Zionis Menggila: Ketika Penguasa Muslim Hanya Diam, Umat Harus Bagaimana?
Opini
Umat Islam harus sadar bahwa penerapan sistem Islam secara kafah adalah satu-satunya solusi
untuk menyelesaikan penjajahan ini
___________________________
Penulis Vina
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Mahasiswa Profesi Gizi UGM
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Oktober 2024, tepat satu tahun sejak Zionis Yahudi melancarkan aksi genosidanya terhadap Palestina.
Aksi tersebut telah menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 99.000 ribu orang. Angka tersebut belum termasuk puluhan ribu jenazah yang terkubur di bawah puing-puing bangunan yang hancur karena serangan Zionis. (tempo.co, 21-10-24)
Hingga kini, tidak ada tanda-tanda bahwa Zionis akan menyudahi aksi tersebut. Justru mereka tampak makin menggila dan membabi buta.
Kabar terakhir, Zionis juga telah melancarkan serangan udara ke pemukiman padat penduduk di daerah Gaza Utara, tepatnya di Beit Lahia. Akibatnya, 73 orang syahid dan banyak warga sipil yang terluka termasuk wanita dan anak-anak.(sindonews.com, 20-10-2024)
Sumber lain mengatakan serangan tersebut juga menewaskan 87 orang, sementara 40 orang lainnya dikabarkan terluka. Selama dua pekan terakhir, Israel juga telah melakukan operasi besar-besaran di kamp pengungsian Kota Jabalia dan Gaza Utara. (tempo.co, 21-10-24)
PBB melalui utusan perdamaiannya untuk Timur Tengah telah mengutuk serangan Israel tersebut, sebab operasi bersenjata Israel yang dilakukan selama berminggu-minggu telah mengakibatkan banyak korban jiwa dari warga sipil dan hampir tidak ada bantuan kemanusiaan sama sekali.
Hal ini diungkapkan oleh Koordinator Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland. (tempo.co, 21-10-24)
Mirisnya, pemimpin negara Arab yang secara wilayah lebih dekat, mereka justru hanya diam, tidak berkomentar atas pembantaian tersebut. Demikian pula dengan para pemimpin negara-negara di dunia, mereka hanya mengecam tanpa ada tindakan atau aksi nyata dalam menghentikan kebrutalan Zionis. (sindonews.com, 20-10-2024)
Nasionalisme Sekat Tak Kasat Mata
Seharusnya yang dilakukan oleh badan perdamaian dunia maupun negara bukan hanya bersifat kecaman dan peringatan tapi berupa aksi nyata membantu rakyat Palestina.
Namun, adanya ide nasionalisme telah menjadikan batas-batas wilayah, negara, dan bangsa menjadi penghalang bagi para pemimpin setiap negeri muslim untuk menggerakkan dan mengirimkan pasukan militer mereka untuk membebaskan negeri Palestina. Akibat ide nasionalisme ini, kaum muslim terpecah belah ke dalam sekat-sekat wilayah tak kasat mata yang memisahkan kita dengan saudara seakidah kita.
Sungguh, nasionalisme bukan ajaran Islam bahkan Rasulullah saw. telah melarang kaumnya untuk menyeru kepada paham ini. Sabda Rasulullah saw., “Bukan dari golongan kami orang-orang yang menyeru kepada ashabiyah (nasionalisme/sukuisme), orang yang berperang karena ashabiyah, dan orang-orang yang mati karena ashabiyah.” (HR. Abu Dawud)
Paham nasionalisme juga telah melahirkan perasaan tidak peduli terhadap kewajiban untuk membantu Palestina karena menganggap bahwa negeri sendiri juga masih banyak urusan yang harus diselesaikan. Kaum muslim masih disibukkan dengan urusan negerinya masing-masing hingga tak sadar bahwa 42.000 nyawa saudaranya di Palestina telah dihabisi.
Bahkan mungkin akan benar-benar tak tersisa jika seluruh dunia hanya mencukupkan diri dengan mengecam tanpa memberi bantuan yang nyata. Padahal sejatinya kaum muslim itu bersaudara, ibarat satu tubuh.
Masalah Palestina Bukan Hanya Soal Kemanusiaan
Permasalahan Palestina bukan hanya soal kemanusiaan, melainkan lebih jauh lagi hal tersebut menyangkut akidah umat. Sepertiga Al-Qur'an yang turun di Makkah, yaitu di masa pembentukan akidah kaum muslim berkaitan dengan Baitul Maqdis. Kelak di bumi Syam-lah seluruh manusia akan dikumpulkan saat hari kiamat. Rasulullah pun memberikan gambaran ketika di akhir zaman dunia diselimuti oleh fitnah.
Maka penduduk Syam yang akan menjadi penyelamatnya. Dari merekalah kita paham tentang potret keimanan yang sesungguhnya. Tentunya, kita juga tidak lupa bahwa selama 14,5 tahun kaum muslim telah berkiblat ke Baitul Maqdis.
Di sanalah Rasulullah memijakkan kakinya sebelum naik ke Sidratul Muntaha ketika melakukan perjalanan Isra Mirajnya. Jadi Baitul Maqdis bagi Rasulullah saw. sangat istimewa sehingga sudah selayaknya umat tidak memandang remeh terhadap masalah yang ada di bumi Palestina.
Di Balik Topeng Penguasa
Seperti yang kita ketahui bahwa Israel tidak berdiri sendiri, melainkan ada dukungan kuat dari Amerika Serikat yang selama ini menjadi tameng mereka. AS mengakui bahwa entitas Zionis merupakan pusat untuk mempertahankan hegemoni AS atas tanah-tanah kaum muslim.
Tak bisa dimungkiri bahwa kekuasaan para pemimpin kaum muslim di negeri Arab sekarang juga merupakan hasil dari campur tangan Barat. Mereka bukan dipilih karena pilihan rakyatnya. Tak heran jika mereka bungkam terhadap isu Palestina dan hanya akan bertindak sesuai kepentingan pihak penjajah.
Kilauan duniawi berupa kekuasaan dan harta telah membutakan mata, menulikan telinga, dan membuat para penguasa tersebut mati rasa terhadap penderitaan rakyat Palestina. Hal tersebut tampak sesuai dengan sabda Rasulullah yang menyebutkan soal penyakit yang diderita umat Islam, yaitu al-wahn (cinta dunia dan takut mati).
Pada saat itu jumlah kaum muslimin sangat banyak namun tak berdaya. Seperti buih di lautan sehingga musuh-musuh Islam telah menyerang mereka dari berbagai penjuru, layaknya makanan yang jadi santapan di dalam piring.
Secercah Harapan
Pembumihangusan Palestina maupun serangkaian agenda yang menjadikan kaum muslim tak berdaya di seluruh dunia terjadi akibat tidak ada kekuasaan yang benar-benar melindungi umat. Sistem dunia yang diterapkan sekarang, bukan berasal dari Islam tapi merupakan sistem demokrasi yang lahir dari produk penjajah. Jadi tentunya dari sisi mana pun sistem ini hanya akan menguntungkan musuh dan memojokkan kaum muslim.
Dalam sistem demokrasi, masalah Palestina hanya akan menawarkan solusi dua negara. Padahal itu sama sekali bukan solusi, melainkan upaya untuk melanggengkan penjajahan atas kaum muslim.
Oleh karena itu, umat Islam harus sadar bahwa penerapan sistem Islam secara kafah adalah satu-satunya solusi untuk menyelesaikan penjajahan ini. Daulah Islam adalah institusi negara yang akan mengatur seluruh urusan kaum muslim. Sistem ini bersumber dari aturan Allah Swt..
Daulah Islam juga akan menyatukan seluruh wilayah, rakyat, bahkan militer seluruh negeri-negeri muslim, dan akan menjadi pelindung bagi kaum muslim di seluruh dunia.
Dengan adanya Daulah Islam, jihad bisa dilakukan untuk mengalahkan musuh-musuh Islam, batas-batas wilayah kaum muslim pun akan terjaga dari para penjajah sehingga hukum Islam bisa diterapkan secara kafah di muka bumi ini.
Oleh karena itu, aktivitas untuk menyeru manusia kepada penegakan Daulah Islam merupakan bagian dari perjuangan untuk membebaskan bumi Palestina dari cengkeraman Zionis dan sekutunya. Wallahualam bissawab. [MGN/MKC]