Alt Title

Sistem Pemerintahan Islam Tidak Hanya Dikagumi, tetapi Wajib Diteladani

Sistem Pemerintahan Islam Tidak Hanya Dikagumi, tetapi Wajib Diteladani

 



Kekuasaannya tegak di atas fondasi

kekuasaan Islam yang di letakkan Nabi saw.

_________________________


Penulis Ummi Qyu

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Komunitas Rindu Surga


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Presiden terpilih Prabowo Subianto  dalam pidatonya pada acara Pembukaan Tanwir dan resepsi  Milad ke 112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4-12-2024), menyampaikan kekagumannya pada Khilafah Utsmaniyah (Kekuasaan Ottoman) yang berpusat di Turki. 


Menurut pendapatnya, Imperium Ottoman adalah suatu sistem pemerintahan yang adil dan bersih sehingga dapat memakmurkan rakyatnya. (Media Kaffah edisi 373, 13-12-2024) 


Tidak sebatas itu, Presiden Prabowo mengulang perkataan terkenal dari Osman Ghazi, pendiri Imperium Ottoman "Tidak ada negara tanpa tentara yang kuat. Tidak ada tentara yang kuat tanpa uang. Tidak ada uang tanpa kemakmuran. Tidak ada kemakmuran tanpa rakyat yang bahagia dan sejahtera. Tidak ada rakyat yang bahagia dan sejahtera tanpa pemerintahan yang adil dan bersih. Artinya, tidak ada negara tanpa keadilan." 


Khilafah dalam Sejarah Dunia Islam


Sejak 1299, Khilafah Utsmaniyah muncul dan berjaya hampir selama 700 tahun dan itu adalah bagian dari sejarah panjang Kekhalifahan Islam di dunia hampir selama 14 abad. Salah satu prestasi besar kekuasaan Khilafah Utsmaniyah ialah pembebasan Konstantinopel (Istanbul) dari Imperium Romawi Timur pada 20 Jumadil Ula 857 H atau bertepatan 29 Mei 1453 H yang dilakukan oleh putra dari Sultan Murad II, yaitu Sultan Muhammad Al-Fatih. Kekuasaan Khilafah itu tidaklah serta merta berdiri di ruang hampa, tetapi kekuasaannya tegak di atas fondasi kekuasaan Islam yang di letakkan Nabi saw..


Pada masa Islam menguasai, Nabi saw. adalah seorang kepala negara pertama yang menjalankan sistem pemerintahan Islam. Selain tugasnya menyampaikan wahyu Allah Swt., beliau juga bertugas menata kehidupan umat dengan hukum-hukum yang sudah di tetapkan Allah Swt..


Abu Bakar r.a. dan Umar bin al-Khattab r.a. di angkat Rasulullah menjadi mu'awin atau pembantu beliau dalam bidang pemerintahan. Sebagian dari sahabat juga ada yang di angkat  untuk menjadi hakim, gubernur, petugas zakat, petugas kharaj, kepala kepolisian, juga mengirimkan para duta besar, serta membentuk pasukan dan mengangkat para pemimpin peperangan atau mengirimkan ekspedisi jihad fi sabilillah. 


Rasulullah saw. pernah berwasiat kepada kaum muslim, sabda beliau: 


"Dulu Bani Israil dipimpin oleh para nabi, setiap kali seorang nabi meninggal, ia akan digantikan oleh nabi lain. Akan tetapi, sungguh tidak ada nabi lagi sesudahku. Sepeninggalku akan ada para khalifah dan jumlahnya banyak." (HR. Al-Bukhari)


Maka sejak Rasulullah saw. wafat, Khulafaur Rasyidinlah yang melanjutkan kepemimpinan kaum muslim, yang kemudian disebut sebagai khalifah (pengganti) atau imam atau amirul mukminin. 


Siapa pun yang ikhlas dan mencermati dengan seksama serta utuh dalam belajar tentang sejarah Islam, pasti akan mengakui bahwa Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam. Pembahasan urgensi dan kewajiban mendirikan Khilafah ini sudah banyak dibahas oleh para ulama salaf dan suatu kewajiban untuk menegakkan Khilafah. Sebagaimana dijelaskan oleh para ulama dan juga tercantum dalam Al-Qur'an, As-Sunah dan ijma sahabat. 


Syaikh Abdullah bin Umar bin Sulaiman ad-Dumaji menjelaskan dalam kitabnya bahwa seruan ini ditujukan kepada Rasulullah saw. dan umatnya untuk segera menerapkan hukum-hukum Allah Swt. bukan hanya untuk meraih kekuasaan dan menegakkan pemerintahan semata, melainkan menegakkan imamah (Khilafah). Karena tidak mungkin menerapkan hukum-hukum Allah dengan sempurna kecuali dengan metode. (Imamah/Khilafah). (Imamah al-'Uzhma 'inda Ah-lus Sunnah, hlm. 48).


Khilafah, Pemerintahan Terbaik Sepanjang Masa


Memang benar, keberadaan Khilafah Islamiah yang juga termasuk di dalamnya Khilafah Utsmaniyah untuk dikagumi dan diteladani. Bagaimana tidak, selama kehidupan ini, baru sistem pemerintahan Islamlah yang berkuasa dan mampu bertahan selama hampir 14 abad lamanya. Adil, bersih, serta mampu melebur dengan umat manusia dalam satu wadah kasatuan. Bahkan sistem demokrasi pun tidak mampu menandinginya. 


Adapun faktor penyebab pemerintahan Khilafah kuat dan berhasil di antaranya:


Pertama, ketakwaan dari individunya, terutama bagi para penguasanya. Islam mampu membentuk pribadi yang beriman dan bertakwa sehingga menjadikan sosok yang takut kepada Allah Swt. dan menjaga diri dari hal-hal yang haram, semisal menyelewengkan kekuasaan, korupsi, suap, dan gratifikasi.


Kedua, sistem pemerintahan Islam konsisten hanya menerapkan hukum-hukum Islam  sebagai konsekuensi iman dan takwa, keterikatan, dan menjalankan syariat Allah Swt.. Dalam sistem pemerintahan Islam, misalnya dalam menangani kasus korupsi, negara akan mendirikan dewan inspeksi yang mengawasi dan melaporkan sumber kekayaan para pejabat, juga akan menjatuhkan hukuman berat kepada pejabat negara  bagi yang memiliki kekayaan ilegal. Bahkan para pejabat akan dilengserkan dari jabatannya. 


Ketiga, adanya aktivitas amar makruf nahi mungkar sebagai salah satu kontrol sosial yang bernilai tinggi. Seorang muslim tidak akan mendiamkan penguasa jika ada kemungkaran. Bahkan untuk menasihati penguasa merupakan amal yang agung. 


Oleh karena itu, seharusnya seorang muslim tidaklah cukup hanya dengan mengagumi agamanya sendiri. Namun, akan jauh lebih baik jika ia menjadikan dirinya tunduk dan patuh pada aturan agamanya. Yakni dengan menjalankan setiap perintah Allah Swt. dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam sistem pemerintahan.


Dengan diberlakukannya aturan Islam secara menyeluruh (kafah), maka umat merasakan keberkahan yang sangat luar biasa. Tetapi, begitu mereka melepaskan dari aturan Allah Swt. maka musibah yang tak terkira pun datang silih berganti.


Begitu pun dengan keruntuhan Khilafah Utsmaniyah pada tahun 1924, itu semua akibat dari semakin jauhnya umat terutama para penguasa dari syariat Islam. Bahkan sampai saat ini pun umat terus menerus menderita karena sistem yang tidak berasal dari Allah, sistem yang jauh dari aturan Islam sehingga sulit untuk menerapkan ajaran Islam secara kafah di seluruh aspek kehidupan. Wallahualam bissawab. [SM/MKC]