Alt Title

Tren Labubu, Generasi Terjebak Hedonisme

Tren Labubu, Generasi Terjebak Hedonisme

 



Tren labubu berpengaruh buruk terhadap generasi

membuat generasi menjadi FOMO alias Fear Of Missing Out

______________________________




KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Pada April 2024 lalu media dihebohkan dengan unggahan Lisa Blackpink yang menampilkan karakter labubu.


Apa Itu Labubu?


Labubu adalah mainan asal Tiongkok, karya seniman Kasing Lung yang sempat viral di Thailand. Mainan ini dipopulerkan oleh artis dan influencer bahkan anggota kerajaan pun turut mengoleksi karakter The Monster ini. (IDN TIMES, 6-9-2024)

 

Kini tren labubu kembali populer setelah personil Blackpink yang bernama Lisa mengunggah postingan dengan mengenakan labubu sebagai aksesoris tas. (beautyhaul.com)



Boneka labubu selain memiliki katakter yang menarik seperti: telinga panjang, gigi runcing, dan senyum jahilnya, ternyata konsep penjualannya pun dikemas dalam blind box. Hal ini menambah daya tarik dari boneka labubu, konsep ini membuat bonekanya menjadi rahasia dan limited edition.

 

Dampak Buruk terhadap Generasi


Tren labubu berpengaruh buruk terhadap generasi, membuat generasi menjadi FOMO alias Fear Of Missing Out. Di mana penderita FOMO ini memiliki kecemasan dan ketakutan akan ketinggalan informasi, pengalaman atau tren-tren yang sedang viral, salah satunya tren labubu ini.


Lihatlah bagaimana generasi muda rela mengantre di bawah terik sinar matahari, berdesak-desakan dan mengocek bujet yang tidak sedikit, semua rela dilakukan demi memiliki boneka labubu.

 

Terjebak Gaya Hidup Hedonis

 

Di tengah melemahnya ekonomi dan sulitnya lapangan pekerjaan, minat generasi muda dalam memburu labubu pun cukup tinggi. Padahal Pop Mart membanderol produk ini dengan harga yang fantastis. Bahkan demi memiliki boneka labubu, banyak di antaranya rela menghalalkan segala cara termasuk menjual kehormatan diri.

 

Generasi yang seharusnya memprioritaskan masa depan dan berkontribusi dalam masalah keumatan justru sibuk meraih materi dan kepuasan duniawi. Inilah bukti generasi saat ini sebagai korban sistem sekularisme kapitalis.

 

Sikap hedonisme yang telah mengakar di berbagai kalangan membuat masyarakat terjajah oleh tren demi mendapatkan pujian dan haus akan validasi publik.

Generasi Islam Pionir Peradaban


Ada tugas mulia yang harus kita pilih, yakni mengembalikan generasi muslim pada karakternya yang tangguh. Membangun kesadaran para pemuda, agar berkontribusi dalam membangun peradaban Islam.

 

Budaya konsumtif dan hedonis bukanlah budaya Islam, sebagaimana Allah Swt. berfirman:

 

وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

 

"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan." (QS. Al Isra' [17]: 26-27)



Di sisi yang lain, konsep penjualan berupa blind box menyalahi syariat. Ada unsur ketidakjelasan dan ketidakpastian barang yang didapat. Hal ini pun bertentangan dengan syariat Islam.

 

Sebagaimana hadis Rasulullah saw. dari Abu Hurairah berkata: "Rasulullah saw. melarang jual beli al-hashah dan jual beli al-garar." (HR. Muslim)



Fenomena generasi saat ini mejadi tantangan tersendiri bagi para agen perubahan. Mereka harus mengoptimalkan segala kesungguhan dalam mengajak dan membina generasi muda. Yakin semua akan bisa dilalui dengan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam kafah.

 

Terus berdakwah menuju tegaknya institusi Islam yang akan melindungi generasi dari budaya kufur termasuk hedonisme. Wallahualam bissawab. [EA/MKC]


Hanif Mursalat Anapi