Alt Title

Darurat! Mental Remaja Terkikis, Abainya Sistem Kapitalis

Darurat! Mental Remaja Terkikis, Abainya Sistem Kapitalis




Sistem sekuler kapitalis yang mendorong individu

bertindak dengan tujuan materi, gaya hidup hedonisme

_________________________


Penulis Lutfiyah 

Kontributor Media Kuntum Cahaya dan Aktivis Dakwah


KUNTUMCAHAYA.com, OPINI - (Tempo.co, 09-02-2025) Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan bahwa jumlah remaja yang menderita gangguan kesehatan mental sangat tinggi, yaitu mencapai 15,5 juta orang atau setara dengan 34,9 persen dari total remaja Indonesia.


Wakil Menteri Kementerian Kependudukan Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka mengatakan bahwa generasi muda saat ini memang menghadapi tantangan yang semakin kompleks, salah satunya adalah isu kesehatan mental di kalangan remaja.


“Hal ini tentu saja menjadi keprihatinan kita bersama, mengingat Indonesia adalah negara besar dan penduduk merupakan modal dasar dari pembangunan itu sendiri,” kata Isyana dalam acara Konsolidasi Nasional Pemimpin Muda Hindu di Pusat Pendidikan dan Latihan Kementerian Agama, kawasan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten, seperti dikutip dari pernyataan resmi kementerian, Jumat, 14 Februari 2025. (Tempo.co, 09-02-2025)


Rusaknya Mental Remaja Akibat Sekularisme Kapitalis


Mengetahui fakta di atas sungguh terdengar miris, remaja yang digadang-gadang menjadi generasi emas kini sedang mengalami gangguan mental. Mereka lebih fokus pada diri sendiri atau bahkan pada upaya kesembuhan mental mereka yang terus mengganggu kesehariannya. Dari fakta di atas, jumlah remaja yang mengalaminya tidak sedikit.


Banyak remaja yang tidak dapat mengontrol emosinya hingga melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kasus bunuh diri di kalangan remaja, pembunuhan antarteman hanya karena hal sepele, kecanduan narkoba, perundungan, atau tawuran antar sekolah. Semua itu bisa saja terjadi karena mereka tidak mampu mengontrol emosinya dengan baik. Jika hal ini terus dibiarkan oleh negara, jangan harap untuk mewujudkan generasi emas 2045.


Sistem yang saat ini diterapkan, yaitu kapitalis-sekuler memberikan dampak buruk bagi kehidupan saat ini. Beberapa faktor seperti kondisi keluarga yang tidak harmonis akibat masalah ekonomi, seorang ayah yang baru saja terkena PHK dan kesulitan mendapatkan pekerjaan karena terbatasnya usia, atau bahkan seorang ibu yang bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga tidak terlalu fokus memperhatikan anak. Keduanya yang terus bekerja tanpa memperhatikan ajaran Islam.


Tidak lupa dengan kondisi sosial yang sekuler, memisahkan agama dari kehidupan. Manusia tidak mau kehidupannya diatur oleh agama bahkan remaja diracuni pemahaman liberal. Sistem sekuler kapitalis yang mendorong individu bertindak dengan tujuan materi, gaya hidup hedonisme, akhirnya memberikan tekanan pada mental remaja karena jauh dari Tuhannya serta menjadikan mereka berpegang pada prinsip hidup liberal atau bebas.


Di samping itu, pendidikan sekuler tidak mampu menciptakan remaja yang berkepribadian Islam sehingga mereka kesulitan dalam menemukan jati diri. Pendidikan saat ini hanya mementingkan keterampilan (skill), mengabaikan ajaran-ajaran Islam. Tanpa pemahaman Islam, pendidikan saat ini melahirkan remaja yang liberal, bermental lemah, dan gagal dalam memahami penyelesaian permasalahan hidup.


Sistem saat ini adalah akar permasalahannya. Sistem pendidikan kapitalis-sekuler sudah seharusnya dihapuskan karena tidak sedikit siswa maupun siswi yang bermasalah dari tahun ke tahun. Meskipun kurikulum sudah berganti beberapa kali, jika tidak dibekali dengan ajaran Islam, maka hasilnya akan tetap sama. Tidak ada perubahan nyata.


Sistem Islam Menjamin Kesehatan Mental Remaja


Berbeda halnya dengan sistem Islam yang akan bertanggung jawab untuk melahirkan generasi emas. Sistem ini akan memberikan bekal dan pemahaman yang islami, serta menjadikan remaja yang berkualitas dan berkepribadian Islam dengan menerapkan aturan syariat. Islam akan memberikan pembinaan pada anak, tidak hanya berfokus pada keterampilan saja, tetapi juga mengajarkan cara melampiaskan emosi dengan baik menurut Islam, serta memberikan pandangan yang benar tentang permasalahan lainnya sesuai dengan pengaturan syariat Islam.


Dalam Islam, negara diharuskan membangun pendidikan yang berasas akidah Islam karena tujuan utamanya adalah terciptanya kepribadian Islam pada anak. Ini termasuk membentuk kepribadian yang bermental pemimpin. Dalam aspek ekonomi, negara akan memberikan pendidikan yang tidak membebani orang tua sehingga orang tua tidak perlu khawatir dengan masalah biaya.


Negara akan selalu menjamin kebutuhan masyarakat dan selalu adil dalam menjalankan amanahnya. Jika perundungan terjadi, maka akan memberikan sanksi kepada pelaku perundungan, dan memberikan perlindungan bagi korban perundungan sesuai dengan aturan syariat.


Negara juga mewajibkan masyarakat untuk mendukung proses pembentukan generasi, salah satunya dengan melakukan amar makruf nahi mungkar, serta menciptakan lingkungan yang positif dan jauh dari perbuatan atau pemikiran liberal. Pemikiran yang tidak dilandasi Islam akan merusak pola pikir dan sikap anak yang semakin jauh dari ajaran Islam.


Negara Islam juga akan menjaga keamanan lingkungan yang sehat bagi mental anak. Negara akan menetapkan kebijakan agar anak dijauhkan dari pemikiran yang bertentangan dengan Islam, serta akan menyelesaikan masalah dengan merujuk pada Al-Qur'an dan Sunah. Hanya dengan menerapkan Islam secara kafah, remaja akan selamat dari kerusakan mental. InSyaaAllah. Wallahualam bissawab. [GSM/MKC]