Surat untuk Ibu
Puisi
Sungguh ibu...
Begitu besar peranmu
_______________________
Penulis Arda Sya'roni
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, PUISI - Duhai ibu...
Apa kabarmu hari ini?
Sehatkah?
Lelahkah?
Ataukah dirimu sedang terluka saat ini?
Ibu...
Kutahu dirimu lelah
Penat bergelayut di seluruh ragamu
Seakan awan kelabu menggelantung di atas kepala
Karena beban pikiran yang terlampau berat
Ibu...
Kutahu memang tak mudah menjalankan peranmu
Tak mudah untuk menjadi salihah bila suami tak saleh
Tak mudah untuk merendahkan suara saat suami meninggikan suara
Tak mudah untuk tetap diam saat caci dilontarkan
Tak mudah untuk tulus berbakti saat diri tak diapresiasi
Namun, itulah letak ladang pahalamu, ibu
Ibu...
Kutahu bahwa dirimu selalu berada pada posisi yang salah
Ibu yang tak becus
Menantu yang tak tulus
Istri yang tak patuh suami
Bukankah kata-kata itu yang sering terucap dari mereka yang tak pernah berada di posisimu?
Ibu ...
Usah kau lara sendiri
Keluhkan laramu hanya pada Allah
Bersujudlah dan biarkan air mata membasahi sajadahmu
Ungkapkan semua pedihmu
Usah kau hiraukan cerita yang mereka gaungkan tentangmu
Tugasmu hanya taat
Dan jadikan asa tertinggi menggapai rida Allah semata
Ibu...
Kumohon tetaplah bertahan
Meski dirimu seakan ingin menyerah
Tetaplah berjuang
Karena Allah tak melihat hasil
Allah hanya menilai prosesmu
Dalam membersamai mereka
Dan dalam menjalankan ketaatan pada syariat Allah
Ibu sadarlah...
Waktumu hanya sekejap saja
Waktu akan terus berjalan
Tak menunggu taubatmu
Tak menunggu salihahmu
Terus melaju
Hingga tiba saat untuk pulang
Lantas, tak malukah dirimu saat pulang pada-Nya tak membawa banyak bekal?
Pantaskah kiranya dirimu menghiba surga bila masih berlumur maksiat?
Layakkah bagimu mendapat jubah dan mahkota kemuliaan bila anak-anakmu tak kau didik dengan tsaqafah Islam yang benar?
Mungkinkah itu ibu? Mungkinkah?
Ibu...
Takkah kau ingat bahwa takkan masuk surga bila Allah tak rida?
Lalu, apakah Allah telah rida padamu bila perintah-Nya masih kau abaikan?
Apakah Allah rida bila kau masih kerap bergumul maksiat?
Apakah kau sudah menutup auratmu dengan sempurna? Ataukah menunggu kain kafan sebagai penutup auratmu?
Apakah salat lima waktu telah dijalankan seutuhnya?
Ataukah menunggu untuk disalatkan?
Tolonglah ibu....tolonglah
Sadarkan dirimu
Bahwa dirimu adalah jantung dalam rumah tanggamu
Dirimu adalah pencetak generasi
Dirimu adalah tiang negara
Sungguh ibu...
Begitu besar peranmu
Tolong jangan abaikan peran itu
Dan biarkan surga sebagai balasannya
Atas tulus baktimu dalam menjalani peran sebagai istri, ibu, umat dan hamba Allah [Dara/MKC]