TKI Ilegal Marak, Bukti Negara Tidak Berpihak pada Rakyat
Opini
Apabila kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi
mereka tidak akan berbondong-bondong keluar negeri menjadi tenaga kerja ilegal
_________________________
Penulis F.H Afiqoh
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Muslimah
KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - Pengangguran adalah masalah yang masih belum terselesaikan di negeri ini. Sudah berbagai cara ditempuh dan diupayakan. Namun, pengangguran dari tahun ke tahun terus bertambah.
Masyarakat kian sulit mendapatkan pekerjaan yang layak di negeri sendiri sehingga banyak dari mereka yang mengambil langkah untuk menjadi TKI sekalipun ilegal. Harapannya agar bisa memenuhi kebutuhan hidup karena di negeri sendiri lapangan kerja sangat sempit.
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) Abdul Kadir mengatakan lebih dari lima juta WNI merupakan pekerja migran ilegal di luar negeri. Jumlah tersebut yang tercatat atau terdaftar, sedangkan yang tidak terdaftar jumlah bisa saja lebih banyak. Hal ini merupakan PR bagi kementerian PPMI.
Menurutnya para pekerja migran Indonesia yang ilegal rentan dieksploitasi dan menjadi korban tindakan pidana perdagangan orang (TPPO). Ia pun mengatakan dorongan untuk berkerja keluar negeri secara ilegal adalah karena mereka tidak memiliki keterampilan dan skill. (kompas.com, 17-11-2024)
Pengangguran terjadi pada berbagai kelompok usia termasuk para Gen Z. Menurut data BPS tahun 2023 ada sekitar 44.000.000 jiwa dari kalangan Gen Z atau 22 persen yang berstatus sebagai pengangguran. Tentu saja hal ini cukup mengkhawatirkan.
Direktur BCA Antonius Widodo Mulyono dalam pernyataannya bahwa persoalan pengangguran adalah menjadi tantangan kita bersama. Hal ini beliau sampaikan secara virtual di acara Bakti Champions, Jumat (15/11). (kompas.com, 16-11-2024)
Gen Z adalah masyarakat usia muda dengan kisaran umur 15-24 tahun. Mereka lahir antara tahun 1997 hingga 2012. BPS menggolongkan Gen Z yang menganggur ini pada kelompok hopeless of job, yaitu kondisi bagi para pengangguran yang merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan. Mereka adalah orang yang memiliki mental lemah dan hidup dengan ketakutan akan masa depannya sendiri serta merasa pesimis untuk meraih kesuksesan.
Mengapa TKI Ilegal Kian Marak?
Terjadinya TKI ilegal erat kaitannya dengan kondisi dalam negeri yang serba sulit dalam memenuhi kebutuhan sehingga membuat masyarakat memilih untuk keluar negeri menjadi tenaga kerja asing karena sulitnya lapangan pekerjaan. Dorongan lainnya adalah penghasilan yang rendah sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari yang kian hari kian mahal.
Mahalnya kebutuhan hidup inilah yang membuat masyarakat berbondong-bondong keluar negeri dengan harapan bisa memenuhi kebutuhan hidup dan memperbaiki hidup. Dorongan lainnya yang tidak kalah menggiurkan adalah peluang bekerja di luar negeri akan mendapat gaji tinggi.
Faktor yang lebih dominan sesungguhnya adalah sulitnya mendapatkan pekerjaan, skill rendah, birokrasi sulit, dan gaji rendah. Pada akhirnya masyarakat nekat mencari pekerjaan ke luar negeri dengan harapan bisa hidup lebih baik walaupun dengan cara ilegal.
Kapitalisme Dalang Terciptanya Pengangguran dan TKI Ilegal
Hidup dalam cengkeraman sistem kapitalis memengaruhi cara pandang masyarakat. Mereka mencari berbagai cara untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Akhirnya menjadi TKI menjadi pilihan walaupun dengan cara ilegal.
Tidak sedikit dari masyarakat yang merasa kesulitan walaupun hanya sekadar untuk bisa makan saja padahal mereka hidup di dalam negeri yang memiliki kekayaan berlimpah. Namun, yang terjadi seperti ayam yang mati di atas lumbung padi.
Demikianlah, akibat dari penerapan sistem ekonomi kapitalisme yang menjadikan negara dan para penguasa abai terhadap nasib rakyatnya. Kesejahteraan hanya dinikmati para penguasa, pengusaha, korporasi, dan para investor.
Di sisi lain, rakyat tetap terpinggirkan dan miskin. Para penguasa lebih mementingkan para investor, sementara rakyat tidak diperhatikan hak-haknya apalagi kebutuhan dan kesejahteraannya terabaikan.
Sejatinya rakyat adalah orang yang seharusnya mendapat jaminan kehidupan layak. Tersedia dengan mudah segala kebutuhan pokok dan terpelihara keamanannya. Rakyatlah yang harus diutamakan dalam perhatian dan tepenuhi kebutuhannya. Apabila kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi mereka tidak akan berbondong-bondong keluar negeri menjadi tenaga kerja ilegal demi sesuap nasi yang begitu sulit mereka dapakan di negeri sendiri.
Dalam sistem kapitalis, individu yang lemah iman menjadi rakus. Rela berbuat kezaliman dan menjadi pelaku kejahatan terhadap sesama manusia. Dalam hal ini termasuk memberangkatkan TKI secara ilegal tanpa melihat dampak yang akan didapatkan. Namun, mereka lebih mementingkan diri sendiri bisa meraih keuntungan materi.
Islam Solusi Nyata Berbagai Persoalan Hidup
Ketika Islam memimpin dunia tidaklah kaum muslim keluar dari negerinya melainkan keluar untuk berjihad. Namun, dalam sistem kapitalis tidaklah kaum muslimin keluar dari negerinya melainkan hanya untuk mencari makan. Begitu mirisnya hidup manusia dalam sistem kapitalis sekuler.
Hanya dengan Islam-lah manusia akan diperhatikan haknya. Pemimpin adalah institusi yang berperan dan memiliki kewenangan dalam memperhatikan hak rakyat. Pemimpin yang ideal bagi manusia saat ini adalah pemimpin Islam atau khalifah. Pemimpin yang akan mengurusi urusan umat dengan tepat hanya ada dalam sistem Islam.
Hanya khalifah yang mampu menegakkan sistem ekonomi Islam. Sebuah sistem yang memiliki aturan kepemilikan secara jelas dan tepat dalam pengelolaannya. Islam telah membagi kepemilikan kepada tiga yaitu, kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara.
Dengan mekanisme ini dipastikan negara akan mampu membuka lapangan pekerjaan yang sangat besar dan beragam. Mulai dari industri ringan, berat, manufaktur, dan pangan. Negara juga akan menyiapkan tenaga ahli dan terampil baik melalui perguruan tinggi maupun vokasi sehingga dapat mencukupi kebutuhan SDM dalam negeri.
Negara Islam akan menyediakan lapangan pekerjaan yang beragam untuk semua laki-laki, termasuk Gen Z karena mereka adalah pihak yang diwajibkan syarak sebagai penanggung jawab nafkah. Dengan demikian, rakyat tidak perlu mencari kerja ke negeri orang apalagi mengambil risiko kematian sebagai TKI ilegal.
Dalam Islam segala sesuatu yang menyangkut kepentingan rakyat akan dibiayai termasuk seluruh pengeluaran ini karena kepemimpinan dalam Islam berfungsi sebagai raa’in (pengurus) dan junnah (penjaga) umat, dijalankan para pemangkunya sebagai amanah yang harus siap dipertanggungjawabkan hingga akhirat kelak.
Negara akan menggunakan sumber dananya dari Baitulmal dengan tiga sumber utama pendapatan negara. Yakni dari sektor kepemilikan individu, seperti sedekah, hibah, dan zakat tidak boleh bercampur dengan harta lainnya. Selanjutnya sektor kepemilikan umum yakni seperti tambang, gas, minyak bumi, hutan dan lainnya. Terakhir sektor kepemilikan negara seperti kharaj, fai, jizyah, dan usyur
Konsep dan solusi Islam begitu detail dalam mengatur dan mengurus urusan rakyat mengurai masalah pengangguran dan mewujudkan kesejahteraan yang hakiki bagi rakyat. Wallahualam bissawab. [EA/MKC]