Allah. Anak perempuan yang dikubur hidup-hidup sekarang dimuliakan dengan Islam. Kekufuran berganti keindahan Islam.
Ketika Islam dijadikan sebagai aturan kehidupan, kesejahteraan bisa diwujudkan. Sejarah telah membuktikannya. Sejak Rasulullah memimpin Daulah Islam di Madinah sampai runtuhnya Khilafah Turki Utsmani pada tahun 1924.
Dunia pernah mengalami zaman keemasan, masa itu disebut dengan sebutan the golden age of Islam. Maka harapan akan perubahan yang lebih baik sudah selayaknya dialamatkan ke penerapan sistem Islam secara kafah.
Alasannya adalah bahwa kebaikan hanya akan terwujud dalam naungan sistem sahih, yaitu sistem Islam yang datang dari zat Yang Maha Mengetahui, yaitu Allah Swt.. Penerapan aturan Allah juga akan mendatangkan keberkahan dalam hidup.
Seseorang bisa diangkat menjadi khalifah/kepala negara dalam sistem Islam dengan tujuh syarat in'iqad atau syarat legal sebagai khalifah. Jika tidak terpenuhi salah satunya maka batal.
Pertama ia harus seorang muslim tidak sah pemimpin umat Islam seorang kafir. Allah Swt. berfirman :
"Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan kepada orang kafir untuk memusnahkan orang beriman." (QS. An-Nisa ayat 141)
Kedua, khalifah harus seorang laki-laki. Ketika sampai berita kepada Rasul tentang pengangkatan putri Kisra Persia beliau bersabda: "Tidak akan pernah beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusannya kepada wanita." (HR. Bukhari)
Ketiga, khalifah harus seorang yang sudah balig. Rasulullah bersabda: "Telah diangkat pena dari tiga golongan; anak-anak hingga ia balig; orang yang tidur hingga ia bangun; orang yang rusak akalnya hingga ia sembuh." (HR. Abu Dawud)
Orang yang telah diangkat pena atau beban hukum darinya tidak sah mengurus urusannya. Berarti dia bukan mukallaf karena itu ia tidak sah dan tidak berhak menjadi khalifah.
Keempat, khalifah harus orang yang berakal. Orang gila tidak sah dan tidak berhak menjadi khalifah. Hadis riwayat Abu Dawud tentang diangkat pena dari tiga golongan di antaranya adalah orang yang rusak akalnya. Kondisi ini menjadikan dia tidak berhak menjadi khalifah.
Kelima, khalifah harus seorang yang adil. Untuk masalah kesaksian Allah telah mensyaratkan adil. Maka untuk hal yang lebih tinggi dari kesaksian yaitu khalifah lebih utama seorang yang adil.
Keenam, khalifah harus orang yang merdeka. Seorang budak tidak sah dan tidak berhak menjadi khalifah.
Ketujuh, khalifah harus seorang yang mampu. Amanah kekhalifahan hanya diamanahkan kepada orang yang mampu.
Islam sebagai agama yang turun dari Yang Maha Kuasa telah menetapkan tugas kepala negara adalah melaksanakan sistem Islam secara kafah/total.
Kepala negara tidak perlu membuat undang-undang untuk mengatur rakyatnya. Tetapi hanya melaksanakan undang-undang Allah yang sudah turunkan kepada Rasulullah yaitu Al-Qur'anul Karim.
Cara melaksanakannya yaitu ittiba kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Manusia terbaik sepanjang sejarah. Kehadirannya merupakan rahmat bagi semesta alam.
Selain itu kepala negara berperan sebagai raa’in atau penanggung jawab urusan rakyat. Rasulullah bersabda: "Imam itu adalah pengurus rakyat dan ia penanggung jawab rakyat yang diurusnya." (HR. Muslim dan Ahmad)
Rasulullah bersabda: "Khalifah juga berfungsi sebagai junnah/perisai, di mana orang-orang akan berperang di belakangnya mendukung dan berlindung dari musuh dengan kekuasaannya.......” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad)
Bukan hanya umat Islam yang butuh kehadiran Daulah Islam. Tapi semua yang hidup di bumi ini membutuhkannya. Karena Daulah Islam akan mewujudkan kesejahteraan, melaksanakan syariat Islam secara kafah. Melaksanakan aturan Allah sesuai dengan misi penciptaan manusia.
Untuk mewujudkannya perlu kesadaran umat Islam. Untuk menyadarkan umat maka dibutuhkan kelompok dakwah ideologis yang akan menyadarkan umat akan kebutuhan Daulah Islam. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]