Alt Title

Beban Rakyat Semakin Berat

Beban Rakyat Semakin Berat

 



Keadaan ini menimbulkan gejolak di tengah masyarakat

Dalam kondisi karut marut di setiap bidang


__________________


KUNTUMCAHAYA.com, SURAT PEMBACA - Allah Swt. berfirman: "Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh di antara kalian, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan akan menukar (keadaan) mereka sesudah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa, mereka tetap menyembah-Ku tanpa menyekutukan sesuatu apa pun dengan Aku, Siapa saja yang tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang fasik." (QS.An-Nur (24) :55) 


Dalam negara yang menganut ideologi kapitalis, pajak adalah pemasukan utama APBN bukan sumber daya alam di negara tersebut meski jumlahnya berlimpah. Contoh nyata adalah Indonesia tidak kurang dari 75% pemasukan APBN dari pajak. Sebaliknya tidak lebih dari 29% pemasukan APBN bersumber dari sumber daya alam.


Dalam setahun bisa menghasilkan ribuan triliun rupiah. Berkali lipat dari kebutuhan APBN kita saat ini, sekitar Rp3000-an triliun. Artinya, tanpa pajak juga utang negara ini bisa dibangun dan dikelola secara optimal. (Al waie, Januari 2025) 


Akan tetapi, kenyataannya rakyat adalah satu-satunya penghasil pemasukan utama APBN yaitu pajak. Di mana pemerintah saat ini sudah semakin membebani rakyat dengan menetapkan kebijakan menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) 12% di tengah ekonomi yang sangat sulit. 


Dengan kenaikan PPN 12% ini sudah pasti menyusahkan rakyat. Dampaknya harga bahan kebutuhan pokok melambung serta daya beli masyarakat melemah. Sepanjang tahun 2024, berbagai sektor industri Indonesia mengalami kebangkrutan. Hal ini memberikan dampak buruk bagi pekerja dan perekonomian nasional mengakibatkan banyak pekerja di pemutusan hubungan kerja (PHK).


Keadaan ini menimbulkan gejolak di tengah masyarakat. Dalam kondisi karut marut di setiap bidang. Keputusan ini dinilai sebagai langkah yang memberatkan rakyat. Belum lagi bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah menghabiskan sebagian pendapatan mereka untuk menutupi kebutuhan pokok. Sedangkan yang berpenghasilan lebih tinggi memiliki kemampuan untuk memberikan segala sesuatu, yang mereka miliki ke sektor lainnya. 


Dalam sistem ekonomi kapitalis, sering ditandai dengan kebijakan yang mengedepankan kebablasan dalam seluruh aspek. Kapitalis merupakan wajah lain dari sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) dalam bidang ekonomi.


Akibat negara menjalankan sistem kapitalis, yang terjadi adalah ketimpangan ekonomi, kerusakan lingkungan, dan ketergantungan pada swasta yaitu aseng dan asing serta kekayaan alam sering memperkaya segelintir elite swasta. Sementara masyarakat umum tidak mendapatkan manfaat kecuali sangat sedikit. 


Dalam sistem ekonomi Islam, anggaran pendapatan negara (APBN) yang tidak berbasis dari pajak. Pajak yang seperti model kapitalis dalam Islam hukumnya haram. Penguasa adalah pelayan atau pengurus rakyat dan tentunya tidak pantas membebani rakyat dengan pajak. 


Rasulullah bersabda: Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dia urus. (HR. Bukhari dan Muslim) 


Islam akan menerapkan syariat Islam secara kafah dan mengatur seluruh aspek kehidupan. Telah terbukti menjadi penguasa teladan dalam menjaga amanah, kejujuran, dan kebersamaan. Rasa takutnya hanya kepada Allah dan siksa- Nya begitu menghujam dalam kalbu, teguh dalam pendirian. Untuk itu, marilah kita bersama-sama memperjuangkan dan mewujudkannya. Wallahualam bissawab.  [Dara/MKC]


Muntaslimah