Alt Title

Zionis Yahudi Menggila, Umat Satu Tubuh ke Mana?

Zionis Yahudi Menggila, Umat Satu Tubuh ke Mana?

 


Diamnya negara-negara Arab membuktikan penguasa negeri-negeri muslim telah tunduk dan patuh

kepada negara adidaya yang telah bekerja sama dengan Zionis Yahudi


________________________


Penulis Ummu Ahsan

Kontributor Media Kuntum Cahaya


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Mencermati situasi terkini di Gaza dan pasca gugurnya kepala biro politik Hamas Yahya Sinwar, tentara Israel melakukan serangan udara dan darat besar-besaran di permukiman Beit Lahia, Gaza Utara pada tanggal 20 Oktober. 87 warga Palestina dibantai di antaranya ada wanita dan anak-anak. 


Negara-negara Arab tidak berkomentar atas serangan-serangan brutal tersebut dan PBB sebatas mengutuk. Milter Israel mengatakan, pihaknya meningkatkan serangan di Gaza Utara untuk mencegah pasukan Hamas berkumpul kembali. 


Kebrutalan Zionis Yahudi di Gaza Utara memaksa ribuan penduduk untuk mengungsi tanpa arah tujuan. Tanpa adanya jaminan kehidupan. Dikutip dari (tempo.co, 21-9-2024) 


Adanya Pengkhianatan


Masalah Palestina semakin berlarut-larut. Hal ini dilihat dari solusi tambal sulam yang dilakukan dari kedua belah pihak antara kelompok Hamas dan pihak Zionis Yahudi.


Adanya pertukaran tahanan sampai gencatan senjata tidak mampu membawa pada satu kesepakatan untuk mengakhiri genosida. Mengapa demikian?


Akar masalah Palestina adalah perampasan hak milik berupa wilayah yang telah ditempati oleh rakyat Palestina. Zionis melupakan jasa yang telah diberikan oleh para pendahulu penduduk Palestina.


Di mana mereka tidak memiliki tempat tinggal dikarenakan sifat aslinya sebagai kaum pendusta dan khianat. Namun dengan kemurahan hati serta iman dan takwa rakyat Palestina, mereka bersedia menampung dan memberikan tempat tinggal yang layak bagi Zionis. 


Namun sayang seribu kali sayang, ibarat kacang lupa kulitnya Zionis yang hanyalah tamu, telah diberikan tumpangan ingin menguasai wilayah Palestina dengan segala cara. Bahkan dengan pengkhianatan terhadap rakyat Palestina, berupa menjadi musuh dalam selimut.


Zionis bekerja sama dengan beberapa negara melakukan provokasi dengan jalan perjanjiannya. Kesepakatan yang lebih memihak kepada Zionis inilah yang membuat penduduk Palestina terkhusus kelompok muslim di sana tidak menerima dan memutuskan perjanjian. 


Alhasil, Zionis tidak menerima dan mendramatisir situasi dan kondisi politik yang ada. Akhirnya kelompok muslim dicap sebagai kelompok pembangkang sampai pada tuduhan  terorisme karena membela kependudukan dan batas wilayah. 


Tidak sampai di situ, melihat fakta yang ada dari peperangan yang tak seimbang antara Zionis Yahudi dengan Hamas, korban terus berjatuhan. Karena target dari peperangan tersebut tidak hanya akan menghilangkan jejak kelompok Hamas, melainkan menghilangkan jejak kependudukan di tanah yang dimuliakan oleh Allah Swt., yakni Palestina. 


Diamnya negara-negara Arab membuktikan penguasa negeri-negeri muslim telah tunduk dan patuh kepada negara adidaya yang telah bekerja sama dengan Zionis Yahudi.


Bahkan kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar di kota Rafah, kota yang begitu dekat dengan Mesir. Konon Mesir adalah salah satu negara yang memiliki pasukan militer terkuat di Arab.


Harapan Palsu di Balik Nasionalisme


Nasionalisme adalah sebuah paham yang lahir dari pemisahan agama dari kehidupan (sistem hidup sekularisme). Nasionalisme sering digunakan dalam politik negara-negara Barat agar tidak saling mencampuri urusan satu sama lain.


Secara tak kasat mata memang memiliki fungsi yang baik yakni tidak saling mengganggu dan merecoki hubungi luar negeri ataupun dalam negeri. Pada intinya nasionalisme memberikan batas sikap, batas atas solusi serta batas bantuan.


Negara yang menjadikan nasionalisme sebagai bagian pilar pemerintahannya terkhusus pada sistem perpolitikannya, maka negara tersebut harus bisa mandiri dalam mengatasi problem internalnya.


Dari penjabaran nasionalisme ini telah membuktikan bahwa nasionalisme tidak bisa dijadikan harapan perubahan untuk menyolusi masalah Palestina bahkan untuk masalah negara lain. Rasa cinta yang berlebih pada suku, tanah air, keluarga dan kelompok telah mengantarkan pada pola pikir yang keliru. 


Bahwa ada solusi yang lahir dari paham nasionalisme. Membela tanah air, membela wilayah telah dicap sebagai satu satunya solusi yang harus diupayakan sampai titik darah penghabisan.


Ikatan seperti inilah yang mengikat dunia saat ini sehingga aktivitas penjajahan, genosida dan perampasan SDA di negeri-negeri muslim sampai detik ini masih terus terjadi.


Umat yang Satu


Sejatinya umat muslim bisa bersatu mematahkan ikatan nasionalisme dengan kesadaran politik Islam. Menuntut pemimpin negeri muslim agar mengirimkan pasukannya untuk membebaskan Palestina.


Umat harus dibangun kesadarannya membela Palestina, karena membela Palestina adalah amal yang sangat luar biasa besar pahalanya. Ada banyak pujian dan keistimewaan dalam membela Palestina.


Di antaranya dalam surah Al-Maidah ayat 21 Allah Swt. berfirman, "Wahai umatku, masuklah ke tanah suci yang telah ditetapkan Allah kepadamu dan janganlah kamu mundur (dari berperang di jalan Allah) karena nanti kamu akan dikembalikan sebagai orang-orang yang merugi.”


Dari dalil ini telah disebutkan bahwa tanah Palestina adalah tanah yang Allah muliakan, terdapat banyak keberkahan hidup di dalamnya. Allah menyeru kepada seluruh kaum muslim tanpa terkecuali untuk membela Palestina.


Karena Islam adalah umat yang satu, sebagaimana dalam hadis Rasulullah saw. bersabda, "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR. Bukhari dan Muslim)


Perisai Hakiki


Umat membutuhkan payung yang akan menjadi pelindung dari kezaliman manusia yang zalim. Payung itu tidak lain adalah Daulah Islam. Umat harus kembali pada kesadaran penuh akan kewajiban menegakkan Daulah Islam.


Daulah Islam akan menghapus sekat nasionalisme dari pemikiran umat. Daulah Islam adalah sebuah institusi yang dipimpin oleh seorang khalifah yang akan menerapkan sistem Islam.


Islam hanya akan meninggikan rasa cinta kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya. Maka dibutuhkan sebuah kelompok dakwah yang akan menyadarkan umat pada posisinya sebagai umat terbaik dan wajibnya menegakkan Daulah Islam.


Rasulullah saw. telah memberikan teladan terbaik bagaimana menegakkan negara Islam kafah. Umat wajib meneladaninya. Wallahualam bissawab. [SM/MKC]