Sistem Sekuler Makin Nampak, Tawuran Pelajar Makin Marak
Surat Pembaca
Tawuran pelajar dapat dihindari dengan cara
membuang anggapan bahwa tawuran adalah hal yang wajar
___________________
KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Buntut bentrokan atau tawuran antarpelajar di Jalan Raya Ir Soekarno depan Kampus ITB Jatinangor, Kabupaten Sumedang (11-12-2024) malam sebanyak 16 orang pelajar diamankan.
Karena diduga terlibat dalam kasus tawuran, polisi berhasil menyita senjata tajam berjenis celurit. Dari ke 16 orang yang terlibat tawuran telah di amankan Polsek Jatinangor tersebut, yakni pelajar dari SMK Bina Putra Indonesia Cileunyi, SMK YPGU Sumedang, SMAN I Tanjungkerta dan SMPN 7 Sumedang.
Kasi Humas Polres dikonfirmasi membenarkan telah mengamankan 16 pelajar yang terlibat tawuran pada hari selasa (11-12-2024) malam sekitar pukul 20:40 menit. (Kejakimpo INEWS.com)
Penyebab dari tawuran antarpelajar sangatlah beragam. Di antaranya masalah sepele dan gengsi yang disebabkan oleh:
• Rational choice (individu, motivasi, pilihan, dan kemauan sendiri)
• Social disorganization, faktor lingkungan.
• Strain, tekanan yang besar dari masyarakat.
• Differential assocation, salah pergaulan.
• Labeling, dicap sebagai pelajar nakal.
• Male phenomenon, faktor jenis kelamin seperti anak laki-laki lebih nakal dibanding perempuan.(Afdarasi.com, 11-11-2023)
Gambaran Pelajar dalam Sistem Sekuler
Inilah salah satu gambaran dari sistem sekuler yang terjadi dan maraknya tawuran yang dilakukan oleh sebagian pelajar saat ini. Yang mana para pelajar seharusnya tekun belajar untuk masa depan agar lebih baik sesuai dengan kemampuan dan pembekalan pendidikannya. Akan tetapi, karena sistem sekuler dan kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan.
Pendidikan yang diarahkan tidak menopang keseluruhan pada pribadi para pelajar dengan sistem pendidikan yang berubah-ubah. Membuat sebagian pelajar melakukan persaingan sosial yang berubah menjadi pencarian jati diri yang salah dengan melakukan tawuran serta dijauhkannya akidah Islam dari jiwa dan diri pelajar saat ini.
Peran keluarga yang kurang harmonis dan pendidikan di lingkungan sekolah yang membentuk pribadi pelajar tidak bisa mengendalikan pencarian jati dirinya. Ditambah kurangnya peran negara untuk memberikan edukatif, pemahaman, pengarahan, fasilitas yang memadai dan merata untuk para pelajar mengembangkan keahlian yang maksimal sehingga tidak tebersit dalam diri para pelajar untuk melakukan tawuran.
Pandangan Islam tentang Tawuran
Pengertian tawuran menurut Islam adalah suatu tindakan perkelahian yang dilakukan dengan keji, saling melukai, bahkan bisa saling membunuh. Hukum tawuran dalam Islam adalah haram. Dilarang untuk umat muslim karena syariat mengajarkan umatnya untuk tidak membahayakan orang lain (laa dharara wa la dhirara) dan melindungi jiwa (hifdh al-nafs).
Allah Swt. berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan yang lain (karena) boleh jadi perempuan yang (diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk, seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim." (TQS. Al- Hujurat (49): 11)
Oleh karena itu, tawuran pelajar dapat dihindari dengan cara membuang anggapan bahwa tawuran adalah hal yang wajar. Intinya orang tua, guru, dan negara mempunyai andil untuk mendidik, membina, mengarahkan pelajar agar memiliki adab dalam pergaulan dengan menghindari perkelahian antarpelajar yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan solusi Islam yaitu dengan cara:
Pertama, memberikan kesempatan pelajar mengembangkan segala minat, bakat, dan potensi dengan didukung kondisi sekitar yang sehat, aman, tenteram.
Kedua, mewujudkan kehidupan keluarga yang harmonis.
Ketiga, tidak menyamaratakan potensi anak kendati saudara kembar sekalipun.
Keempat, sekolah memfasilitasi pendidikan yang baik sehingga mendukung anak mampu mengontrol gejolak jiwanya.
Kelima, sekolah sebagai sarana pendidikan, bimbingan, dan tempat harus menjadi lingkungan yang mampu mengembangkan pelajar dengan baik.
Keenam, membentuk berbagai organisasi atau lembaga yang mampu menampung aktivitas pelajar di sekolah maupun masyarakat.
Tentu saja hanya dengan tegaknya sistem Islam semua solusi yang berasaskan syariat Islam kafah penanganan tawuran pelajar akan cepat teratasi.
Dengan memahamkan akidah Islam sebagai metode pendidikan yang akan diterapkan merata dalam agenda pendidikan pelajar dan umat. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]
Yani Riyani