Reportase Pengajian Taman Jiwa
Reportase
Kematian adalah sebuah kepastian
Namun, surga dan neraka itu adalah pilihan
____________________
Penulis Mariyam Sundari
Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Jurnalis
KUNTUMCAHAYA.com, REPORTASE - Agenda rutin bulanan Pengajian Taman Jiwa kembali digelar pada hari Ahad, 29 Desember 2024, kali ini dengan tema “Bunuh Diri Meningkat, Islam Solusi Tepat (Tadabur QS. An-Nisa: 29)”.
Agenda ini dilaksanakan karena mengingat banyaknya kasus bunuh dalam negeri ini baik dari kalangan atas maupun bawah hanya karena hal sepele. Sebagai pemateri, Ustazah Dewi Rahmawati, S. Pd., beliau juga seorang Praktisi Terapi Langit (garis dua dengan doa).
Acara ini dimulai dengan menonton cuplikan video pendek berdurasi sekitar tiga menit dari beberapa media yang menayangkan kasus bunuh diri oleh anggota polisi di dalam mobil dinas, kemudian seorang wanita bunuh diri karena putus cinta, dan sepasang suami istri yang diduga bunuh diri terjun ke sungai.
Dari tayangan video tersebut Ustazah Dewi menerangkan bahwa kematian adalah sebuah kepastian. Namun, surga dan neraka itu adalah pilihan. Jadi, bunuh diri adalah termasuk pilihan manusia itu sendiri, sebagai pilihan yang dilarang oleh agama. Selain itu, beliau menjelaskan bahwa kasus bunuh diri meningkat karena dampak dari kepemimpinan sekuler yang memisahkan urusan agama dari kehidupan yang memengaruhi beberapa aspek antara lain:
Pertama, aspek sosial yang merujuk aturan sekuler saat ini melahirkan angka perselingkuhan dan perceraian yang tinggi. Suami berhubungan dengan istri tetangga dibolehkan dalam sekuler asal suka sama suka.
Kedua, pendidikan dalam sekuler sulit mendapatkan pendidikan gratis, dan terbilang mahal.
Ketiga, ekonomi dalam sekuler membebani rakyat dengan pajak yang berat. Seperti baru-baru ini akan dinaikkannya PPN 12 persen. Walaupun yang dinaikkan itu hanya barang-barang mewah saja, tapi tetap membuat rakyat menderita.
Begitulah aturan manusia dalam sistem sekuler. Kegiatan masyarakat di mana pun dilaksanakan harus diukur dengan agama, dan hukum itu hanya hak Allah.
Selain itu Ustazah Dewi juga menegaskan dalam memberikan dalil Al-Qur'an bagaimana bunuh diri itu bisa dicegah. Allah Swt., berfirman yang artinya: “Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa: 29)
Dalam pencegahan tersebut butuh peran antara lain:
Peran individu yaitu harus menaikkan taraf pikir yang berkualitas, yang tadinya lemah menjadi tebal keimanan dengan cara menuntut ilmu yang menjadi kewajiban. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan."
Selanjutnya butuh peran masyarakat. Saat ini banyak tetangga yang tak kenal kondisi tetangganya, misal: ada tetangga yang memasukkan perempuan asing bukan mahram, ada anak tetangga yang menangis karena lapar, samping, kanan, kiri banyak yang bersikap masa bodoh dan individualis yang dikedepankan.Paling tidak, harus ada kepedulian terhadap tetangga, yang dijelaskan dalam hadis: “Barangsiapa membantu keperluan saudaranya maka Allah akan membantu keperluannya.” (HR. Bukhari Muslim)
Juga peran negara yang terpenting karena negara punya wewenang untuk mengelola sumber daya alam (SDA). Karena “Fitnah akan terjadi manakala tidak ada imam yang melaksanakan urusan orang ramai” (Imam Ahmad bin Hambal). Problem mulai muncul ketika aturan Islam tidak diterapkan semenjak runtuhnya Khilafah tahun 1924 sampai sekarang, sekitar 14 abad silam.
Sebagai penutup Ustazah Dewi mengimbau kepada jemaah dan masyarakat semua untuk meneladani Rasulullah saw. dan para sahabat sebagai tugas dan amalan mulia yaitu dengan cara berdakwah untuk mengembalikan aturan IsIam yang sudah lama dihilangkan. Karena dakwah itulah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. juga para sahabat yang awalnya dilakukan secara sembunyi-sembunyi sampai ada perintah berdakwah secara terang-terangan.
Sebagai kesimpulan Ustazah Dewi membacakan firman Allah yang artinya: “Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 85)
Maksudnya, kita tidak boleh memilih aturan selain dari aturan Allah. Jadi, standarnya adalah syariat yang dibawa oleh Rasulullah saw. berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah. Wallahualam bissawab. [Dara/MKC]