Zionis Merajalela, Dunia Tak Berdaya?
Surat Pembaca
Banyak dari mereka melakukan aktivitas perdamaian dengan Zionis
Namun, usaha tersebut tak kunjung menyelesaikan permasalahan dan membebaskan tanah Palestina
____________________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Diberitakan sedikitnya 88 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Gaza pada Jumat 25 Oktober, 14 di antaranya anak-anak dalam serangan atas bangunan tempat tinggal di Khan Younis.
Serangan militer Israel ke Khan Younis menghancurkan kawasan pemukiman serta rumah sakit yang membuat banyak perempuan dan anak menjadi korban. Para pekerja kesehatan ditahan. Tempat penampungan kosong karena dibakar.
Berdasarkan informasi yang dimuat oleh Republika.co.id, invasi darat dan serangan bom oleh tentara Israel terus berlanjut di seluruh Gaza Utara. Saat pasukan Israel memaksa warga Palestina yang telah kehilangan properti, mereka terus berpindah-pindah. Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Israel terus menyerang dan menghancurkan Gaza sejak serangan lintas perbatasan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas tahun lalu. Hampir 43.000 orang telah tewas sejak pecah perang. Sebagian besar korban itu adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, aksi genosida rezim Zionis itu juga menyebabkan lebih dari 100.000 lainnya terluka, kata otoritas kesehatan setempat.
Serangan Masif Zionis
Entitas Yahudi yang saat ini berusaha untuk mengambil alih kedudukan Palestina adalah buatan kaum Barat yang dimulai ketika Inggris menjadi negara adidaya hingga diteruskan oleh Amerika. Dukungan dari Inggris dan Amerika inilah yang membuat kaum Yahudi mudah untuk bermukim di wilayah Palestina. Hingga difasilitasi senjata dan menjadi agresif untuk mengusir para penduduk Palestina dan digantikan oleh keberadaannya.
Entitas Yahudi digunakan sebagai instrumen dalam menyulut konflik di tengah kaum muslimin. Palestina adalah jantung dunia yang menghubungkan negeri-negeri kaum muslimin. Karena itu, Barat ingin mengambil alih Palestina sebab mereka tidak ingin umat muslim bersatu kembali.
Jika umat muslim bersatu, peradaban mereka diambang kehancuran. Sistem yang mereka bawa akan berada di ujung tanduk dan tergeser dengan sistem Islam yang membawa kedamaian dalam peradaban dunia. Serangan masif merajalela dan tidak manusiawi dari Zionis semakin menggila karena diamnya para penguasa kaum muslim untuk mengambil tindakan kontra kepada para entitas Yahudi.
Bahkan banyak dari mereka melakukan aktivitas perdamaian dengan Zionis. Namun, usaha tersebut tak kunjung menyelesaikan permasalahan dan membebaskan tanah Palestina serta jatuh kembali ke tangan kaum muslimin. Kendati demikian, tidak cukup mengandalkan dukungan dari persenjataan yang dilakukan oleh Lebanon juga Iran dengan kualitas persenjataan dan militer yang lebih besar ketimbang Zionis.
Sebab, kepentingan yang mereka bawa bukan berlandaskan kepentingan Islam dan umat. Tapi masih tetap bekerja berdasarkan kepentingan negara-negara kafir penjajah khususnya Amerika. Dapat dipastikan senjata tersebut tidak bisa diluncurkan. Hal ini berlaku kepada negara-negara muslim lainnya.
Palestina Butuh Pasukan Kaum Muslim
Saat ini, negeri-negeri muslim terpecah belah menjadi banyak negara dengan sekat-sekat nasionalisme. Hal ini terjadi sejak runtuhnya Daulah Islam tahun 1924 M. Runtuhnya peradaban Islam, menjadikan persaudaraan Islam tidak terwujud dan negeri muslim mencukupkan hanya dengan retorika juga tidak mengerahkan kemampuan yang besar dalam melawan penjajahan atas dasar kepentingan kaum muslimin.
Muslim Palestina tidak hanya sekadar membutuhkan usaha parsial seperti donasi atau boikot. Namun, membutuhkan para pasukan muslim dari negeri muslim untuk melawan penjajahan yang dilakukan oleh Zionis Yahudi. Kehadiran pasukan tersebut hanya terwujud oleh negara yang menerapkan aturan Islam secara menyeluruh.
Negara akan sadar bahwa perannya yaitu sebagai pelindung atau junnah bagi umat sehingga ketika ada kaum muslim yang tertindas, negara akan mengerahkan segala kemampuannya untuk membela. Selain itu, negara yang berlandaskan sistem Islam, tidak akan melayani kepentingan negara-negara kafir penjajah terutama yang memusuhi kaum muslimin.
Penerapan syariat Islam ini membutuhkan tekad ikhtiar dan doa dari seluruh kaum muslimin. Dimulai dari membangun kesadaran terhadap hal ini. Semakin banyak yang sadar, akan semakin banyak yang berjuang dan mendukung tegaknya syariat Islam. Menjadi jalan untuk menghilangkan segala bentuk tindas juga penjajahan kepada kaum muslimin. Termasuk muslim Palestina yang tengah berjuang memperjuangkan tanah Palestina dan kesucian Baitul Maqdis. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]
Manta