Cinta Tak Berbalas Nyawa pun Bablas
Opini
Untuk meraih tujuan, apa pun akan dilakukan
Termasuk melampiaskan emosi tanpa kendali
_________________________
Penulis Irmawati
Kontributor Media Kuntum Cahaya
KUNTUMCAHAYA.com, OPINl - Sungguh menyayat hati melihat kondisi generasi yang semakin tak terkendali. Lagi dan lagi pembunuhan kembali terjadi oleh seorang pelajar.
Berawal dari asmara tak terbalas akhirnya melakukan kekerasan. Sungguh disayangkan pelajar yang identik dengan jiwa muda yang penuh dengan potensi namun melakukan hal-hal yang ngeri.
Dilansir dalam kompas.com (17-01-2025), warga Perumahan Made Great Residence, Desa Made, Lamongan, dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat perempuan membusuk di dalam kedai kopi yang sudah lama tutup. Korban adalah seorang pelajar berinisial VPR (16) asal Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi, Lamongan. Sedangkan pelaku adalah teman korban berinisial Al (16) warga Kecamatan Made, Lamongan.
Motif pembunuhan diduga karena cintanya ditolak sehingga pelaku tersulut emosi. Pelaku melilit leher korban menggunakan kerudungnya kemudian membenturkan kepala korban ketembok. Setelah dipastikan meninggal, korban ditinggal di kedai selama lima hari sebelum akhirnya ditemukan.
Akar Masalah
Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh pelajar kini banyak terjadi. Kasus ini sering terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Di antaranya karena lemahnya kontrol emosi, minimnya pendidikan moral, dan pengabaian terhadap kesehatan mental di kalangan remaja.
Lingkungan sosial yang kurang suportif juga berkontribusi memperburuk kondisi ini. Demikian juga media yang hari ini menjadi ‘guru’ generasi yang rendah literasi. Berbagai kondisi yang melingkupi ini adalah buah dari kehidupan yang diatur dengan sistem sekuler kapitalisme.
Sangat jelas sistem kapitalis telah gagal menghasilkan generasi yang berkualitas. Sekularisme adalah sistem yang memisahkan agama dari kehidupan yang berasaskan materi dan manfaat. Masyarakat sekuler dalam melakukan tindakan tidak memandang halal atau haram sehingga untuk meraih tujuan, apa pun akan dilakukan. Termasuk melampiaskan emosi tanpa kendali jika keinginannya tak tersampaikan, hingga menghilangkan nyawa orang.
Apalagi pendidikan moral di sekolah dalam sistem kapitalis sangat minim. Pendidikan dalam sistem kapitalis hanya fokus pada penyampaian materi pelajaran untuk dikuasai siswa agar bisa mendapat hasil ujian yang baik.
Meskipun ada pelajaran agama, hanya bersifat hafalan dan sekadar teori sehingga tidak membekas pada perilaku siswa. Karena penyampaiannya tidak menggugah akal.
Sementara itu, sanksi yang tidak memberikan efek jera jelas akan membuat pelakunya tidak takut untuk mengulangi hal yang serupa. Bukan rahasia umum lagi bahwa hukum dalam kapitalisme tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Hukum masih bisa dibeli dengan uang maupun jabatan. Maka mustahil dapat mewujudkan keadilan.
Solusi Islam
Sangat jelas bahwa maraknya kasus kekerasan hingga pembunuhan pada generasi adalah bersifat sistematis sehingga kita butuh sistem yang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yaitu dengan Islam. Syariat Islam merupakan syariat yang sempurna dan mampu memberikan solusi atas berbagai persoalan manusia di setiap waktu dan tempat.
Dalam Islam, pendidikan memfokuskan pada pembentukan kepribadian Islam. Sistem pendidikan lslam berasaskan akidah lslam yang bersumber dari Al Qur'an dan As-Sunah. Membentuk pelajar yang berpola pikir dan pola sikap islami sehingga para pelajar berakhlak mulia, memiliki pemahaman yang benar terhadap hubungan antarmanusia. Bukan hanya menitikberatkan pada aspek akademis saja.
Islam juga memiliki aturan yang jelas terkait pergaulan laki-laki dan perempuan. Untuk mencegah timbulnya fitnah dan perilaku yang melampaui batas. Sistem sosial Islam akan menjaga pergaulan sesuai dengan tuntunan syarak.
Dengan aturan ini, hubungan remaja laki-laki dan perempuan diarahkan agar tetap dalam batas yang wajar. Mencegah terjadinya hubungan yang merusak moral atau memicu konflik emosional. Dengan dukungan penerapan syariat Islam dalam berbagai bidang lainnya (secara menyeluruh) kasus tragis seperti ini dapat dicegah dari akar permasalahannya.
Selain itu, dalam Islam kasus pembunuhan akan diberikan sanksi kisas. Dengan pelaksanaan kisas, maka akan terpelihara jiwa dari gangguan pembunuh sehingga kasus pembunuhan minim terjadi.
Namun, seandainya keluarga dari pihak terbunuh menggugurkan kisas, maka pelaksanaan hukumannya dibatalkan. Selanjutnya, pihak keluarga memiliki dua pilihan, yakni memaafkan atau meminta diyat. Adapun besar diyat untuk satu orang dewasa adalah sebanyak 100 ekor unta, di mana 40 di antaranya dalam keadaan bunting.
Dalam surah Al-Isra’ ayat 33 , Allah pun telah berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar.”
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah mengharamkan pembunuhan tanpa disertai dengan alasan yang dibenarkan oleh syariat. Seandainya pembunuhan terjadi, maka pelaku pembunuhan dikenai sanksi kisas.
Dengan demikian, hanya dengan penerapan syariat Islam secara kafah kekerasan pada remaja dapat terselesaikan. Di samping itu, pelajar dapat mengoptimalkan potensinya untuk kebaikan dan amal saleh sehingga tak hanya menjadi generasi yang paham ilmu yang dipelajari, tetapi juga menjadi generasi hebat taat syariat dambaan umat. Wallahualam bissawab. [Luth-GSM/MKC]