Alt Title

Palestina Makin Membara, Umat Harus Bergerak Nyata

Palestina Makin Membara, Umat Harus Bergerak Nyata



Sampai hari ini pemimpin Arab dan negara-negara muslim belum bisa berbuat apa pun

bahkan masih ada yang bungkam menutup mata dan telinga seolah tidak terjadi apa-apa


______________________________



KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Serangan Zionis makin menggila. Mereka tidak membiarkan warga Gaza hidup tenang di tenda-tendanya. Siang dan malam serangannya terus saja menghantui warga Gaza dari anak-anak, orang tua hingga ibu hamil pun mereka memperlakukannya sama.


Serangan udara Israel kembali membantai 73 warga Palestina di daerah permukiman Beit Lahia, Gaza Utara dan sejumlah besar terluka dan masih ada martir yang berada di bawah reruntuhan akibat serangan brutal Israel. Israel melancarkan serangan udara dan darat besar-besaran sejak 6 Oktober, memperketat pengepungan menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.

 

Sebelumnya, invasi Israel telah menewaskan lebih dari 400 orang di Gaza Utara. Di mana kantor media pemerintah Gaza mengonfirmasi serangan udara Zionis menghantam daerah pemukiman padat penduduk sehingga korban meninggal begitu banyak, termasuk wanita dan anak-anak (sindonews.com, 20-10-2024)

 

Sejak 7 Oktober 2023 serangan militer Israel di jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 42.603 warga Palestina dan melukai 99.795 orang. "Jumlah korban tersebut termasuk 84 kematian dalam 24 jam sebelumnya, angka tersebut mungkin jauh lebih rendah dengan perkiraan 10.000 jenazah yang masih terkubur di antara puing-puing bangunan yang hancur di seluruh jalur Gaza," kata berita kesehatan.

 

Sampai hari ini, pemimpin Arab dan negara-negara muslim belum bisa berbuat apa pun bahkan masih ada yang bungkam menutup mata dan telinga seolah-olah tidak terjadi apa-apa. PBB juga tidak berjalan sesuai fungsinya, setiap tahun mengadakan pertemuan untuk pemeliharaan keamanan, perdamaian dan ikatan persaudaraan.

 

Namun, sampai hari ini belum ada pemutusan penindasan atas Yahudi terhadap Palestina, dari waktu ke waktu korban penindasan semakin banyak, seolah tidak ada tempat untuk mereka mengadu, meminta pertolongan agar mengakhiri penjajahan yang mereka alami.

 

Sebab faktanya pemimpin-pemimpin negara muslim hanya bisa mengecam semata dan menakut-nakuti para penjajah dengan kecamannya, tetapi tidak pernah dan tak mampu menggerakkan tentaranya untuk jihad membantu orang-orang di Palestina.

 

Tentara-tentara muslim tampak hanya bertugas untuk menjaga penguasa-penguasa mereka dan para imperialis yang memelihara sistem sekuler kapitalis liberalis. Semua ini adalah akibat dari tidak tegasnya para pemimpin muslim saat mengambil keputusan, mereka terikat dengan kerja sama terhadap beberapa negara asing yang akhirnya membuat mereka bungkam dengan kebengisan Israel terhadap Palestina.

 

Adapun penyebab utama semua ini adalah diterapkannya sistem kapitalis di tengah-tengah umat saat ini. Alhasil, hal itu membuat umat hanya fokus terhadap kepentingan dunia, tidak ada kesadaran dalam diri mereka bahwa umat Islam itu ibarat satu tubuh dan jihad itu adalah wajib bagi umat Islam.

 

Oleh karena itu, haram hukumnya berdiam diri ketika mengetahui saudara seiman kita terjajah. Bila kita merujuk pada Undang-Undang 1945 dalam pembukaan diterangkan bahwa kemerdekaan itu ialah hak bagi seluruh bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

 

Negara kita saja mengakui bahwa penjajahan melanggar hukum kemanusiaan dan keadilan, sepatutnya sebagai pemimpin wajib menjalani dasar hukum negara, biar bagaimanapun Indonesia pernah mengalami penjajahan, di situlah mengapa setelah merdeka negara kita mengecam keras tindak penjajahan. Sayangnya, pemimpin-pemimpin muslim telah tersesat sejauh-jauhnya, mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.


Di dalam kepemimpinan Islam mengajarkan kita bahwa umat Islam itu ibarat satu tubuh, kita tidak akan membiarkan saudara kita terluka, bila itu terjadi maka umat Islam di dunia bergegas untuk membela.

 

Tidak adakah Salahuddin Al-Ayyubi di tengah-tengah kalian yang memimpin bala tentaranya untuk membebaskan Baitul Maqdis? Tidakkah mengambil pelajaran dari kisah khulafaur rasyidin yang sangat memuliakan Islam dan kaum muslimin berjihad di jalan Allah dengan jihad yang sebenarnya? Tidak adakah lagi Sultan Abdul Hamid di tengah-tengah kita yang menjaga tanah Palestina dengan menolak utusan Yahudi dan berkata ia tidak membiarkan sejengkal pun tanah Palestina dimiliki oleh Yahudi. Sebab tanah Palestina bukanlah miliknya melainkan milik umat Islam.

 

Dalam Islam, jihad akan diserukan bila terjadi penjajahan terhadap umat muslim, dengan adanya jihad kaum muslimin akan merasa terlindungi oleh kaum imperialis. Untuk mewujudkan ini, kita semua harus mengubah pemikiran sebelum kita benar-benar jauh dari ajaran yang sebenarnya. Kita wajib mempelajari Islam kafah dan menyebarkannya di tengah-tengah umat untuk mewujudkan pola pikir yang satu.

 

Oleh karena itu, di dunia ini kita masih diberi kesempatan untuk memilih peran, mau menjadi bagian untuk memperjuangkannya atau hanya berdiam menunggu pertolongan Allah. Pertolongan Allah itu pasti. Namun, di akhirat kita akan dipertanyakan tentang peran kita dalam agamanya. Wallahualam bissawab. [SM/MKC]

Sasmin, S.Pd.